Startup Blu-Jek ~ Satu lagi Ojek Online yang Semarakkan Bisnis Jasa Transportasi

Advertisement - Scroll to Continue
Image dari Tribunnews.com
Image dari Tribunnews.com

Satu lagi layanan pemesanan transportasi ojek online akan hadir dan bisa dinikmati oleh masyarakat Jabodetabek. Setelah sebelumnya ada Go-Jek dan GrabBike, kini masyarakat harus bersiap dengan kehadiran Blu-Jek, sebuah transportasi ojek online yang berbasis #aplikasi ciptaan Garrett Kartono dan Michael Manuhutu.

Tingginya pasar ojek yang sangat tinggi inilah yang membuat Garret dan Michael mendirikan #startup Blu-Jek. Transportasi alternatif ini sendiri sudah meresmikan perusahaannya sekitar 4-5 bulan lalu. Sedangkan aplikasi Blu-Jek sendiri juga sudah mulai dikembangkan pada pada waktu yang bersamaan. Lalu seperti apakah ojek online bernama Blu-Jek ini? Berikut ulasannya.

Bukan Bagian dari Blue Bird

Saat mulai diperkenalkan ke publik, banyak orang yang menyangka bahwa startup Blu-Jek merupakan bagian dari perusahaan Blue Bird. Hal ini memang beralasan karena sebelumnya  ada kabar bahwa Blue Bird berencana menghadirkan layanan ojek online, seperti Gojek dan GrabBike.

Namun isu ini kemudian dibantah langsung oleh pendiri Blu-Jek yaitu Garrett Kartono yang menyatakan bahwa Blu-Jek berdiri dengan nama PT Blu-Jek Indonesia, dan tidak terafiliasi dengan Blue Bird sebelumnya. Garret juga menambahkan bahwa Blu-Jek ini adalah startup yang dananya berasal dari diri sendiri (self funding).

Artikel lain: Go-Jek, Startup Panggilan Ojek Yang Kini Bisa Dipesan Dari Smartphone

Meski berasal dari dana sendiri (self funding), pihak Blu-Jek menurturkan bahwa mereka masih membuka diri untuk pendanaan dari luar. Saat ini sendiri Blu-Jek telah menyiapkan 1.000 armada untuk beroperasi memenuhi dan melayani masyarakat.

Tidak Untuk Bersaing

Meski secara konsep startup Blu-Jek ini mengikuti tren ojek online seperti Go-Jek dan Grab Bike, namun menurut pihak Blu-Jek tidak bersaing dalam bisnis namun mereka justru akan bekerja sama sebagai partner untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat dalam memberikan kemudahan transportasi publik.

Menurut Garret, pendiri startup Blu-Jek menyatakan bahwa Blu-Jek merupakan ide bisnis sosial yang coba membantu perekonomian ojek pangkalan. Saat melihat sendiri banyaknya pencari kerja ojek online beberapa waktu lalu, Garret kemudian merasa terdorong untuk memenuhi kebutuhan para pencari kerja tersebut. Maka lahirlah Blu-jek untuk memenuhi permintaan pasar dan kebutuhan para pencari kerja.

Skema Tarif dan Promo Startup Blu-Jek

Meski bukan merupakan yang pertama dalam bisnis ojek online, Blu-Jek memiliki strategi khusus untuk bisa menarik konsumen. Salah satu strategi tersebut adalah menetapkan skema tarif layanannya. Tarif memang selalu menjadi sesuatu yang diperhatikan oleh konsumen. Maka dari itu Garrett Kartono, Founder Blu-Jek, membuat tarif datar (flat) untuk layanan ojeknya semenarik mungkin yaitu hanya Rp 4.000 per kilometer (km).

Dalam tahap pengenalan awal ini Blu-Jek sendiri akan memberikan “promo 30.000 Free Rides” selama satu bulan. Dalam informasi awalnya dikatakan bahwa promo tersebut adalah pembebasan biaya ojek sejauh enam kilometer pertama atau setara Rp 25.000. Selanjutnya, setiap satu kilometer tambahan, penumpang membayar Rp 4.000.

Meski telah meluncurkan “promo 30.000 rides”, pihak Blu-Jek berjanji tidak akan berhenti dengan promo ini. Garrett menyatakan bahwa Blu-Jek akan terus memberikan promo-promo lainnya. “Jika memang respon sangat baik dari publik, buak tidak mungkin akan ada promo yang lebih menarik dari kami. Dan satu hal lagi yang perlu ditegaskan bahwa tawaran promo Blu-Jek ini sama sekali tidak bertujuan untuk menyaingi manajemen ojek berbasis aplikasi lainnya” tutur Garrett.

Baca juga: Ojek Syar’i ~ Mengenal Startup Layanan Pemesanan Ojek Online Khusus Wanita 

Rider Blu-Jek

Untuk para rider atau pengendara dari Blu-Jek sendiri, Garett menargetkan lima order sehari. Apabila rider dalam sehari memperoleh lebih dari lima order yang ditargetkan maka mereka bisa mendapatkan bonus bonus Rp 50.000. Dengan keaktifan rider untuk mendapatkan konsumen maka rider bisa saja meraup sebesar Rp 6-7 juta pendapatan per bulan bahkan bisa lebih, jelas Garett.

Seperti diketahui, pada pengenalan awalnya tanggal 18 September 2015 yang lalu Blu-Jek telah memiliki 1.000 riders yang siap beroperasi. Namun karena misi Blu-Jek yang ingin menyerap tenaga kerja yang besar dengan membuka lowongan maka Blu-jek ingin menargetkan adanya 10.000 riders yang berada di bisnisnya.

Dalam lowongan yang disediakan sendiri, startup Blu-Jek memprioritaskan rider yang memiliki background pekerjaan ojek sebelumnya, kecuali wanita yang jarang berprofesi sebagai ojek. Meski memprioritaskan pelamar yang memiliki pengalaman sebaga tukang ojek, pihak Blu-Jek juga tetap terbuka terhadap pelamar yang bukan ojek.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment