Menjadi seorang entrepreneur adalah pilihan hidup yang terkadang tidak selalu mudah. Seperti contohnya dalam hal pendapatan. Bagi mereka yang memilih jalan menjadi seorang pegawai, akan mendapatkan gaji bulanan yang datang secara konsisten pada waktu tertentu. Ini menjadi sebuah keuntungan bagi para pegawai karena bisa lebih mudah mengatur keuangan pribadi untuk beberapa waktu mendatang.
Namun bagaimana bagi seorang entrepreneur? Tentunya tidak sesederhana alur penghasilan para pekerja. Mereka yang memilih jalan hidup untuk berbisnis terkadang diharuskan untuk bekerja lebih keras jika dibanding dengan penghasilan yang mereka dapatkan. Kondisi seperti ini, umumnya akan dialami oleh para entrepreneur ketika berada pada masa pengembangan usaha.
Lalu, kapan para entrepreneur bisa mengambil sebagian pendapatan untuk hal lain yang bersifat pribadi? Jawabnya harus mengacu pada beberapa kondisi seperti contohnya stabilitas finansial bisnis, target pencapaian hingga kebutuhan finansial pribadi. Namun secara umum, beberapa kondisi di bawah ini merupakan saat yang tepat bagi anda untuk mengambil “gaji” anda sebagai seorang entrepreneur.
1. Yakin Telah Mampu Membayar Gaji Karyawan
Kondisi pertama dimana kita sebagai entrepreneur bisa mengambil pendapatan pribadi adalah ketika kita sudah bisa memastikan semua gaji untuk karyawan ataupun rekan usaha telah tercukupi. Pada kondisi ini, ada batasan kebutuhan finansial yang harus dilampaui dulu sebelum kita bisa menggaji diri kita sendiri. Batasan ini melingkupi kebutuhan orang lain yang bekerja bersama kita.
Jadi akan lebih baik, jika memang kita belum bisa menggaji karyawan, lebih baik kita tunda dulu untuk menggaji diri kita sendiri. Karena secara tidak langsung ketika kita belum mampu membayar karyawan kita, maka berarti bisnis kita belum bisa dibilang menghasilkan.
Artikel lain: Menjadi Seorang Entrepreneur Ternyata Ada Levelnya Lo, Kamu di Level Mana?
Namun tentu berbeda, jika kita bekerja secara Individual atau tidak mempunyai karyawan. Variabelnya akan diganti bukan gaji karyawan namun semua keperluan yang anda perlukan untuk menjalankan bisnis anda. Seperti contohnya untuk bisnis online, ada biaya sewa hosting, domain, pembelian artikel dan beberapa pengeluaran lainnya.
2. Ketika Sudah Mampu Mengumpulkan Modal Untuk Mengembangkan Bisnis
Kondisi kedua yang dikatakan ideal bagi seorang entrepreneur untuk mengambil gaji mereka adalah ketika sudah mampu mengumpulkan modal atau pendanaan untuk mengembangkan. Bagi sebuah bisnis yang terbilang maju, tentu akan cukup menarik bagi para investor menanamkan modalnya. Dan pendanaan seperti ini yang dapat menjadi indikasi bahwa anda siap untuk mulai menikmati sebagian perputaran uang dalam bisnis anda.
Seperti yang disampaikan oleh seorang investor kondang, Peter Thiel, menyatakan bahwa sebuah bisnis dipandang cukup mapan untuk berjalan ketika pimpinannya sudah mampu mendatangkan pendanaan. Dalam hal ini untuk skala perusahaan besar, yang menjadi patokan adalah gaji pimpinan atau sang CEO.
“Gaji CEO mencerminkan misi perusahaan, apakah untuk membangun sesuatu yang baru, atau sekedar mengumpulkan uang,” ucap Peter.
Dari sinilah banyak pelaku investasi maupun mereka yang sudah lama bergerak di bidang bisnis percaya bahwa kondisi yang terbaik bagi pebisnis untuk mengambil gajinya adalah ketika sudah mampu mendapat kepercayaan dari investor.
Namun untuk bisnis yang masih berada pada skala minim atau katakanlah bisnis rumahan, tentu masih jauh untuk tersentuh pendanaan investor. Kembali seperti poin pertama, yang harus dilakukan adalah menurunkan skala. Kita bisa mengambil gaji bukan ketika mampu mendatangkan pendanaan namun setidaknya sudah mampu menabung sebagian uang untuk melakukan perluasan bisnis utamanya dalam hal kuantitas.
Baca juga: Inilah 5 Entrepreneur Cilik yang Telah Mampu Menghasilkan Pendapatan Miliaran
3. Ketika Bisnis Siap Berekspansi
Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, kondisi yang memperbolehkan kita sebagai entrepreneur untuk mengambil gaji kita adalah ketika bisnis sudah siap untuk berekspansi. Berekspansi di sini bisa diartikan sama dengan melakukan pengembangan secara kuantitas. Sebagai contohnya, ketika kita sudah mampu memperbanyak gerai atau memperbesar skala jumlah produksi, maka pada waktu tersebutlah kita bisa mulai menyisihkan sebagian dana bisnis untuk menggaji diri kita sendiri.
Namun jika bisnis yang kita kelola belum dikatakan mampu untuk menjalankan ekspansi, akan lebih baik jika kita bersabar dan memutar dana yang ada untuk keperluan bisnis.
Blog maxmanroe memang paling update tentang perkembangan startup di Indonesia, bisa jadi acuan untuk mempelajari cara – cara pembangunan startup.
masalah nya kebanyakan gaji udah kemakan duluan sebelum untung, itu terjadi pada saya. Hehehee
Masih belajar berbinis nih bang..
ternyata bisnis banyak faktor eksternal yang tak terduga..
terimakasih untuk sharing nya