Inspirasi dan Motivasi – Penemu alat Nikuba, Aryanto Misel, mendadak menjadi topik perbincangan internasional. Pasalnya, ia mengklaim bahwa air bisa menjadi bahan bakar ramah lingkungan untuk masa depan. Cara kerja Nikuba sendiri adalah dengan memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung dalam air melalui proses elektrolisis.
Namun, benarkah air bisa menjadi bahan bakar ramah lingkungan yang baru? Kendati demikian, alat bernama Nikuba tersebut sudah berhasil menarik atensi salah satu produsen otomotif di Eropa. Bahkan sudah dipresentasikan di Milan, Italia, pada 18 Juni 2023 lalu.
Tapi sebenarnya, apa itu bahan bakar ramah lingkungan? Apakah ada jenis lainnya selain air dan listrik? Mari kita bahas satu per satu di bawah ini.
Apa itu Bahan Bakar Ramah Lingkungan?
Era kendaraan listrik sedikit mulai sedikit sudah masuk ke Indonesia. Efisiensi bahan bakar bertujuan untuk mengganti bahan bakar minyak dengan bahan bakar ramah lingkungan yang tidak menghasilkan emisi. Tidak hanya untuk mencegah polusi, faktanya penelitian terkait bahan bakar alternatif ini terus dilakukan karena kondisi minyak bumi yang mulai menipis.
Lalu, apa itu bahan bakar ramah lingkungan? Adalah jenis bahan bakar yang dalam penggunaannya tidak menimbulkan efek atau dampak negatif untuk lingkungan sekitar. Mobil bensin yang masih sering digunakan saat ini, menghasilkan residu dari pembakaran mesin dan dikeluarkan ke lingkungan begitu saja. Hal inilah yang menyebabkan polusi udara dan membuat tingkat kadar udara bersih di daerah perkotaan semakin menipis.
Jika tidak dilakukan pencegahan sejak dini, bisa-bisa kadar oksigen yang kita hirup setiap harinya juga ikut berkurang. Bahkan tidak jarang ada banyak yang sakit karena menghirup polusi udara yang kotor. Maka dari itu, banyak ilmuwan melakukan penelitian terkait bahan bakar ramah lingkungan. Saat ini, yang paling menonjol adalah bahan bakar listrik.
Tidak menghasilkan emisi, tidak menyebabkan polusi udara, tidak ada suara yang berisik dari pembakaran mesin, perawatannya cenderung lebih mudah karena tidak memiliki banyak mesin seperti kebanyakan mobil konvensional, lebih murah, hingga bebas dari ganjil genap di perkotaan.
Kisah Tragis Penemu Pertama Bahan Bakar Ramah Lingkungan, Stanley Meyer
Faktanya, Aryanto Misel bukanlah orang pertama yang menemukan bahan bakar ramah lingkungan dengan dasar air. Pada tahun 1975, seorang ahli mesin dari Amerika Serikat, berhasil membuat dan mengembangkan teknologi bernama “Water Fuel Cell”. Sama seperti Nikuba, teknologi yang dikembangkan oleh Stanley Meyer juga berhasil memecah air menjadi H2 (hidrogen) dan O2 (oksigen).
Dari sini, beliau berhasil mematenkan temuannya pada tahun 1990. Namun sayangnya, ada beberapa orang yang tidak setuju dengan penemuan bahan bakar ramah lingkungan tersebut. Mereka menyebutkan bahwa penemuan Meyer adalah penipuan dan tidak revolusioner. Akibatnya di tahun 1996, hak patennya dicabut oleh Pengadilan Ohio setelah dinyatakan sebagai bentuk penipuan.
Sayangnya di tahun 1998, Meyer meninggal dunia setelah menegak jus cranberry. Setelah dilakukan autopsi, dokter menyebutkan bahwa penyebab kematiannya adalah alam karena adanya tekanan darah tinggi. Tapi tidak semua orang setuju dengan hipotesis tersebut. Sebagian besar orang percaya bahwa, Stanley Meyer dibunuh dengan racun.
Hingga saat ini, publik masih meyakini bahwa kematian Stanley sudah direncanakan. Motif utamanya adalah karena mereka yang bekerja di industri otomotif merasa hasil penemuan teknologi tersebut bisa membuat mereka rugi. Sebab, dengan adanya bahan bakar ramah lingkungan, keberadaan bensin sudah tidak dibutuhkan. Sampai saat ini, kematiannya masih menjadi sebuah misteri dan tanda tanya besar.
Baca juga: Teknologi Ramah Lingkungan Beserta Manfaat dan Contohnya
Jenis Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Tak hanya air, ternyata masih ada jenis bahan bakar lainnya. Bahkan beberapa di antaranya sudah pernah digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk kebutuhan sehari-hari.
Penasaran? Berikut beberapa jenis bahan bakar ramah lingkungan yang perlu Anda ketahui. Di antaranya adalah:
Bahan Bakar Ramah Lingkungan Biogas
Pertama, ada biogas. Bahan bakar ramah lingkungan ini dibuat dengan bahan utama limbah organik. Misalnya seperti kotoran hewan ternak, atau sisa hasil dapur (sayuran), atau cangkang kerang. Zat yang dihasilkan dari biogas adalah metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). Agar bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, keseluruhan bahan utama harus dibakar hingga nantinya menghasilkan energi.
Kelebihan dari energi alternatif ini adalah bahannya mudah didapat dan merupakan limbah organik. Sementara itu, kekurangannya adalah pada proses anaerobik dan komposisi dari bahan utamanya. Sederhananya, jika kandungan metana dari bahan utamanya besar, maka energi yang dihasilkan juga akan besar. Sebaliknya, jika kandungan metananya sedikit, maka energi yang dihasilkan pun sedikit.
Biodiesel
Sama seperti biogas, biodiesel juga menggunakan bahan utama limbah organik. Meliputi minyak sayur atau lemak hewan. Jenis bahan bakar ramah lingkungan ini adalah untuk alternatif penggunaan mesin diesel. Kelebihannya adalah sifat pembakaran yang sama dengan solar. Kekurangannya adalah proses pengolahannya cenderung lama dan melalui banyak tahapan.
Listrik
Jenis bahan bakar ramah lingkungan selanjutnya adalah listrik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita membutuhkan listrik. Untuk memasak, menyalakan lampu, mencuci, dan lainnya. Hal inilah yang membuat mengapa listrik patut diacungi jempol untuk urusan energi alternatif. Kelebihannya adalah baterai kendaraan bisa diisi ulang seperti mengisi daya ponsel, dan efisiensi bahan bakar yang tidak menghasilkan emisi. Sementara kekurangannya adalah harga dari teknologi ini masih cenderung mahal.
Synthetic Gasoline
Pernahkah Anda mendengar synthetic gasoline? Fakta menariknya adalah energi alternatif ini sudah ada sejak tahun 1919, yang berarti sudah ada dari 100 tahun lalu. Cara kerjanya adalah dengan mengkonversi gas menjadi cairan dengan proses kelistrikan. Kelebihannya adalah bisa menjadi pengganti gas bensin. Sayangnya, proses yang harus dilalui cenderung lama dan menggunakan biaya yang tidak sedikit, serta tidak bisa menghasilkan banyak gas. Sebab bahan utamanya adalah karbon dioksida.
Ethanol
Selanjutnya ada ethanol. Tahukah Anda bahwa, penggunaan energi alternatif ini sudah dipraktekan oleh Brazil, Australia, India, dan Amerika Serikat? Di keempat negara tersebut, ethanol sudah dijadikan sebagai pengganti gas untuk transportasi. Fakta menariknya adalah ethanol merupakan salah satu jenis alkohol. Kelebihannya adalah bisa menghasilkan lebih banyak tenaga ketika membakar mesin, dan jumlah emisi yang dikeluarkan jauh lebih sedikit. Hanya saja, penggunaan bahan bakar ini hanya ditujukan pada mesin pertanian, bukan untuk mobil penumpang seperti yang Anda gunakan sehari-hari.
Hidrogen
Hidrogen merupakan salah satu zat kimia yang mudah terbakar. Hal ini tentu bisa diterapkan pada bahan bakar mobil. Kelebihannya adalah menghasilkan pembakaran mesin yang lebih baik dan efisiensi mesin. Kendati demikian, ilmuwan masih harus meneliti jauh lagi sebelum penggunaan hidrogen di seluruh dunia. Sebab, saat ini belum ditemukan satu kekurangannya.
Biopelet
Biopelet merupakan bahan bakar yang terbuat dari limbah biomassa. Meliputi ampas kopi, serbuk gergaji, dan ampas kelapa. Energi alternatif yang satu ini memiliki banyak sekali kelebihan. Mulai dari bahan bakar yang mudah didapat, harga terjangkau, proses pembuatan yang mudah, hingga harga jualnya yang merakyat.
Dimetil Eter
Nama dimetil eter lebih terkenal dengan sebutan DME. Merupakan salah satu energi alternatif yang bisa digunakan untuk semua kebutuhan. Mulai dari bahan bakar kendaraan, pembangkit listrik, bahan baku produk kimia, industri rumah tangga, dan masih banyak lagi. Bahan baku utamanya adalah metanol. Di Indonesia, DME sudah digunakan dan diperjualbelikan sejak tahun 2013.
Bioetanol
Meskipun mengandung nama ‘etanol’, nyatanya bahan dasar dari energi alternatif ini adalah tanaman. Seperti tebu, kentang, jagung, dan singkong. Jenis bahan bakar ini bisa meningkatkan kadar kualitas udara yang lebih baik. Bahkan menariknya, bioetanol bisa meminimalisir kadar emisi yang keluar akibat proses pembakaran yang terjadi. Kelebihannya adalah bisa meningkatkan kinerja kendaraan Anda.
Baca juga: Pengertian Iptek & Pentingnya dalam Perkembangan Suatu Negara
Dengan menggunakan bahan bakar yang menghasilkan nol emisi, Anda sudah berpartisipasi untuk meminimalisir polusi udara yang terjadi. Penggunaan energi alternatif ini tidak hanya untuk kebaikan bersama, tetapi juga bisa memberikan bahan bakar atau energi yang selalu diperbarui. Maka dari itu, ada baiknya jika sebagai warga negara Indonesia yang baik, mendukung program pemerintah dengan menggunakan kendaraan listrik.
Nah, dari kesembilan energi alternatif di atas, mana saja yang sudah pernah Anda pakai? Jika belum, yuk mulai dari sekarang! Semoga bermanfaat!
Jadi inspirasi yang baik. Semoga memotivasi banyak orang untuk berinovasi.
Penggunaan BBM saat ini sudah sangat banyak, beberapa bahan bakar ramah lingkungan (yang belum pernah digunakan) di atas, ada baiknya bisa segera digunakan di negara kita.