Steak Hotel by Holycow ~ Resto Steak yang Sukses Berkat Bakat dan Tangan Dingin Wynda Mardio

Advertisement - Scroll to Continue
Steak Hotel by Holycow
Image dari Anakjajan.com

Bakat memang seringkali akan membawa diri seseorang pada kesuksesan. Inilah setidaknya yang telah dialami dan dibuktikan oleh Wynda Mardio (Wynda). Dengan bakat yang ia miliki dalam membuat steak, perempuan kelahiran 1983 ini pun akhirnya mampu mencapai kesuksesannya dalam usaha resto yang diberi nama Steak Hotel by Holycow (SHH).

Pencapaian dari usaha kuliner ini sendiri sudah terbilang sangat membanggakan, pasalnya dalam kurun waktu 6 tahun ia sudah bisa mendirikan tiga gerai resto yang berlokasi di Radio Dalam, Kemang dan Jl. Sabang, Jakarta. Lalu seperti apakah kisah sukses Wynda dalam membesut SHH ini? Berikut ulasannya.

Berkarir di Media Massa

Sebelum berbisnis, Wynda yang merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Trisakti ini menjalani karir dulu di media massa, termasuk terakhir di ANTV sebagai produser. Setelah 10 tahun mengarungi karir di media massa, Wynda pun terpikir untuk berwirausaha. Keinginannya ini diperkuat dengan tuntutan keluarga dan terutama anak-anaknya yang selalu mengeluh kekurangan waktu bersama dirinya.

Setelah berdiskusi dengan sang suami maka dengan mantap Wynda pun memutuskan untuk resign dari pekerjaannya untuk berwirausaha. Dengan modal uang uang pesangon, Wynda pun memulai petualangan bisnisnya dengan membuka warung steak. Dengan modal yang terbatas waktu itu, Wynda memang belum bisa mengusung konsep resto.

Artikel lain: Wingstop ~ Andalkan Variasi Rasa, Kunci Sukses Bisnis Kuliner Ayam Goreng Khas Amerika Ini

Menu steak sendiri dipilih Wynda karena steak inilah menu makanan yang paling disukai Wynda dan suaminya. Karena tidak semua orang bisa menikmatinya karena harganya yang mahal, maka dari sinilah Wynda melihat peluang untuk membuka warung steak. Dalam awal bisnisnya sendiri Wynda mengkhususkan menunya pada steak saja, tanpa ada menu lain.

Membuka Gerai Pertama

Gerai Steak Hotel by Holycow pertama diresmikan pada 15 Maret 2010 dengan lokasi di depan bengkel kaca film di kawasan Radio Dalam. Untuk membuka gerai pertamanya sendiri Wynda mengaku mengeluarkan modal sekitar Rp50 juta. Namun dengan kerja keras dan perjuangannya, akhirnya Wynda mampu mencapai BEP (Break Even Point) atau balik modal hanya dalam waktu beberapa bulan saja.

Dari satu pelanggan yang datang di hari pertama maka Wynda pun terus kebanjiran pengunjung hingga membuat tempatnya perlu diperluas. Seiring pertumbuhan usahanya inilah Wynda pun memutuskan untuk menyewa tempat lebih luas lagi untuk SHH. Pada akhirnya bangunan ruko yang awalnya ia sewa sebagian, seluruh bangunan ruko pun disewa secara keseluruhan dengan mengusung konsep Eco Green Building.

Menu Steak Hotel by Holycow

Menu steak yang ditawarkan Steak Hotel by Holycow sekarang ini sudah mulai bervariasi. Sebut saja Holysteak Part 1 – 350 gram, Holysteak Part 2 – 400 gram, T-Bone Wagyu, Sirloin Wagyu, Rib Eye Wagyu, Tenderloin Wagyu, Buddy’s Special Steak, Bergyu (Burger Wagyu), dan Bergyu Steak serta menu favorit Wagyu Sirloin. Harga menu steak dari SHH sendiri berkisar antara Rp 50-250 ribu. Untuk menjaga kualitas dan keunikan dari steaknya sendiri, Wynda mengaku melakukan standarisasi rasa pada beragam menu steak-nya.

Menu basic-nya ia racik sendiri untuk nantinya diteruskan oleh karyawannya sendiri untuk membumbui dan memanggangnya. Pilihan daging untuk Steak Hotel by Holycow sendiri dipilih dari Australia. Meski kemudian untuk menu Wagyu sebenarnya dari sapi Jepang, tapi dirinya tidak mengambil dari sana karena mahal dan terlalu jauh. Pada Desember 2012 sendiri, sajian SHH makin lengkap dengan hadirnya Kids Menu yang melayani menu untuk anak-anak.

Baca juga: Cajun Claws ~ Bisnis Kuliner Resto Khas Amerika yang Muncul Dari Rasa Rindu dan Cinta

Layani Pemesanan dan Pengiriman Menu

Untuk memaksimalkan usahanya, Wynda membuat layanan pengiriman (delivery service) untuk para pelanggannya. Meski terbatas cakupan wilayahnya karena hanya mencakup kawasan tertentu namun ia mampu memaksimalkan hal ini.

Dari segala upaya dan layanan yang diberikan maka Wynda pun telah mencapai pencapaian yang terbilang sukses. Setiap harinya sendiri restoran ini telah mampu melayani antara 150-400 orang. Usahanya ini pun telah memiliki sekitar 100 karyawan.

Dalam menjalankan bisnis ini, Wynda mengaku sering menghadapi kendala dalam hal SDM dan pasokan daging. Pasokan daging memang sering kali didapati nyangkut di Tanjung Priok, sedangkan usahanya tidak selalu punya cadangan. Jika sudah begini Wynda sering mencari pasokan langsung dari distributor yang harganya lebih mahal. Untuk mempromosikan bisnisnya sendiri, Wynda memanfaatkan #website dan media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment