NoViolence ~ Aplikasi Mobile Dengan Misi Mendorong Pelaporan Korban Kekerasan

Advertisement - Scroll to Continue
NoViolence
Image dari Radarjogja.co.id

Salah satu masalah di Indonesia yang semakin hari semakin memprihatinkan adalah tingginya tingkat kekerasan yang dialami oleh anak maupun wanita. Kekerasan pada anak dan wanita memang sebuah tindakan keji bahkan kejahatan yang wajib kita perangi bersama. Dengan alasan apapun, kekerasan yang dialamatkan pada mereka yang bisa dibilang lemah dalam hal fisik dan psikis adalah hal yang tidak bisa dibenarkan.

Bergerak atas keprihatinan terhadap semakin maraknya tindak kekerasan di masyarakat, 3 orang mahasiswa dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan sebuah #aplikasi mobile berbasis Android bernama NoViolence. Dengan aplikasi ini nantinya diharapkan para korban yang mendapatkan kekerasan utamanya para wanita bisa lebih termotivasi untuk berani melaporkan dan menindaklanjuti tindak kekerasan yang mereka alami.

Mengusung sebuah tujuan yang mulia, tentunya aplikasi ini bisa menjadi media yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk lebih sadar akan bahaya tindak kekerasan. Selengkapnya tentang aplikasi NoViolence, bisa rekan-rekan simak dalam artikel di bawah ini.

Berawal Dari Keprihatinan

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, yang menjadi latar belakang pembuatan aplikasi NoViolence adalah keprihatinan dari 3 orang mahasiswa UGM yakni Alfian Tryputranto dan Farid Amin Ridwanto dari Ilmu Komputer FMIPA, serta Ivoni Putri Pertiwi dari Fakultas Psikologi, terhadap semakin tingginya angka kekerasan pada wanita.

Sebagai gambaran dari data yang dirilis oleh Komisi Nasional (Komnas) Perempuan tahun 2014 menyebut bahwa jumlah kekerasan terhadap wanita di Indonesia mencapai 293220 kasus. Nyatanya angka tersebut naik dari tahun sebelumnya yang “hanya” berjumlah 279688 kasus. Bisa dibayangkan, angka sebanyak itu baru yang berhasil dilaporkan baik oleh korban maupun pelapor lain. Padahal pada kenyataannya kekerasan pada wanita bisa jauh lebih banyak dari jumlah tersebut.

Artikel lain: Inilah 5 Aplikasi Android Terpopuler Buatan Anak Negeri Versi Google

Fakta yang ditemui adalah, kebanyakan dari para korban tersebut merasa takut ataupun malu untuk melaporkan tindak kekerasan yang mereka alami. Padahal secara psikologis ataupun dampak ke depannya, tindakan menyembunyikan justru akan semakin memperkeruh keadaan. Oleh karena itu saat ini banyak pihak yang berusaha menjalankan kampanye atau penyeruan terkait dengan keberanian untuk melaporkan tindak kekerasan.

Dari situlah 3 mahasiswa yang memang berasal dari 2 fakultas berbeda tersebut mempunyai ide untuk membuat sebuah aplikasi mobile berbasis sistem operasi #Android yang dapat menjadi sarana bagi para korban untuk bisa melaporkan tindakan kekerasan dengan lebih mudah, cepat dan efektif. Dengan adanya kemudahan tersebut, diharapkan aplikasi NoViolence bisa semakin mendorong keberanian para korban ataupun saksi untuk berani melaporkan kepada pihak terkait.

Konsep Layanan Aplikasi Now

Yang unik dari aplikasi now adalah dikembangkan dalam bentuk layaknya sebuah diary digital. Nantinya baik korban ataupun pelapor umum bisa menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan kekerasan yang dialami oleh wanita. Dari situ, dengan program yang terdapat dalam aplikasi now, secara otomatis akan dapat dideteksi tingkat kekerasan yang di alami oleh korban.

Tingkat kekerasan yang dibentuk dalam satuan prosentase tersebut, didapatkan berdasarkan kuesioner yang nanti diisi oleh pengguna aplikasi. Kemudian apabila prosentase tindak kekerasan sudah melebihi angka 20%, secara otomatis aplikasi akan memunculkan notifikasi yang berupa pilihan bagi pengguna untuk melaporkan atau tidak melaporkan. Jika pengguna memilih pilihan untuk melaporkan, maka laporan akan diteruskan kepada LSM terkait yang ada di kawasan terdekat.

Baca juga: Grafitalk ~ Aplikasi Messenger Pencari Lokasi Besutan Anak Negeri

Meski saat ini aplikasi NoViolence masih berada dalam tahap pengembangan, namun sudah berhasil menyabet penghargaan yakni sebagai Best Concept dalam event Hack Gov 2015 “Berdaya Bersama Untuk Indonesia” yang diadakan Kementerian PPN serta Bappenas.

Diharapkan memasuki pertengahan tahun 2016, aplikasi now sudah bisa dirilis ke publik dan dapat membantu untuk menyelesaikan lebih banyak kasus tindak kekerasan pada wanita.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment