Apa pengertian Ad Fraud sebenarnya? Sebagian besar publisher Google Adsense pasti sudah pernah mendengar tentang Ad Fraud atau kecurangan iklan. Bagi industri teknologi iklan, Ad fraud merupakan penyimpangan yang sudah terjadi cukup lama.
Artikel ini akan sedikit membahas tentang Ad Fraud/ kecurangan iklan dalam industri periklanan digital. Walaupun Ad Fraud sudah terjadi cukup lama, ternyata masih ada publisher yang belum sadar sampai sekarang.
Apa Itu Ad Fraud?
Pengertian Ad Fraud atau kecurangan iklan adalah jenis penipuan dimana pelaku membodohi pengiklan untuk membayar sesuatu yang tidak berharga bagi mereka; seperti lalu lintas palsu, prospek palsu atau penempatan iklan yang tidak wajar dan tidak efektif. Tujuan kecurangan dilakukan adalah untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar.
Beberapa jenis kecurangan iklan diantaranya adalah:
1. Trafik Bot
Trafik bot adalah tindakan meniru kunjungan ke sebuah website (mirip kunjungan manusia sungguhan ke sebuah website) yang menghasilkan tampilan halaman web untuk website publisher. Pengiklan akan membayar tampilan iklan yang ditayangkan ke bot layaknya tampilan ke manusia.
Tentu saja ini merugikan pihak pengiklan karena tidak akan menghasilkan apa-apa bagi mereka. Jangankan terjadi penjualan atau kunjungan calon pembeli ke situs pengiklan, tampilan iklan itu hanya akan menambah pengeluaran yang lebih besar bagi pengiklan.
2. Menumpuk Iklan
Kecurangan iklan yang satu ini cukup sering kita temukan di internet, terutama pada situs yang menggunakan iklan Google Adsense di dalamnya. Tujuannya sudah jelas, untuk meningkatkan jumlah klik iklan (CTR) tanpa perduli apakah klik iklan tersebut bermanfaat bagi pengiklan.
Salah satu praktek yang sering digunakan adalah menempatkan lebih dari satu iklan pada spot iklan yang sama. Ini dilakukan publisher nakal untuk meningkatkan penghasilan mereka tanpa perduli konversi penjualan bagi si pengiklan.
3. Click Fraud
Klik fraud adalah satu jenis penipuan iklan yang paling tua dan paling umum. Klik fraud masih satu generasi dengan trafik bot (trafik palsu) dimana publisher nakal menggunakan program klik otomatis yang disebut hitbots atau membayar jasa klik iklan dengan biaya murah untuk mendapatkan penghasilan lebih besar.
Walaupun jumlah klik iklan sangat tinggi, klik fraud ini tidak akan menghasilkan konversi penjualan bagi pengiklan. Dengan kata lain, pengiklan membayar iklan tapi tidak mendapatkan hasil apapun.
4. Pengisian Pixel
Ini adalah tindakan pengisian iklan ke dalam satu pixel tunggal. Hal ini akan meningkatkan jumlah impressi, namun user tidak pernah melihat iklan yang tampil satupun karena satu pixel tunggal tidak mungkin ditemukan.
5. Pengecohan Domain
Ini adalah tindakan penjualan inventori iklan ke dalam situs-situs yang jelek dan dianggap sebagai website premium. Para pengiklan berpikir bahwa iklan mereka akan tayang di situs-situs terpercaya, namun sayangnya mereka hanya membayar untuk penempatan pada inventori website palsu.
6. Pengisian Cookie
Ini adalah tindakan penyertaan cookie kepada pengguna internet tanpa sepengetahuan mereka. Dengan cara ini pelaku dapat menanamkan cookie ke browser di komputer pengguna internet. Ketika pengguna internet tersebut membuka situs e-commerce dan melakukan pembelian, maka si pelaku akan mendapatkan bayaran dari hasil penjualan.
Praktik seperti ini sangat sering dilakukan beberapa tahun yang lalu dimana para pelaku menanamkan cookies link affiliasi mereka di browser pengguna internet ketika membuat situs tertentu.
7. Click Farm (Ladang Click)
Masih mirip dengan Click Fraud, yaitu meningkatkan klik iklan di situs publisher dengan cara yang tidak pantas. Ada banyak kelompok yang bersedia dibayar murah untuk melakukan aktivitas klik iklan di situs-situs tertentu. Biasanya klik iklan tersebut menyasar situs publisher yang memasang iklan Pay Per Click (PPC) sehingga meningkatkan jumlah klik iklan.
Namun, tentu saja klik iklan itu tidak akan menghasilkan konversi penjualan bagi si pengiklan. Google Adsense adalah salah satu program PPC yang dulu sering mendapatkan penyalahgunaan dari para pelaku Click Farm.
Selain yang di sebutkan di atas, masih ada berbagai Ad Fraud yang terjadi pada periklanan digital. Faktanya, penyimpangan ini masih terus terjadi dan berkembang dari waktu ke waktu dengan berbagai perubahan sesuai perkembangan.
Cara Menghindari Ad Fraud/ Kecurangan Iklan
Ad fraud tidak hanya merugikan para pengiklan, tapi juga bisa merugikan bagi publisher. Walaupun pada umumnya kecurangan ini dilakukan oleh publisher, namun Ad fraud ternyata juga dilakukan oleh pesaing si publisher. Tujuannya tentu saja untuk merugikan publisher yang jadi pesaingnya, misalnya mengakibatkan akun Google Adsense pesaing ditangguhkan.
Bagi pengiklan tentu saja sebuah keharusan untuk melindungi diri dari praktek ad fraud dari publisher nakal.
Untuk melindungi iklan dan inventori Anda dari kecurangan iklan, maka anda harus melakukan monitoring fitur report setiap hari. Dengan menganalisis fitur dari weblog dan laporan situs platform iklan, kita bisa menemukan sumber trafik abnormal dan mengambil tindakan untuk memperbaikinya.
Bagi publisher sendiri, salah satu cara agar pengiklan mempercayai inventori iklan Anda adalah dengan memasang file ads.txt di server website Anda. Penambahan file Ads.txt ini bertujuan untuk membuat transparansi dari industri iklan digital.
Kampanya Ads.txt
Beberapa waktu yang lalu Interactive Advertising Bureau (IAB) menyerukan kampanye yang disebut dengan Ads.txt. Ini dilakukan untuk melindungi pengiklan dan publisher dari kecurangan iklan yang mungkin terjadi.
Ads.txt ini ditujukan untuk meningkatkan transparansi inventori iklan di situs publisher dengan menampilkan jaringan iklan apa saja yang terhubung dengan sebuah situs. Dengan penambahan file Ads.txt ini maka pengiklan dapat melihat kampanye iklan mereka diarahkan pada inventori yang tepat dan publisher dapat mencegah terjadi penipuan dan penyalahgunaan inventori mereka.
Bagi Anda publisher Google Adsense, sebaiknya baca penjelasan mengenai Ads.txt ini selengkapnya.
Kampanye ads.txt ini didukung oleh beberapa perusahaan periklanan digital, seperti DoubleClick Bid Manager dan DSP Internasional, dimana publisher mereka harus meng-otorisasi-kan inventori dengan ads.txt. Jika tidak menggunakan ads.txt maka inventori mereka tidak akan disertakan dalam penawaran (sejak akhir September 2017).
Baca juga: Google Meluncurkan Adsense Native Ads, Format Baru Iklan Adsense
Sebenarnya, tanpa menambahkan file ads.txt ini pun para publisher akan tetap melihat tampilan iklan di situs mereka. Namun, Google Adsense sendiri merekomendasikan penambahan file ads.txt dengan tujuan agar inventori di situs publisher tersebut lebih dipercaya oleh pengiklan dan kemungkinan akan mendapatkan penawaran yang lebih besar dari sebelumnya.
Baru ngerti kalau ada click fraud seperti ini om
Kayaknya sudah lama deh isu ini, udah dari jaman awal-awal Google Adsense di Indonesia. Pasti ada aja yang kena ban krn klik fraud
Baru tahu. Namun dengan kecanggihan google, apakah tindakan tersebut tidak dapat dideteksi ya? Malah mungkin bisa bunuh diri nanti hehe
Terus kalau kita ping ke berbagai situs apakah termasuk kecurangan juga??
Artikel yang bagus mas,
Saya juga membahas hal serupa di blog saya, hanya saja lebih ‘sarkastik’
Salam,
Hermansyah