Experiential Marketing ~ Mengenal Konsep Penjualan Dengan Melibatkan Unsur Perasaan

Advertisement - Scroll to Continue
Experiential Marketing
Image dari Lineup.uk.com

Untuk bisa sukses memasarkan sebuah barang atau jasa, tentu dibutuhkan sebuah strategi marketing yang hAndal dan sesuai dengan bisnis yang kita jalankan. Permasalahannya adalah, terkadang para pelaku usaha tidak bisa mengenali strategi marketing seperti apa yang dirasa cocok dengan bisnisnya.

Bagi Anda yang sedang mencari bentuk ataupun konsep marketing untuk diterapkan pada bisnis Anda, mungkin konsep yang satu ini bisa menjadi pilihan yani konsep experiential marketing. Secara sederhana, strategi ini melibatkan beberapa unsur seperti emosi, logika serta proses pemikiran umum dari konsumen, untuk kemudian dapat meraih minat mereka. Dari situ diharapkan terbentuk sebuah hubungan yang erat antara konsumen dan produk hingga tahapan yang lebih tinggi layaknya ikatan emosional dan rasional.

Konsep yang satu ini memang terkadang cukup rumit untuk dijalankan. Namun jika bisa berhasil menjalankannya, maka produk ataupun jasa kita bisa diterima oleh dengan sangat baik bahkan menghasilkan loyalitas tinggi dari para konsumen. Dan berikut beberapa dasar experiential marketing yang bisa kita jadikan pertimbangan dalam menyusun #strategi pemasaran kita.

1. Menarik Bagi Semua Indra

Dasar pertama dalam menjalankan experiential marketing adalah mempertimbangkan apakah upaya marketing yang kita jalankan sudah mampu menarik semua indra yang dimiliki konsumen. Manusia memiliki beberapa indra penerima seperti mata dan juga telinga. Dalam hubungannya dengan ranah penjualan, dua indra yang dimiliki oleh konsumen ini menjadi target utama ketika kita ingin menjalankan strategi experiential marketing. Tidak hanya harus menarik bagi satu indra, strategi yang dijalankan wajib mampu “memanjakan” kedua indra tersebut. Lebih luas, indra lain yang bisa dimaksimalkan yakni penciuman, perasa hingga peraba. Terapkan kesemuanya dalam proses marketing yang kita jalankan.

Pada dasarnya experiential marketing memfokuskan untuk menggali pikiran inspiratif dari konsumen terhadap hal-hal yang dianggap baik dan menarik. Dengan memasukan pesan seperti rasa nyaman senang dan juga praktis, ini bisa menjadi kekuatan bagi produk kita untuk dipilih oleh konsumen.

Artikel lain: 5 Langkah Efektif Ubah Bisnis Menjadi Market Leader

Agar bisa menanamkan pemikiran tersebut, kita perlu memahami terlebih dahulu bagaimana cara fikir dan juga apa yang dirasakan oleh konsumen. Dan dalam experiential marketing, proses mencari tahu pola pikir konsumen adalah hal yang mutlak untuk dilakukan.

2. Upayakan Mampu Tampil Mencolok

Salah satu ciri lain dari strategi experiential marketing adalah untuk bisa tampil mencolok di mata konsumen. Karena nantinya bertujuan untuk merangsang indra yang dimiliki oleh konsumen, maka output yang kita hasilkan juga harus dibuat semenarik mungkin. Salah satunya yakni dengan memberikan tampilan unsur visual yang kuat.

Sebagai contoh, ketika kita mengeluarkan promosi baik lewat media offline ataupun online, diharuskan untuk memberikan tampilan visual semeriah mungkin agar dapat langsung menarik perhatian konsumen di pandangan pertama. Penggunaan warna dasar yang tepat, ditambah juga dengan rentetan kata-kata yang menarik plus sedikit “provokatif”, bisa menjadi trik yang jitu untuk memuluskan jalan kita.

Tanamkan ingatan yang kuat di dalam benak konsumen hingga bisa memberikan sensasi tersendiri setelah mereka melihat media marketing yang kita buat. Bisa juga ditambahkan hal-hal yang mampu menggugah perasaan, seperti rasa simpati, solidaritas atau juga keingintahuan yang dalam untuk mencari informasi lebih lanjut dari apa yang kita tawarkan.

3. Maksimalkan Untuk Kampanye Pemasaran

Berdasarkan ciri dari strategi experiential marketing yang selalu berupaya menarik perhatian konsumen dalam rentang waktu yang singkat, akan sangat pas jika kita menerapkannya pada kampanye pemasaran. Dengan berkembangnya teknologi seperti saat ini, media kampanye pemasaran juga semakin variatif. Namun satu hal yang tetap wajib diperhatikan adalah, bagaimana kita bisa menghadirkan pesan lewat kampanye pemasaran tersebut dalam waktu yang dibatasi.

Sebagai contoh jika dulu iklan radio sempat menjadi media marketing populer, waktu yang disediakan untuk bisa langsung menarik minat konsumen hanyalah berkisar 1 menit. Namun kini, ketika #internet telah menjajah ranah bisnis di seluruh dunia, iklan yang ditawarkan melalui media ini bahkan hanya menyediakan beberapa detik saja untuk bisa meraih perhatian konsumen. Artinya adalah, tantangan untuk bisa menarik first impression dari konsumen semakin lama semakin sulit. Dan dengan konsep experiential marketing, diharapkan kita bisa memanfaatkan sempitnya waktu yang disediakan tersebut dengan maksimal.

Baca juga: Mau Pendapatan Startup Anda Meningkat? Cobalah 5 Tips Strategi Marketing Media Sosial Berikut Ini

Sebagai kesimpulan, melibatkan semua Indra yang dimiliki oleh konsumen dapat memberikan keuntungan bagi kita selaku pebisnis untuk bisa lebih cepat menarik minat konsumen. Dengan memasukkan berbagai unsur yang melibatkan emosi dan cara berfikir para konsumen, secara otomatis minat mereka juga akan ikut terseret ke dalam proses kampanye marketing yang kita lakukan.

Meskipun saat ini metode experiential marketing sudah begitu berkembang, namun nyatanya masih banyak pebisnis yang belum mampu menerapkannya dengan baik. Hal ini membuka peluang bagi kita untuk lebih mengembangkan kemampuan dalam strategi marketing ini untuk memenangkan persaingan yang ada.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment