Teguh Poerwono Edi: Legitnya Kesuksesan Bisnis Kue Kacang Beromzet Ratusan Juta

Advertisement-Scroll to Continue

Teguh Poerwono Edi

Teguh Poerwono Edi – Menjalankan sebuah bisnis apapun itu jika dikerjakan dengan ketekunan dan disertai dengan kerja keras, maka potensi untuk sukses akan semakin besar. Salah satu bisnis yang sangat berpotensi dan berpeluang di sekitar kita adalah dengan menjalankan bisnis kuliner. Apalagi saat ini dalam masa bulan Ramadhan, peluang bisnis kuliner akan semakin terbuka lebih luas untuk Anda.

Berbicara bisnis makanan, peluang bisnis kuliner ini sangat banyak sekali jika Anda benar-benar ingin menekuninya. Salah satunya adalah bisnis kuliner makanan kue seperti yang dijalankan oleh Teguh Poerwono Edi. Ia terbilang sukses dalam mengelola bisnis kue dengan mampu menghasilkan omzet ratusan juta rupiah tiap bulannya.

Bagaimana kisah suksesnya dalam menjalankan bisnis kuliner, simak cerita selengkapnya di bawah ini.

Ide Bisnis dari Hobi Teguh Poerwono Edi

Teguh Poerwono Edi memulai usaha bisnisnya sejak tahun 1989. Ia menceritakan kala itu ia dan keluarga baru saja pindah ke kawasan Kota Kediri.

Ia dan istrinya ingin memiliki dan membuka usaha baru. Ide bisnis berjualan kue kacang ini berangkat dari sebuah hobi. Membuat aneka macam kue dan meracik resep baru adalah hobi dari Teguh dan istrinya. Dari kesukaan kedua pasangan inilah, kemudian Teguh berhasil menciptakan sebuah resep kue kacang.

“Awalnya, istri saya suka membuat kue, terus resepnya saya ubah-ubah,” demikian ujarnya.

Dari kesenangnnya membuat kue, kemudian membagi-bagikan contoh kue buatannya ke teman dan tetangga. Ternyata resep kue kacang kreasi Teguh mendapatkan respon yang bagus dan banyak juga yang meminatinya. Nah, melihat kue kacang dari hasil kreasi resepnya ini lantas Teguh tertarik untuk memproduksi lebih banyak lagi dan kemudian dipasarkan.

Artikel lain: Suka Nicky ~ Bisnis Keripik Tempe Yang Sukses Melebihi Ekspektasi

Memulai Usaha Jualan Kue Kacang Dengan Modal Rp5000

Dengan melihat banyaknya peminat dari kue kacang yang ia buat, ia memberanikan diri menjual resep hasil kreasinya tersebut ke pasar yang lebih luas bukan hanya pada teman dan tetangganya. Kebetulan rumah Teguh berdekatan dengan lokasi pabrik. Banyak para pekerja pabrik ketika sore hari sepulang kerja yang membeli sekedar makanan ringan atau jajanan di sekitar pabrik. Teguh pun memanfaatkan peluang ini.

Dengan modal awal Rp 5000 Teguh menjual kue kacang dengan merek Kue Kacang Tidar miliknya di sekitar lingkungan pabrik tersebut. Skala produksinya saat itu masih sangat kecil sekali yaitu 300 kue setiap hari. Dengan modal yang seadanya itu, Teguh memanfaatkannya seefektif mungkin. Uang itu ia gunakan untuk membeli terigu 3 kg, kala itu harga terigu masih Rp.750 rupiah per kilo nya. Sisa uang modalnya, ia gunakan untuk membeli bahan yang lain seperti gula dan lain-lain. Teguh mengatakan bahwa saat itu ia berdagang dengan alat seadanya, bahkan untuk cetakan kue pun ia menggunakan tutup notol minuman anaknya.

Optimisme Dalam Menghadapi Tantangan

Meskipun dalam keadaan yang serba terbatas, teguh tidak mau menyerah begitu saja. Ia sangat yakin akan bisnis yang dikerjakannya saat itu. Ia begitu optimis dengan masa depan bisnis kue kacang yang akan menjadi sebuah kesuksesan. Meskipun dalam keadaan yang serba kekurangan, Teguh mengaku tidak pernah mencari pinjaman ke Bank untuk menjalankan bisnisnya.

Sulitnya akses untuk mendapatkan pinjaman ke Bank saat itu membuat Teguh mengurungkan niatnya ketika ingin meminjam modal ke suatu Bank. Namun demikian Teguh tidak tinggal diam, ia tetap berjuang bagaimana caranya agar bisnis kuliner yang ia kembangkan ini bisa menjadi berkembang dan semakin maju.

Baca juga: Ali Muharam Raup Rp 40 Juta Per Hari Dari Bisnis Makaroni

Modal Utama Teguh Poerwono Edi

Dengan sulitnya permodalan yang dialami Teguh, sedangkan permintaan kue kacang semakin besar, maka satu-satunya modal yang dipunyai Teguh saat itu adalah kejujuran. Dengan kejujuran yang dimiliki Teguh, membuat beberapa pemasok bahan baku kue nya percaya kepadanya sehingga bersedia memasok bahan produksi untuk dibayar di belakang. Sangat membantu sekali untuk kelancaran bisnis Teguh kala itu.

Meskipun dibayar belakangan, Teguh tidak pernah meleset dalam membayar tanggungannya. Hal ini semakin membuat pemasok mempercayai Teguh dan menawarinya untuk mengambil bahan dalam sekala yang lebih besar.

Bahkan hampir seluruh peralatan pun hasil dari hutang, begitu kenang Teguh. Dengan kepercayaan tersebut, ia tidak mau gegabah dalam menjalankan sebuah bisnis. Berkat kejujuran dan keseriusan nya, yang dulunya hanya mampu menghabiskan 3 kg terigu perhari, kini Teguh mampu memproduksi dengan menghabiskan 22 zak per hari. Dengan kapasitas produksi mencapai 67.200 kue kacang tiap harinya dan omzet per bulan mencapai Rp. 300 juta rupiah.

Advertisement
Tasbihul Mamnun

Tasbihul Mamnun adalah content writer di Maxmanroe.com. Aktif di dunia pendidikan dan hobi mengeksplorasi informasi di internet, terutama yang berhubungan dengan digital media.

Leave a Comment