Siapa yang tidak kenal dengan Gojek, menjadi salah satu fenomena baru dalam industri transportasi di Indonesia, Gojek telah berhasil menjaring minat banyak masyarakat dengan layanan yang diberikannya. Memperkenalkan konsep pemesanan moda transportasi roda dua melalui aplikasi mobile, nyatanya layanan pesan ojek online ini telah membawa tren #transportasi nasional ke jenjang yang lebih modern.
Namun tentu saja kesuksesan besar yang diperoleh layanan tersebut tidak lepas dari strategi bisnis cerdas yang diterapkan di dalamnya. Sebagai informasi saat ini layanan pesan ojek online seperti Gojek, Grabbike dan lainnnya menggunakan sebuah metode bisnis yang dikenal dengan nama crowdsourcing.
Secara sederhana crowdsourcing dapat diartikan dengan model bisnis yang melibatkan masyarakat luas sebagai agen perkembangan bisnis. Ramuan dari metode crowdsourcing dan berbagai fitur menarik yang ditawarkan itulah yang akhirnya mengantar banyak #startup serupa pada kesuksesan. Lebih dalam tentang metode crowdsourcing dalam bisnis pesan jasa berbasis online akan kita bahas pada artikel kali ini.
Definisi Umum Metode Crowdsourcing
Dari halaman Wikipedia Indonesia definisi crowdsourcing (Urun Daya) adalah proses untuk memperoleh layanan, ide, maupun konten tertentu dengan cara meminta bantuan dari orang lain secara massal, secara khusus melalui #komunitas online.
Jika ditinjau dari asal katanya metode crowdsourcing terdiri atas dua kata yakni “crowd” yang artinya keramaian atau khalayak ramai dan “sourcing” yang berarti sumber. Maka jika digabungkan pengertian metode crowdsourcing bisa diartikan dengan upaya memperoleh suatu tujuan dengan memanfaatkan adanya keikutsertaan banyak orang.
Umumnya crowdsourcing lebih banyak diterapkan pada aktivitas atau program penggalangan dana yang bersifat sosial. Menyasar masyarakat sebagai ojek yang akan memberikan input pada proses tersebut, metode crowdsourcing memang lebih terfokus pada adanya peran masyarakat luas untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
Artikel lain: Mengejutkan, Pemerintah Resmi Larang Ojek Online Beroperasi, Ada Apa?
Dari definisi di atas kita bisa mengetahui bahwa kunci pokok dari metode crowdsourcing adalah bagaimana memanfaatkan adanya peran masyarakat atau kelompok orang yang kemudian diterapkan untuk mencapai sebuah tujuan. Jika dihubungkan dengan dunia bisnis, pengertian crowdsourcing sebenarnya masih sangat lekat dengan kehadiran masyarakat di dalamnya.
Penggunaan Metode Crowdsourcing Dalam Bisnis Layanan Pesan Ojek Online
Masuk pada pembahasan tentang penerapan metode crowdsourcing dalam bisnis layanan pesan ojek online, bisa kita mulai dari bagaimana alur model bisnis layanan tersebut dijalankan. Layanan pesan ojek berbasis #aplikasi dimulai dari adanya pihak pengembang layanan, dalam hal ini seperti Gojek atau Grabbike, yang membangun sebuah identitas bisnis dalam bentuk perusahaan.
Dari situ perusahaan tersebut akan mencari atau menawarkan program kerjasama kepada masyarakat yang ingin menjadi partner pengendara ojek. Setelah basis pengendara ojek telah terkumpul maka pihak perusahaan akan membekali para drivernya dengan beberapa hal seperti pelatihan, atribut khusus, serta akses pada layanan aplikasi mobile milik perusahaan tersebut.
Setelah proses tersebut dilalui maka para driver sudah bisa mulai beroperasi. Sebagai jembatan antara konsumen yang membutuhkan layanan ojek, sistem perusahaan akan mengarahkan pesanan dari konsumen, masuk ke perangkat aplikasi yang dimiliki oleh sang driver.
Dari situ ketika driver setelah selesai mengantarkan konsumen mereka akan mendapatkan uang melalui konsep bagi hasil. Secara sederhana seperti itulah metode yang diterapkan. Dalam hal ini pengertian crowdsourcing bisa dilihat dari peran masyarakat baik yang menjadi mitra driver maupun masyarakat yang menjadi konsumen jasa pesan ojek online.
Baca juga: Jalankan Bisnis Berkonsep On Demand? Perhatikan Dulu Beberapa Hal Ini
Plus Minus Penerapan Metode Crowdsourcing
Dalam setiap strategi bisnis yang diterapkan tentu ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dan untuk metode crowdsourcing, yang menjadi kelebihan adalah sebuah perusahaan dapat mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan peran masyarakat luas tanpa mengeluarkan biaya besar.
Seperti juga dalam pelayanan pesan ojek berbasis online, startup Gojek, Grabbike dan lain sebagainya bisa mendapatkan armada transportasi secara gratis. Mengapa gratis? Karena semua driver yang bergabung dengan layanan tersebut tidak perlu dibayar secara langsung. Justru para driver lah yang akan memberikan profit bagi hasil setiap mengantarkan konsumen.
Namun di sisi lain kerugian atau kelemahan dari sistem ini adalah minimnya pengawasan terhadap informasi yang masuk. Hal ini disebabkan karena jumlah data pesanan yang sangat besar tentu akan sulit mengelolanya. Hal ini praktis menjadi tantangan bagi pengembang layanan serupa untuk dapat meningkatkan keamanan informasi konsumen.
