advertise-scroll to continue

Twitter Telurkan Fitur Monetisasi Periklanan Video Serupa Youtube

Image dari Mashable.com
Image dari Mashable.com

Setelah Twitter sekali lagi berada di pangkuan Jack Dorsey sebagai CEO, memang cukup banyak keputusan krusial yang diambil salah satu founder #startup ternama tersebut. Mulai dari adanya pelebaran bisnis hingga rencana PHK masal yang semakin santer berhembus, itu semua dinilai sebagai langkah taktis demi kemajuan sang media sosial berlogo burung biru.

Nah, yang terbaru lewat rilis resminya, Twitter menyatakan bahwa perusahaan tengah mengintensifkan fitur model periklanan video dengan skema yang baru. Dengan adanya model periklanan video yang baru ini, nantinya Twitter berharap dapat menarik tidak hanya pihak sponsor namun juga penggiat kreatif dalam hal pembuatan video.

Dengan target utama menyenggol dominasi #Youtube dan Facebook dalam bidang video advertising,  berikut akan kita bahas tentang model periklanan video terbaru dari Twitter pada artikel di bawah ini.

Menjadi Proyek Lanjutan Twitter Amplify

Sebagai informasi bagi rekan-rekan yang belum mengetahui, bahwa sebenarnya Twiitter sudah mengembangkan sayap bisnis dalam bidang periklanan konten video di bawah divisi Twitter Amplify. Twitter Amplify menjadi bagian Twitter yang khusus menangani video advertising perusahaan serta berbagai pengembangannya.

Layanan yang sudah diperkenalkan pada tahun 2013 tersebut bahkan sudah mempunyai tak kurang dari 150 publisher termasuk Vevo, Vice serta Conde Nast. Namun mengenai sistem periklanannya, para publisher tersebut dapat melakukan monetisasi dengan model video pre rolls 6 detik, dengan syarat publisher telah mempunyai hubungan kontrak dengan pihak pengiklan tertentu.

Inilah yang  menjadi masalah bagi para pembuat konten video yang masih berada pada level indi atau lebih kecil. Akan sulit bagi mereka untuk masuk pada persaingan dengan sistem yang diterapkan Twitter Amplify.

Artikel lain: Twitter Pastikan Akan Lakukan PHK Besar-besaran! Ada Apa dan Kenapa?

Untuk menjawab masalah tersebut, disampaikan langsung oleh Direktur Produk Senior bidang media, TV dan video Twitter, Baljeet Singh menyatakan bahwa model periklanan video di Twitter akan dibuat lebih terbuka. “ Kini, semua publisher dan kreator akan diberi kesempatan untuk menjalankan monetisasi pada konten video milik mereka di Twitter,” ucapnya.

Model Periklanan Video yang Baru

Pada kesempatan yang sama Baljeet Singh menambahkan bahwa program ini mempunyai tujuan yang lebih luas dari sekedar opsi monetisasi, namun bagaimana mulai menata kembali identitas Twitter sebagai #media sosial yang mengedepankan kecepatan mendapatkan informasi.

Jika sebelumnya untuk menjalankan model periklanan #video yang lama, publisher harus memenuhi beberapa kriteria terlebih duhulu. Kini para kreator konten video tinggal mengaktifkan pilihan “activate monetization” yang ada pada setting dashboard.  Nantinya video dari para kreator konten akan disusun dan hubungkan dengan iklan yang relevan berdasarkan kategori video tersebut. Pada masa beta dari program baru ini, yang menjadi pilot project adalah beberapa media seperti MTV,  Sports Illustrated, serta media pemutar digital seperti Maker and Fullscreen.

Menawarkan Sharing Revenue yang Lebih Menarik

Sebagai salah satu senjata meningkatkan ketertarikan para publisher serta kreator konten video, Twitter menawarkan perbandingan sharing revenue (bagi hasil) yang lebih menarik dibanding para pesaingnya.

Saat ini fitur periklanan via video di dua media sosial lain, Facebook dan Youtube memang menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar mereka. Kedua media sosial tersebut mematok sharing revenue sebesar 45% dari biaya yang masuk dari pihak pengiklan untuk perusahaan mereka. Sedangkan untuk Twitter sendiri, prosentasenya dipangkas menjadi hanya 30% saja bagian untuk perusahaan, sisanya untuk pihak publisher.

Baca juga: Layanan Twitter Ads Kini Telah Tersedia di Lebih Dari 200 Negara

Menjadi Pendorong Layanan Periscope

Masih pada kesempatan yang sama, Singh sempat menyinggung tentang bagaimana langkah #Twitter terhadap layanan video sharing terpisah milik Twitter, Periscope. Ia menyatakan bahwa saat ini Periscope akan tetap menjalankan perannya sebagai media yang fokus mengembangkan variasi konten dan juga peningkatan jumlah pengguna layanan.

Saat ini Periscope masih dipandang terlalu prematur untuk “ditanami” layanan periklanan. Singh menambahkan bahwa Periscope telah menjadi satu identitas baru bagi para kreator video kreatif. Hal ini akan terus dipupuk sehingga lebih banyak lagi profil kreatif yang masuk pada layanan Periscope.

M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment