advertise-scroll to continue

Bijaksana Junerosano ~ Peduli Lingkungan Plus Semangat Entrepreneur Tinggi, Kini Sukses Berbisnis Sampah

Bijaksana Junerosano
Image dari Detik.com

Bagi kebanyakan orang bekerja dan berkarir ditempat yang bersih atau gedung perkantoran yang mewah merupakan hal prestisius dan membanggakan. Apalagi jika ia merupakan lulusan universitas ternama, maka rujukan perusahaan yang bonafit dan berkelas merupakan hal yang selalu didamba.

Namun ternyata tidak semua orang dan lulusan kampus terbaik memiliki impian dan harapan yang sedemikian rupa tadi. Setidaknya hal ini berlaku ada sosok Bijaksana Junerosano (Sano), lulusan kampus ternama Institut Teknologi Bandung (ITB) yang lebih memilih usaha sendiri dan bahkan dilakukan di tempat yang kotor.

Usaha atau bisnis yang dijalankan Junerosano sendiri adalah bisnis sampah. Meskipun harus berkotor-kotoran, Junerasono mampu membuat bisnisnya ini cemerlang dan mengalahkan para karyawan yang bekerja di perusahaan besar dengan tempat yang bersih. Lalu seperti apakah kisah Junerasono dalam menjalankan bisnis sampah ini? Berikut ulasannya.

Ketertarikan Bijaksana Junerosano Pada Lingkungan

Dalam menjalankan usahanya ini, Bijaksana Junerosano mengaku bahwa dirinya memang memiliki ketertarikan pada isu lingkungan. Ketertarikan pria berusia 34 tahun pada lingkungan ini sudah dimulai sejak ia berada di bangku sekolah. Saat akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, Sano mengaku melakukan shalat istikharah terlebih dahulu agar ditunjukkan oleh Tuhan dalam memilih jurusan yang tepat untuknya.

Setelah shalat istikharah inilah kemudian ketertarikan Sano pada lingkungan muncul ketika ia melihat parahnya sampah di Jakarta melalui layar kaca. Maka dari itu Sano pun pada tahun 2000 kemudian memutuskan untuk memilih jurusan Teknik Lingkungan ITB untuk jenjang perguruan tinginya. Dari keterarikannya inilah maka selepas lulus Sano memutuskan untuk menggeluti bisnis sampah ini.

Artikel lain: Irene Holle ~ Sukses Berbisnis Pengolahan Sampah Berkat Kepedulian Tinggi Terhadap Lingkungan

Dirikan Yayasan Greeneration Indonesia

Setelah lulus kuliah, Sano pun langsung mendirikan Yayasan Greeneration Indonesia (GI) yang memiliki sejumlah unit usaha di bawahnya. Beberapa usaha yang dijalankan yayasan ini sendiri antara lain diet kantung plastik, produksi tas ramah lingkungan ‘Bagoes’, hingga Waste4Change, yang bergerak pada pengelolaan sampah, konsultasi, training serta studi kelayakan berkaitan dengan lingkungan. Untuk Waste4change sendiri yang didirikan tahun 2014 memang diciptakan untuk bisa memperluas atau ekspansif dalam usaha atau bisnis sampah.

Yayasan Gi ini sendiri dinyatakan Sano berbeda dengan LSM, atau organisasi lingkungan lainnya. Menurutnya yayasan GI merupakan perusahaan dengan bergerak pada isu yang sama yaitu tentang lingkungan. Karena berkonsep perusahaan maka yayasan GI tidak hanya mencari donasi namun juga berdikari sendiri dengan berwirausaha dengan sampah.

Pencapaian Waste4Change

Setelah berdiri hampir 1,5 tahun Waste4change pun telah mampu mengumpulkan sampah lebih dari 2000 rumah tangga di Bekasi. Selain dari sampah rumah tangga, Waste4change juga mengangkut sampah gedung perkantoran. Dalam pengenaan biayanya, Sano menuturkan bahwa biaya pengangkutan sampah adalah sebesar Rp35.000/rumah.

Sedangkan untuk pengangkutan sampah gedung harganya bergantung pada jumlah ton sampah yang diangkut. Sektor lain yang menjadi cabang bisnis Waste4Change adalah training serta konsultasi di bidang lingkungan. Bicara tentang pendapatan, Sano menyatakan bahwa dari sektor bisnis pengangkutan sampah rumahan saja ia bisa memperoleh omset rata-rata Rp 70 juta per bulan atau Rp 840 juta per tahun. Angka ini belum termasuk angka dari pengangkutan sampah dari gedung serta usaha training dan konsultasi.

Menurut Bijaksana Junerosano bisnis sampah ini memang sangat menjanjikan. Sebab di luar negeri bisnis ini sudah terbukti menguntungkan seperti di Amerika Serikat yang bisa mencapai omset 500 miliar dolar dan di Inggris yang mencapai 8 miliar dolar per tahun, tuturnya.

Baca juga: Edy Fajar Prasetyo ~ Kreatif Olah Sampah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Penanganan Sampah Versi Waste4change

Dalam menangani sampah, Bijaksana Junerosano tidak memilih pendekatan konservatif dengan mengumpulkan dan membakar sampah. Lebih dari itu Sano memiliki terobosan yang lebih bernilai dalam menangani sampah yang ada yaitu dengan cara melaksanakan 3 R ( Reuse, Reduce, Recycle).

Pengumpulan sampah di Waste4change sendiri dilakukan secara bijaksana. Saat sampah datang, Waste4Change akan melakukan pemilahan sampah beradasarkan kategori dalam kegiatan Material Recovery Facility (MRF). Setelah sampah dipilah-pilah proses berikutnya yaitu pendistribusian pada pihak penyalur seperti bandar sampah atau industri yang membutuhkan bahan daur ulang. Dan sampah-sampah yang tidak bisa didaur ulang maka pihaknya akan membuangnya ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) milik pemerintah setempat.

Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment