advertise-scroll to continue

Inspirasi Mengembangkan Usaha dari Jualan Sembako Sederhana

bisnis sembako
Image dari Bisnisukm.com

Ketika terjun ke dalam dunia bisnis, sebenarnya kita bisa belajar dari banyak hal bahkan tidak terbatas tempat maupun waktu. Dari mulai ruang kantoran hingga emperan pinggir jalan kita bisa menemukan pelajaran bisnis yang berharga dan bukan tidak mungkin menjadi pendorong kita untuk terus maju.

Khusus untuk motivasi dalam mengembangkan usaha, kisah dari pasangan Sulastri dan Muhammad Nawawi ini mungkin bisa menjadi inspirasi yang sempurna. Bagaimana tidak, karena pasangan suami istri ini berhasil mengembangkan usaha kelontong yang dulunya bahkan hampir gulung tikar menjadi toko multi usaha yang menjual beraneka ragam produk.

Meski hanya dijalankan secara offline, nyatanya toko sembako dengan nama Jaya Rejeki yang dikelola Sulastri dan Muhammad Nawawi dapat memperoleh kesuksesan yang luar biasa.

Kisah selengkapnya bisa rekan-rekan simak pada artikel di bawah ini.

Bermula Desakan Persaingan Bisnis Sembako

Pasangan suami istri Sulastri dan Muhammad Nawawi awalnya mendapat kepercayaan dari salah satu pemilik toko yakni Jaya Rejeki untuk mengelola toko yang menjual beragam sembako tersebut hampir selama 20 tahun. Selama kurun waktu itu, mereka yang berjualan di pasar Kliwon Kudus telah merasakan perkembangan naik turunnya dinamika bisnis di lokasi tersebut.

Jika dibandingkan pada saat awal mengembangkan toko Jaya Rejeki, nyatanya persaingan terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal tersebut tidak terlepas dari semakin banyaknya toko yang menjual produk sejenis dengan yang ada di Toko Jaya Rejeki. Dari situlah pasutri ini berfikir bagaimana bisa mempertahankan bisnis di tengah persaingan yang ketat.

Artikel lain: Inspirasi Bisnis Dari Tukang Sayur Keliling, Profesi Yang Dianggap Remeh

Setelah berkonsultasi dengan pemilik usaha, akhirnya Sulastri diberikan masukan untuk menambah produk bisnis yang lain yakni aneka ragam souvenir pernikahan. Memang pada waktu itu penjual souvenir pernikahan masih sangat jarang bahkan bisa dibilang, Toko Jaya Rejeki menjadi perintis untuk jenis produk tersebut. Sang suami Muhammad Nawawi juga berfikir sama, dan akhirnya setuju untuk mulai mengembangkan bisnis souvenir pernikahan.

“Melihat pasar sembako sepi, jadi kami menambah jualan souvenir, dan baki yang biasa digunakan untuk lamaran. Karena 10 tahun lalu itu di Kudus belum ada yang nyetok aneka souvenir pernikahan dalam jumlah banyak. Sehingga kami melihatnya sebagai peluang usahayang oke,” ujar Nawawi.

Mulai Mengembangkan Aneka Usaha

Kelebihan dari produk souvenir pernikahan yang ditawarkan oleh Toko Jaya Rejeki adalah yang pertama dari harganya. Karena diambil langsung dari para pengrajin souvenir yang ada di area Kudus dan sekitarnya, akhirnya harga yang bisa ditawarkan juga terbilang lebih murah ketimbang para pesaing lain. Dan kelebihan kedua yakni, ketersediaan barang yang sangat banyak dan beragam. Oleh karena itu bagi pembeli yang ingin mendapatkan produk dalam jumlah mulai ratusan bahkan hingga ribuan, bisa dilayani dengan baik oleh Toko Jaya Rejeki.

Dengan modal awal sebesar Rp1 juta di tahun 2006, perlahan bisnis produk souvenir pernikahan toko Jaya Rejeki bisa berkembang hingga menyediakan ratusan item. Terlebih dengan harga yang stabil, yakni berkisar antara Rp1000 hingga Rp7000 untuk setiap item souvenir pernikahan, mendatangkan semakin banyak pelanggan tetap yang kerap membutuhkan pasokan souvenir pernikahan.

Setelah sukses dengan bisnis produk souvenir pernikahan, pasangan suami istri ini juga mendapatkan ide untuk terus menambah jenis produk yang dijual. Akhirnya dari waktu ke waktu, sesuai dengan perkembangan dan suka permintaan pasar, mereka juga mencoba produk lain seperti oleh-oleh khas haji yang ternyata juga mempunyai prospek cemerlang.

Perkembangan Dan Pencapaian Usaha

Dengan semua perkembangan tersebut, saat ini pasangan Sulastri dan Muhammad Nawawi telah memiliki tak kurang dari 9 kios yang berada di lantai 2 blok D Pasar Kliwon, Kudus. Sembilan kios tersebut digunakan untuk menampung beragam produk yakni sembako, souvenir pernikahan serta oleh-oleh haji dalam jumlah yang cukup besar.

Saat ditanya perihal omset bisnis yang dijalankan, pasangan ini justru memberikan jawaban yang sangat menarik. Ternyata mereka tidak melakukan pencatatan keuangan yang rinci terhadap bisnis yang mereka jalankan. Yang terpenting adalah, keseharian penjualan bisa dijalankan dengan baik, dan keuntungan perbulannya bisa untuk memenuhi kebutuhan mulai dari pribadi, menggaji karyawan hingga keperluan yang lain.

Baca juga: 5 Pebisnis Online Sukses dari Indonesia, Inspirasi Untuk Anda!

Namun jika di rata-rata, Toko Jaya Rejeki yang mereka kelola dapat mendatangkan keuntungan sekitar Rp1 juta hingga 2 juta perhari. Angka tersebut bisa naik pada saat musim liburan dan jarang mendapatkan di bawah angka tersebut.

“Kurang lebih dari hasil berjualan semua jenis dagangan ini, sekitar Rp 1 – 2 jutaan setiap hari, kalau ramai bisa lebih dari itu. Tapi kalau sepi pernah tidak mencapai nominal segitu,” terang Nawawi.

M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment