Mungkin tak banyak orang yang sabar merintis usaha untuk mencapai kesuksesan. Padahal sukses tersebut tidak bisa diperoleh secara instan. Kita perlu meluangkan waktu, dedikasi dan kesabaran untuk mencapai sukses yang sesungguhnya.
Roda kehidupan tentu berputar dari waktu ke waktu. Namun meski roda kehidupan berputar, kesuksesan tetaplah menjadi milik orang-orang yang mau berusaha. Filofosi inilah yang kiranya mendasari Agus Pramono, sang pemilik Ayam Bakar Mas Mono.
Kisah Awal Berdirinya Ayam Bakar Mas Mono
Mas Mono tadinya hanyalah seorang pria biasa. Dengan mengandalkan ijazah SMA, mas Mono memberanikan diri untuk merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan pada tahun 1994. Kala itu mas Mono melakoni profesi sebagai juru masak di sebuah restoran cepat saji di ibukota. Tak betah berlama-lama bekerja dengan orang lain, mas Mono akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya pada tahun 1997.
Setelah memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai juru masak, mas Mono lantas mulai membuka usaha catering secara mandiri. Saat itu kebetulan sekali banyak perusahaan properti yang sedang gencar memasarkan kompleks perumahan baru. Hal tersebut membuat perusahaan properti kerap menjalin kerjasama dengan bisnis catering untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Namun rupanya keberhasilan bisnis catering tersebut tidak bertahan lama. Krisis ekonomi di tahun 1998 memaksa mas Mono untuk menutup bisnis cateringnya.
Artikel lain: Finger Chicks ~ Gurihnya Peluang Waralaba Kuliner Ayam
Tak lantas menyerah, mas Mono mulai kesulitan ekonomi dan mencari pekerjaan sampingan dengan mengirimkan puisi dan tulisannya ke berbagai media cetak. Akhirnya setelah mengirim banyak lamaran kerja di perusahaan, mas Mono lantas diterima menjadi office boy di suatu perusahaan. Disela-sela pekerjaannya sebagai office boy, mas Mono juga sering melakukan pekerjaan sampingan berupa jasa pengetikan skripsi bagi mahasiswa. Berbagai pekerjaan ia tekuni demi mengumpulkan uang dan membangun hidup yang lebih baik. Bahkan mas Mono juga sempat berjualan pisang coklat dengan menggunakan gerobak. Ia menjajakan dagangannya dari satu sekolah ke sekolah lain.
Pada awal tahun 2000, insting bisnis mas Mono mulai terpanggil ketika melihat sebuah lahan kosong di dengan Universitas Sahid. Mas Mono dan sang istri, Nunung kemudian mulai membuka #bisnis kuliner warung ayam bakar kecil-kecilan di lahan kosong tersebut. Mas Mono pun masih ingat di hari pertama warung ayam bakarnya, ia membawa 5 ekor ayam yang dijadikan 20 potong. Meskipun hanya laku 12 potong di hari pertama usahanya, mas Mono dan sang istri merasa senang dengan pencapaian dan usaha mandiri tersebut.
Lambat laun kesabaran dan ketekunan mas Mono mulai membuahkan hasil. Warung kecilnya yang tadinya hanya membutuhkan 5 ekor ayam mulai berkembang hingga membutuhkan 80 ekor ayam setiap hari. Pegawainya pun bertambah dari 1 orang menjadi 8 orang. Dengan kesuksesan awal tersebut, mas Mono berusaha untuk menjaga konsistensi rasa dan pelayanan dengan menetapkan SOP sederhana, misalnya seragam pegawai, kebersihan rambut, kuku dan penampilan para pegawainya.
Bisnis Ayam Bakar Mas Mono Berkembang Pesat
Warung Ayam Bakar Mas Mono yang sederhana namun berkembang pesat tersebut mulai digemari oleh banyak pelanggan, salah satunya adalah presenter acara TV “Dunia Lain”. Presenter tersebut lantas menawarkan mas Mono untuk mengajukan kerjasama catering dengan pihak stasiun TV. Akhirnya proyek kerjasama catering dengan pihak stasiun TV tersebut berhasil dan mendatangkan banyak keuntungan bagi mas Mono.
Kini usaha Ayam Bakar Mas Mono sudah berkembang pesat. Tak hanya membuka cabang, Ayam Bakar Mas Mono juga menyediakan sistem kemitraan waralaba bagi kita yang berminat untuk berinvestasi sekaligus bekerjasama. Dengan nilai investasi mulai dari 380 juta rupiah, kita sudah bisa bekerjasama dengan waralaba Ayam Bakar Mas Mono dan memperoleh berbagai fasilutas berupa survey lokasi, renovasi dan desain interior lokasi, bahan baku modal, bantuan proses recruitment dan training pegawai, panduan SOP, perjanjian kerjasama selama 6 tahun, paket promosi (flyer, banner dan neon box) serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.
Baca juga: Sedapnya Berbisnis Waralaba Ayam Goreng dan Bakar Pak Cipto
Seluruh paket kerjasama waralaba tersebut ditujukan mas Mono untuk menjalin relasi yang baik dengan orang-orang yang ingin berinvestasi dan belajar berbisnis bersama mas Mono. Sehingga mas Mono tak hanya mereguk suksesnya sendirian saja, namun juga ingin mengajak orang lain yang ingin berusaha dan ingin maju untuk bersama-sama mencapai kesuksesan dan tujuan hidup yang lebih baik.
perputaran nasib manusia tidak ada yang tau. yang harus kita lakukan hanya berusaha dan berusaha. semangat mas mono yang gigih berjuang membangun bisnis sangat menginspirasi.