Belajar dari Flutterscape tentang Sukses Mengelola Startup Di Negeri Orang

Advertisement - Scroll to Continue

flutterscape

Menimba ilmu di negeri orang bisa membuat seseorang meraih kesempatan untuk mendapatkan ilmu baru yang tidak diperoleh jika belajar di negeri sendiri. Belajar mengenai banyak ilmu dari negara lain juga bisa dilakukan sambil bekerja. Misalnya dengan menjalani profesi di salah satu #startup negara lain.

Salah satu anak bangsa yang berkesempatan mendukung perkembangan startup di Jepang adalah Ariawan. Mahasiswa S1 Teknik Industri ITB yang melanjutkan studi di Jepang ini berhasil mendirikan Flutterscape di tahun 2011. Ada banyak sekali pembelajaran yang bisa dipetik dari proses merintis startup yang dilakukan di negeri orang. Seperti hal-hal unik yang sempat disampaikan oleh Ariawan.

Konsep yang Diusung oleh Flutterscape

Flutterascape adalah salah satu bisnis #e-commerce dengan target bisnis yaitu para penggemar anime Jepang (biasanya dikenal dengan istilah otaku). Agar bisa mencapai hasil pemasaran secara maksimal, Flutterscape bekerjasama dengan sistem afiliasi Digital Garage,yang ternyata digawangi oleh salah seorang investor Twitter, Jo Ito.

Artikel lain: Coconuts.co, Startup Portal Berita Kota-Kota di Negara Asia

Fenomena Tentang Perkembangan Startup Di Jepang

Walaupun tidak memiliki jumlah penduduk sebanyak Indonesia, rupanya proses perputaran perekonomian di Jepang memang berlangsung dengan baik dalam jumlah yang relatif besar. Fenomena ini membuat perkembangan startup di Jepang biasanya berorientasi pada pengembangan dalam negeri.

Kualitas startup asal Jepang memang sangat baik dan tidak kalah dengan startup dari negara lain. Namun ternyata kendala bahasa menjadi salah satu permasalahan yang membuat perkembangan startup Jepang di tingkat global jadi lebih tertinggal. Startup asal Amerika Serikat atau negara lain yang berbahasa Inggris ternyata lebih mudah melakukan penetrasi ke negara lain. Keunikan inilah yang juga menyebabkan startup dari Jepang cenderung berkonsentrasi pada pengembangan di pasar lokal negaranya sendiri.

Tren Mulai Berbalik Sejak Tahun 2003

Peluncuran versi web 2.0 pada periode 2003-2007 membawa perubahan bagi ekosistem startup di Jepang. Sejak saat itu sejumlah startup Jepang mulai berlomba-lomba untuk go internasional dan meraih kesempatan bisnis yang lebih baik lagi.

Uniknya, startup yang bertekad untuk go internasional didirikan oleh para warga asing yang menetap di Jepang, warga asing yang sudah bekerja selama kurang lebih 2 hingga 3 tahun di bidang IT atau keuangan mulai bekerjasama dengan orang Jepang untuk menciptakan konsep startup yang lebih universal dan siap go internasional.

Mengapa Pasar Startup Jepang Mengalami Penurunan

Pasar startup di Jepang mulai mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir ini. Salah satu pemicunya adalah turunnya jumlah masyarakat usia produktif yang kalah jauh dengan populasi masyarakat berusia lanjut. Padahal kita tentu memahami kalau pengguna #internet mayoritas berasal dari kalangan usia produktif. Keadaan ini yang akhirnya memicu para pendiri startup di Jepang untuk mati-matian go internasional demi mempertahankan eksistensi.

Hingga pertengahan tahun 2012 belum ada startup asal Jepang yang benar-benar mampu meraih posisi gemilang di pasar internasional. Namun setidaknya pada pertengahan tahun 2015 sejumlah startup belanja online seperti Rakuten bisa mulai menunjukkan kemampuan untuk bersaing dengan startup unggulan lainnya.

Baca juga: KitaKemana, Jalan-jalan Makin Seru dengan Startup Direktori yang Satu Ini

Kemunculan Facebook Juga Turut Dimanfaatkan

Pada awalnya Jepang tidak begitu familiar dengan konsep bisnis e-commerce yang dijalankan melalui penggunan Facebook. Tapi seiring dengan perkembangan teknologi, Facebook semakin digemari dan menjadi salah satu #media sosial andalan yang mendukung perkembangan startup.

Kendati di tahun 2012 pengguna #Facebook di Jepang masih terhitung sedikit bila dibandingkan dengan pengguna Mixi.jp, namun rupanya kemunculan media sosial mulai dilirik untuk menciptakan sistem e-commerce yang lebih praktis dan efektif. Tanpa harus mengakses website suatu startup, transaksi berbelanja juga bisa dilakukan melalui perantaraan Facebook.

Setiap startup yang berasal dari suatu negara pasti punya trik tersendiri untuk mengembangkan startup hingga bisa meraih kesempatan go internasional. Tidak ada ruginya kalau kita mempelajari kondisi perkembangan startup di negara lain. Sebab pelajaran tersebut akan menjadi bekal bagi kita untuk mengatasi permasalahan yang kita hadapi ketika mendirikan startup di negeri sendiri. Jangan bosan untuk terus belajar dari kesalahan dan pengalaman yang dibagikan oleh startup lainnya!

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment