Pengertian Demisioner Serta dalam Keterlibatan Organisasi Terkait

Advertisement - Scroll to Continue

Apakah kamu tahu pengertian demisioner? Istilah “demisioner” merujuk pada seseorang yang mengundurkan diri dari jabatan atau posisi penting dalam suatu organisasi, biasanya dalam konteks politik atau pemerintahan.

Demisioner merupakan peristiwa yang seringkali memiliki dampak signifikan, baik dalam politik maupun dalam struktur kekuasaan sebuah negara. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang fenomena demisioner, mengulas penyebab umumnya, serta dampaknya terhadap kebijakan dan dinamika politik di berbagai negara.

Demisioner bukan hanya sekadar pengunduran diri, tetapi juga cerminan dari dinamika kekuasaan dan perubahan yang berkelanjutan di dalam struktur pemerintahan.

Pengertian Demisioner Adalah

demisioner

Apa yang dimaksud dengan demisioner? Demisioner adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan seseorang yang secara sukarela mengundurkan diri dari pekerjaan atau posisi yang mereka emban. Ini bisa terjadi dalam berbagai konteks, termasuk dalam dunia kerja, politik, atau organisasi lainnya.

Pendapat lain mengatakan, pengertian demisioner adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak lagi memiliki kekuasaan atau kehilangan jabatannya karena tugasnya telah selesai. Demisioner juga dapat disebut sebagai keadaan dimana seseorang yang tadinya memiliki kuasa telah mengembalikan tugas kepada pihak lain, namun masih melakukan rutinitas seperti biasanya sambil menunggu orang lain menggantikan dirinya.

Alasan di balik tindakan demisioner dapat bervariasi, termasuk perubahan karier, ketidakpuasan dengan pekerjaan atau lingkungan kerja, kesempatan baru yang lebih menarik, masalah pribadi, atau pertimbangan lainnya. Demisioner seringkali memerlukan proses pemikiran yang matang dan pertimbangan yang cermat, karena langkah ini dapat memiliki dampak signifikan pada individu yang mengambil keputusan dan organisasi yang mereka tinggalkan.

Penggunaan kata demisioner sering kita temukan dalam dunia politik dan yang berhubungan dengan keorganisasian. Misalnya demisioner kabinet, demisioner BEM, demisioner OSIS, dan lainnya.

  • Demisioner Kabinet: berakhirnya masa suatu kabinet dan mengembalikan mandat kepada kepala negara. Namun, masih menjalankan tugas dan rutinitasnya hingga dilantiknya kabinet baru.
  • Demisioner BEM: berakhirnya masa kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) atau lengser, namun masih memberikan arahan, pembinaan, dan masukan.
  • Demisioner OSIS: berakhirnya masa kepengurusan OSIS, tapi masih melakukan rutinitasnya hingga dilantiknya pengurus OSIS yang baru.

Baca juga: Lembaga Politik: Pengertian, Fungsi, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contoh Lembaga Politik

Apakah Demisioner Sama dengan Pensiun?

Seperti yang disebutkan pada pengertian demisioner di atas, kita dapat melihat adanya perbedaan antara demisioner dengan pensiun.

Pensiun memiliki arti suatu keadaan dimana seseorang tidak bekerja lagi karena usianya sudah lanjut dan harus diberhentikan, ataupun pensiun atas permintaan sendiri (pensiun dini).

Sedangkan demisioner merupakan keadaan berakhirnya masa jabatan atau kekuasaan seseorang, namun bisa mendapat mandat lagi untuk ditugaskan di tempat yang berbeda. Jadi, kedua istilah tersebut (pensiun dan demisioner) memiliki arti yang berbeda ya.

Berikut penjelasan lebih lanjut dari keduanya:

1. Demisioner

Demisioner merujuk pada tindakan seseorang secara sukarela memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan atau posisi.
Tindakan demisioner bisa terjadi pada usia berapa pun dan tidak terkait dengan batasan usia.

Seseorang yang demisioner mungkin akan mencari pekerjaan baru atau mengambil langkah lain dalam karir mereka.

Demisioner tidak selalu berarti berhenti dari dunia kerja sama sekali; seseorang bisa saja mencari peluang lain setelah mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya.

2. Pensiun

Pensiun merujuk pada proses berhenti bekerja yang biasanya terkait dengan mencapai usia pensiun tertentu atau memenuhi persyaratan tertentu yang diberlakukan oleh program pensiun atau undang-undang.

Ini biasanya terjadi ketika seseorang mencapai usia pensiun yang telah ditetapkan oleh undang-undang atau perusahaan, seperti 60 tahun, 65 tahun, atau lainnya.

Pada umumnya pensiun menandai akhir dari karir seseorang, dan mereka biasanya tidak mencari pekerjaan baru dalam kapasitas penuh setelah pensiun.

Ini sering kali terkait dengan menerima manfaat pensiun, seperti dana pensiun atau asuransi kesehatan, yang telah mereka kontribusikan selama masa kerja mereka.

Jadi, inti perbedaannya adalah bahwa demisioner adalah tindakan sukarela berhenti bekerja tanpa keterkaitan dengan usia tertentu, sementara pensiun adalah proses berhenti bekerja yang seringkali terkait dengan mencapai usia pensiun atau memenuhi persyaratan pensiun.

Demisioner dalam Organisasi

Pengertian Demisioner
Ilustrasi sebuah Demisioner

Memahami apa arti demisioner tentunya sangat mudah. Tapi dalam pelaksanaannya di organisasi seringkali terjadi kesalahpahaman.

Banyak organisasi menganggap ketika masa suatu kepengurusan telah berakhir maka pengurus demisioner harus segera menyerahkan mandat ke organisasi. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya kekosongan kinerja yang cukup lama pada organisasi tersebut.

Lalu, sebaiknya bagaimana?

Agar tidak terjadi kekosongan yang lama sebaiknya pengurus yang lama tetap menjalankan tugas dan rutinitasnya hingga dilantiknya pengurus yang baru. Selanjutnya, jika diperlukan maka pengurus lama dapat memberikan masukan kepada pengurus baru demi perbaikan

Berikut adalah beberapa aspek penting dari demisioner dalam organisasi:

1. Alasan Demisioner

Seseorang mungkin memilih untuk menjadi demisioner karena beragam alasan, seperti mencari peluang karir yang lebih baik, ketidakcocokan dengan lingkungan kerja, konflik dengan atasan atau rekan kerja, perubahan geografis, pertimbangan keluarga, atau keinginan untuk mengejar tujuan pribadi.

2. Pemberitahuan dan Proses Resmi

Biasanya, seorang demisioner harus memberikan pemberitahuan tertulis kepada atasan atau departemen sumber daya manusia mengenai niat mereka untuk mengundurkan diri. Pemberitahuan ini mencakup tanggal efektif pengunduran diri dan memulai proses formal.

3. Proses Transisi

Setelah pemberitahuan diterima, organisasi akan menginisiasi proses transisi. Ini dapat mencakup penyelesaian tugas terakhir, pelatihan rekan kerja atau pengganti, serta transfer tanggung jawab.

4. Exit Interview

Beberapa organisasi mungkin mengadakan wawancara keluar (exit interview) dengan demisioner untuk memahami alasan pengunduran diri mereka, mengumpulkan umpan balik, dan mencari peluang untuk memperbaiki masalah dalam lingkungan kerja.

5. Dampak pada Organisasi

Demisioner dapat memiliki dampak pada organisasi, terutama jika orang yang mengundurkan diri memiliki peran atau keahlian penting. Organisasi mungkin perlu mencari pengganti atau mengatur ulang tugas dan tanggung jawab untuk mengatasi kepergian tersebut.

6. Budaya Organisasi

Bagaimana organisasi menanggapi demisioner juga dapat memengaruhi budaya kerja. Respons yang positif, seperti menghormati keputusan individu dan mencari peluang untuk memperbaiki kondisi kerja, dapat membantu menciptakan budaya yang mendukung karyawan.

Baca juga: Pengertian Stakeholder: Klasifikasi, Peran dan Fungsi Stakeholder

Demisioner adalah hal yang wajar, baik dalam dunia kerja maupun dalam organisasi. Bagaimana organisasi menanggapi dan mengelola demisioner dapat memengaruhi reputasi perusahaan, budaya kerja, dan hubungan dengan karyawan yang tersisa. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk mengelola proses demisioner dengan bijaksana dan profesional.

Nah, di atas tadi adalah penjelasan singkat mengenai definisi demisioner dan penggunaan kata tersebut pada bidang keorganisasian. Semoga bermanfaat.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment