Perbedaan UKM dan UMKM, Definisi Serta Contohnya

Advertisement - Scroll to Continue

Perbedaan UKM dan UMKM merupakan suatu hal yang perlu kita pahami bersama, khususnya dalam lingkup bisnis maupun perekonomian.

Walaupun keduanya sama-sama merujuk pada bidang usaha, tetap saja keduanya berbeda. Oleh karena itu, bagi pelaku bisnis haruslah sanggup mengenali perbedaan itu.

Salah satu arti yang mendefinisikan bahwa keduanya berbeda adalah adanya istilah bahwa UKM selalu merujuk pada usaha skala kecil. Sedangkan UMKM lebih condong pada usaha yang memiliki cakupan lebih luas sampai usaha mikro.

Mengenai hal tersebut, sebagai pelaku bisnis harusnya meninjau lebih detail perihal perbedaan ukm dan umkm agar bisa menerapkan strategi maupun meningkatkan margin secara optimal.

Namun untuk mempermudah menemukan perbedaan dari keduanya, pertimbangkan pula untuk meninjau kembali setiap definisi dari keduanya.

Mengenal Apa itu UMKM

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang merupakan kategori usaha produktif dan dapat dimiliki oleh siapapun, termasuk orang tertentu atau badan usaha yang sebelumnya sudah memenuhi syarat sebagai pengusaha mikro.

Walaupun UMKM mendapat klaim sebagai usaha kecil, faktanya usaha ini punya pengaruh lebih besar terhadap perekonomian negara daripada UKM. Sehingga tak salah jika terkadang usaha ini memperoleh modal dari pemerintah.

Melangsir sumber kementerian koperasi dan UKM RI melalui situs kompas.com, UMKM telah merekrut 89,2% pegawai pada tahun 2016 lalu. Jelas bahwa ini termasuk angka tinggi untuk kategori bisnis UMKM.

Dengan demikian, maka bisa kita simpulkan bahwa bisnis UMKM ini benar-benar memberi pengaruh signifikan terhadap perekonomian suatu negara.

Mengenal Apa Itu UKM

Usaha kecil menengah (UKM) adalah suatu jenis bisnis atau badan usaha yang cenderung terbatas pada staf, pendapatan, aset, dan lingkup operasional yang relatif lebih kecil daripada korporasi besar.

Pada UU tahun 2008 nomor 20, UKM telah didefinisikan secara terpisah yaitu: Usaha mikro, kecil dan sampai usaha menengah.

Lalu dalam ayat 2 pasal 1, usaha kecil ini dapat diklasifikasi sebagai suatu usaha membangun ekonomi produktif secara mandiri dan dapat dilakukan oleh setiap orang atau badan usaha tertentu yang bukan bagian dari anak perusahaan maupun bisnis yang ia miliki sebelumnya. Selain itu, usaha ini juga tidak dikuasai oleh badan usaha atau menjadi bagiannya. Entah itu secara langsung maupun langsung.

Dengan memahami apa itu UMKM dan apa itu UKM, maka kita dapat mengenali perbedaan ukm dan umkm secara jelas. Apakah kamu sudah mengetahuinya? Jika tidak yakin tentang perbedaan yang kamu temukan, coba analisa dengan mengidentifikasi rangkuman berikut!

Perbedaan UKM dan UMKM

perbedaan ukm dan umkm
ilustrasi perbedaan ukm dan umkm by maxmanroe.com

Berdasarkan penelusuran melalui berbagai sumber peraturan yang telah maxmanroe.com temukan, terdapat ragam perbedaan signifikan antara UKM dan UMKM, yaitu:

1. Pendapatan Bisnis

Sesuai peraturan perundang-undangan tahun 2008 nomor 20, usaha mikro ini sanggup menghasilkan omset penjualan tertinggi hingga sebesar Rp300 juta. Itu berarti bahwa usaha ini tidak sanggup menghasilkan pendapatan tahunan yang melebihi batas nominal tersebut.

Sementara itu, usaha kecil ini lebih condong pada omset penjualan yang lebih tinggi dari nominal Rp300 juta. Meskipun demikian, usaha ini tidak sanggup menghasilkan lebih dari 2,5 milyar.

Merujuk pada jenis usaha yang memiliki omset tiap tahunnya lebih dari 2,5 milyar tapi tidak lebih dari Rp50 miliar, itu artinya usaha menengah cenderung fokus pada skala besar.

Hal tersebut bisa kita kaitkan pula dengan jumlah karyawan yang direkrut olehnya dan sumberdayanya sudah pasti lebih besar daripada usaha sebelumnya.

2. Nilai Harta Bersih Bisnis

Batas maksimum yang ditetapkan untuk jumlah kekayaan bersih pada usaha mikro adalah sebesar Rp50 juta. Sementara itu, kapital bersih jenis usaha kecil ini memiliki nilai antara Rp50 juta hingga maksimum Rp500 juta. Tak hanya itu saja, kekayaan bagi usaha menengah sendiri berkisar mulai Rp 500 juta hingga batas maksimum Rp 10 miliar.

Namun perlu kamu garis bawahi, besaran aset kekayaan tersebut tidak mencakup aset bangunan usaha atau tanah yang menjadi lokasi pembangunan usahanya.

Dengan adanya pernyataan tersebut, jelas membuktikan adanya perbedaan ukm dan umkm yang sangat signifikan. Tak hanya dari pendapatannya saja, tetapi berlaku pula untuk kekayaan asetnya.

3. Jumlah Pegawai

Perbedaan ukm dan umkm selanjutnya dapat kita tinjau dari jumlah pegawainya. Hal ini seperti yang telah diinformasikan oleh badan pusat statistik, yang mana unit usaha tersebut memiliki jumlah pegawai yang tidak sama.

Dalam konteks ini, UMKM punya karyawan yang terbatas pada 1-5 orang saja. Sedangkan UKM cenderung lebih banyak, yaitu mulai 6 sampai 19 orang. Sedangkan usaha menengah tentu saja lebih banyak, yaitu 20 sampai 99 tenaga kerja.

4. Modal Awal Untuk Membangun Usaha

Perbedaan UMKM dan UMKM selanjutnya bisa kita lihat bersama melalui besaran modal untuk mendirikan masing-masing jenis usaha tersebut.

Untuk UKM, modal awal membangun usahanya biasanya Rp50 juta. Sementara itu, UMKM cenderung membutuhkan modal lebih besar yakni Rp300 juta. Di satu sisi, UMKM biasanya juga menerima bantuan modal usaha dari pemerintah.

Alasan mengapa pemerintah mendukung UMKM ialah karena kategori usaha ini cenderung memberi keuntungan terhadap peningkatan ekonomi di Indonesia. Tak seperti UKM yang hanya menerima penilaian bahwa usaha tersebut lebih fokus pada perorangan saja yang keuntungannya lebih rendah.

5. Pengembangan Bisnis

Perbedaan UKM dan UMKM selanjutnya dapat kita tinjau bersama lewat pengembangan masing-masing bisnisnya. Sesuai peraturan undang undang tahun 2014 nomor 23, pengembangan terhadap usaha mikro ini mendapat binaan langsung dari pihak kabupaten dan kota saja.

Bila suatu saat usaha tersebut berkembang menjadi UMKM yang cenderung fokus pada skala besar, maka pembinaan itu akan dialihkan ke tingkat priovinsi atau ke tinggkatan nasional yang lebih besar skalanya.

6. Besarnya Pajak Pada Bisnis

Perbedaan ukm dan umkm lainnya dapat pula kita lihat dari besaran pajak untuk keduanya. Merujuk pada PP tahun 2018 no 23, pajak penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5% akan dikenakan kepada suatu usaha yang menerima penghasilan dengan total perolehan pendapatan sebesar atau kurang dari Rp4,8 miliar.

Apa maksudnya? Begini, bagi kamu yang saat ini berstatus sebagai pengusaha dan punya jumlah pendapatan bruto tertentu, maka tidak memiliki kewajiban untuk mengenakan maupun membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Terutama pada setiap transaksi yang sudah kamu lakukan. Lalu sebagai gantinya, kamu berhak mengenakan PPH yang besarnya mencapai 0,5%-.

7. Dampak Ekonomi

Perbedaan ukm dan umkm juga dapat kita lihat dari segi dampak ekonominya. Dalam hal ini, UMKM selalu memberi kontribusi besar atas adanya pertumbuhan ekonomi maupun lapangan pekerjaan.

Sementara itu, UMKM juga memberi dampak utama dalam pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, kontribusinya lebih tertuju pada wilayah tertentu dengan cakupan yang relatif kecil. Selain itu, UMKM juga fokus pada komunitas tertentu yang skalanya lebih rendah.

8. Jangkauan Pasar

Tak terbatas pada 7 perbedaan ukm dan umkm di atas saja, tetapi kita juga dapat melihat adanya perbedaan lain dengan menganalisa jangkauan pasarnya.

UKM, dalam hal ini cenderung punya kapasitas untuk merangkum lebih banyak segmen pasar dan memungkinkan bisnis tersebut untuk menghadapi persaingan di tingkat regional bahkan nasional.

Sementara itu untuk UMKM, cakupan pemasarannya umumnya cenderung lebih terbatas. Bisnis ini cenderung menekankan pada pasar lokal atau bahkan regional yang semuanya memiliki skala lebih kecil.

Demikian lah 8 perbedaan ukm dan umkm yang maxmanroe.com temukan. Guna memberi edukasi yang lebih terperinci, kami juga telah merangkum beberapa contoh UMKM sebagaimana bisa kamu lihat dalam rangkuman berikut!

Contoh UMKM

1. Usaha bidang kuliner

Mengingat banyaknya variasi makanan, maka contoh UMKM ini seolah tiada batasannya. Namun dalam hal ini, ada satu pedoman yang bisa kamu jadikan sebagai contoh umkm, yaitu dengan melihat karakteristiknya “apakah kuliner tersebut dibutuhkan masyarakat sebagai makanan pokok atau sebaliknya”.

Jika kuliner tersebut adalah makanan atau minuman pokok, jelas usaha yang masih kamu rencanakan ini dapat berguna untuk semua orang. Jadi, tidak ada salahnya untuk memilihnya.

2. Jual Pakaian

Contoh UMKM selanjutnya ialah jualan pakaian. Meskipun bisnis tidak tergolong dalam kategori kebutuhan pokok, banyak juga lho pelaku usaha yang memilihnya. Hal ini tidak lepas dari keuntungannya yang memungkinkan pelaku bisnis untuk mendapatkannya dalam kalkulasi perkalian dari modal awal yang kamu belanjakan.

Baca juga: 30+ Peluang Usaha Terbaik dengan Modal Kecil

Saya pikir, dua contoh UMKM tersebut cukup sebagai gambaran untuk mempermudahmu menemukan perbedaan UKM dan UMKM. Jangan lewatkan artikel menarik lainnya dari maxmanroe.com ya, sampai jumpoa.

 

Advertisement
Larry Max

Media Bisnis Online

Leave a Comment