Pelanggan Bisnis Online Anda Mulai Berpaling? Mungkin Ini Penyebabnya

Advertisement-Scroll to Continue

Pelanggan-Bisnis-Online

Dalam persaingan #bisnis online yang kian sengit, berbagai cara banyak ditempuh pebisnis online agar para pelanggannya tetap setia dengan layanan yang diberikan. Menawarkan beragam kemudahan, hadiah, promo, dan lain sebagainya menjadi trik umum agar para pelanggan tersebut tidak pindah ke lain hati.

Namun dalam persaingan tersebut tak jarang banyak usaha online yang gagal mempertahankan pelanggan mereka dan harus menerima kenyataan usaha atau produknya tak lagi diminati. Namun apakah benar semua hal tersebut hanya dikarena produk yang kita jual?

Nampaknya tidak, ada beberapa hal lain yang bisa saja mempengaruhi menurunnya jumlah pembeli atau pelanggan bisnis online yang kita jalankan. Dan berikut ini 3 hal yang mempengaruhi mengapa pelanggan online mulai berpaling:

Artikel lain: Bahasa Marketing yang Sangat Ampuh untuk Pemasaran Online

1. Produk Tidak Terfokus

Hal ini sebenarnya masalah yang cukup klasik bagi pebisnis baik itu online maupun offline. Saat terjun ke dunia bisnis, banyak dari kita yang tidak fokus dalam menentukan produk apa yang akan kita jual. Entah karena terlalu semangat atau banyaknya ide di dalam otak kita sehingga memancing kita cenderung memperbanyak jenis produk yang kita jual.

Memang tidak ada salahnya menawarkan beragam produk lewat toko online atau via #sosial media, namun akan menjadi masalah jika produk yang kita jual tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Sebagai contoh, misalnya Anda menjual peralatan untuk bayi, kita juga menjual baju untuk orang dewasa. Meskipun masih serumpun ke dalam jenis barang sehari-hari, nyatanya produk-produk tersebut mempunyai market yang berbeda. Praktis pelanggan kita pun akan mulai mempertanyakan konsistensi bahkan profesionalisme usaha online yang kita jalankan.

Solusinya tentu dengan melakukan spesifikasi produk. Nyatanya banyak juga bisnis online yang berkembang dan mendapat perhatian pelanggan lebih baik jika mereka fokus pada sebuah produk. Yang jelas mereka akan merasa lebih percaya, karena kita sebagai penjual akan tampak seperti spesialis produk yang kita jual tersebut.

2. Menunjukkan Keahlian yang Terlalu Banyak

Pada dasarnya sebagai manusia kita memang diharuskan untuk bisa beradaptasi dan menyerap sebanyak-banyaknya kemampuan atau life skill. Kemampuan tersebut tentunya diharapkan dapat membantu kita dalam menghadapi segala hal termasuk ketika berkutat dengan dunia bisnis.

Namun senada dengan poin sebelumnya, dalam dunia bisnis terkadang terlalu banyak memiliki keahlian justru bisa menjadi pemicu masalah. Bagaimana bisa? Mungkin sebagian besar rekan-rekan akan menolak pemikiran tersebut, karena berfikir makin banyak kebisaan tentu lebih baik.

Nah, analoginya seperti ini. Manusia tentunya diciptakan dengan berbagai kelebihan serta kekurangannya. Jika memang kita bisa memiliki beberapa kemampuan sekaligus dengan taraf penguasaan tiap kemampuan relative tinggi, mungkin tidak jadi masalah. Namun umumnya manusia mempunyai keterbatasan dan itu sangat wajar. Oleh karena itu dari pada memaksakan “menjual” banyak kemampuan namun dengan penguasaan yang sedang-sedang saja, akan lebih baik menunjukkan keahlian utama yang sudah benar-benar kita kuasai.

Dalam portofolio di website atau blog pribadi, kita menuliskan keahlian yang akan menjadi tawarkan. Di sini akan jauh lebih efektif jika kita fokus pada satu atau dua keahlian yang paling baik dan potensial untuk ditawarkan. Selain itu, kesan professional akan lebih menonjol jika kita fokus pada satu bidang khusus saja.

3. Tidak Memperkenalkan Diri dengan Baik

Masalah ketiga yang mungkin menyebabkan pelanggan online menyusut adalah kurang efektifnya proses pengenalan diri. Pengenalan diri di sini tentu yang dimaksud adalah proses mengenalkan usaha kita. Yang menarik dalam hal ini adalah adanya stigma dunia perdagangan yang tidak akan pernah hilang yakni pentingnya komunikasi personal antara penjual dan pembeli.

Pada perdagangan konvensional seperti di pasar, pembeli bisa langsung bertemu dengan penjual. Proses tersebut tentunya akan menjalin komunikasi yang lebih akrab dan berkesan. Inilah yang menjadi keunggulan bisnis offline dimana pembeli bisa menjadi pelanggan dan akan tetap bertahan menjadi pelanggan. Namun bagaimana dengan bisnis online, dimana hampir semua proses dijalankan secara digital bahkan tanpa tatap muka sama sekali.

Inilah tantangannya bagaimana menjadikan usaha online kita menjadi costumers oriented. Fokus pengenalan diri secara personal praktis menjadi hal yang mutlak dilakukan. Utamanya untuk usaha jasa atau produk skala kecil (yang kita kerjakan sendiri), menjalin komunikasi secara personal dengan pelanggan harus dilakukan secara rutin namun tetap “manusiawai”. Maksudnya, komunikasi tidak kita berikan lewat newsletter email atau hanya status via media sosial.

Baca juga: Ini Contoh Produk Online yang Bakal Dicari Sepanjang Masa

Jika kita benar-benar ingin mengenal dan mempertahankan pelanggan, maka kita harus berkomunikasi secara langsung. Menggunakan sapaan kecil, berbincang sederhana secara online serta mengenalkan profil merupakan langkah awal yang sangat baik. Selanjutnya tinggal menjaga konsistensi saja.

Semoga pembahasan di atas dapat bermanfaat dan dapat membantu rekan-rekan pebisnis online sekalian.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment