advertise-scroll to continue

Nicholas Woodman ~ Kisah Sukses Founder Brand Kamera Fenomenal GoPro

Image dari Factorymedia.com
Image dari Factorymedia.com

Bicara tentang perkembangan teknologi dalam bidang #fotografi, nama brand kamera Gopro tentu sudah sangat familiar di telinga kita. Brand yang mengambil celah bisnis action camera ini memang sudah sangat terkenal seantero dunia. Unggul dalam kualitas serta moncernya upaya branding, menjadikan brand GoPro menjadi salah satu merek dengan perkembangan paling pesat dalam industri perangkat fotografi.

Nah yang juga menarik untuk dibahas adalah kisah dari sang kreator kamera mungil ini yang tak kalah inspiratif. Ialah Nicholas Woodman, seorang pengusaha muda yang kini bercokol di deretan 10 miliader muda dunia versi Forbes. Lebih menarik lagi, kesuksesan Nicholas mengembangkan bisnis #kamera GoPro ternyata ada kaitannya dengan negara Indonesia juga lo. Ingin tahu kisah selengkapnya? Berikut telah kami siapkan ulasan tentang kisah dan profil founder GoPro, Nicholas Woodman.

Awal Karir Nicholas Woodman

Lahir dan besar di kawasan di Silicon Valley, California, Nicholas sejak kecil dikenal sebagai pribadi yang aktif dan gemar dengan kegiatan luar ruangan. Salah satu yang menjadi favoritnya adalah olahraga berselancar. Bahkan ketika masih duduk di bangku sekolah dasar ia pernah mendirikan klub selancar bersama kawan-kawannya.

Menginjak usia dewasa, selepas lulus dari Universitas California, anak dari seorang bankir investasi tersebut mulai menata jalan karirnya. Yang pertama kala itu Nicholas membuat sebuah situs online yang menjual beragam produk elektronik bernama EmpowerAll.com. Mengusung konsep unik yakni hanya mengambil keuntungan $2 dollar untuk setiap produk yang dijual, awalnya bisnis tersebut memang nampak menjanjikan. Namun belum genap setahun situs tersebut akhirnya gulung tikar akibat menderita banyak kerugian.

Artikel lain: Matti Makkonen ~ Sang Penemu Teknologi SMS yang Jauh dari Popularitas

Tak berlama terpuruk, ia yang mempunyai basic di bidang IT kemudian membangun sebuah perusahaan game bernama FunBug di tahun 1999. Tak tanggung-tanggung, bisnisnya tersebut bahkan sempat mendapatkan kucuran pendanaan sebesar $3,9 juta dollar. Namun pukulan telak kembali menerjang bisnis Nicholas, hingga perusahaan tersebut tak lagi bisa diselamatkan.

Mencari Pencerahan Sembari Berselancar

Ternyata cobaan usaha yang kedua tersebut cukup keras menggedor mental bisnis seorang Nicholas Woodman. Ia bahkan tak bisa langsung move on dan memutuskan untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Keputusan besar ia ambil ketika hijrah ke Australia untuk menenangkan diri. Dan seperti saya sampaikan di atas, ia sempat juga pindah ke Indonesia tepatnya di Bali selama tak kurang dari 5 bulan. Dan siapa sangka justru di Pulau Dewata tersebutlah Nicholas dipertemukan dengan takdir kesuksesan besarnya.

Ini bermula ketika ia sangat ingin memiliki sebuah alat perekam kegiatan berselancar. Jika menggunakan kamera pocket atau kamera profesional tentu tidak memungkinkan untuk di bawa secara bebas selama berselancar. Jadilah ia memodifikasi semacam sabuk agar bisa menjadi pengikat kamera pada papan selancar atau pada lengan penggunanya.

Dari sini ia menemukan bahwa perangkat pelengkap kamera tersebut ternyata banyak dibutuhkan dan dicari para peselancar lain. Akhirnya ia membulatkan tekat untuk mulai mengembangkan sabuk kamera tersebut sebagai awalan bisnisnya.

Totalitas Mengembangkan Produk

Berbekal 600 buah ikat pinggang yang ia beli di Bali, ia kembali ke Amerika dan mulai melakukan eksperiment. Terdapat fakta yang cukup ekstrim dalam proses tersebut, yakni Nicholas mengasingkan diri dengan hidup di sebuah mobil VW Combi tua di sebuah daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Tak hanya itu untuk menuntaskan karyanya tersebut, ia berkisah terus bekerja selama 12 jam sehari di dalam mobil tersebut. Waktu keluar hanya ia gunakan untuk mengisi perut dan beberapa keperluan lain.

Waktu berlalu dan sabuk kamera ciptaannya usai dibuat. Tak butuh waktu lama, sabuk biasa yang awalnya berharga hanya $2 dollar berhasil ia jual seharga $60 dollar dan laris manis di kalangan peselancar. Dari situ, Nicholas mulai berfikir kembali, jika ia bisa membuat produk kamera yang kompetibel dengan kegiatan outdoor dan olahraga ekstrim tentu akan lebih menjanjikan.

Lantas ia mulai mencari produsen kamera film yang bisa ia dapatkan lisensinya dan ia kembangkan sendiri. Bertemulah Nicholas dengan sebuah brand kamera asal China bernama Hotax. Dengan harga kamera $3.05 dollar perbuah, ia mulai menguatak-atik kamera tersebut agar sesuai dengan konsep action camera yang ada dalam benaknya.

Baca juga: Andy Rubin – Penemu Operating System Android

Brand GoPro Menuai Kesuksesan Besar

Pada tahun 2002, purwarupa kamera dengan brand GoPro yang pertama berhasil ia ciptakan. Bermodal kan patungan dengan sang kekasih dan juga modal dari orang tuanya, produk kamera action tersebut dirasa sudah mampu memuaskan angan-angan Nicholas Woodman. Tak disangka baru 2 tahun dikembangkan di tahun 2004 produk GoPro sudah memiliki banyak peminat serta mencatatkan angka jual fantasitis yakni $521 juta dollar dari hasil penjualan 2,3 juta unit GoPro.

Ekspansi bisnis Nicholas nampak semakin menjadi-jadi ketika sebuah perusahaan besar Foxcom membeli 8.88 % saham GoPro senilai $200 juta dollar. Dan puncaknya yakni saat saham GoPro dilepas di publik. Saat itu kekayaan pria eksentrik tersebut melonjak hingga $3,9 miliar dollar dan menempatkan dirinya dalam jajaran pengusaha muda paling sukses sejagat.

Dari sebuah ide sederhana, seorang Nicholas Woodman berhasil meraih kesuksesan luar biasa. Yang diperlukan adalah keseriusan untuk menindak lanjuti ide tersebut dan juga kerja keras untuk mempertahankannya. Siap menjadi Nicholas berikutnya? Cari dan wujudkan mimpi mu!

M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

1 thought on “Nicholas Woodman ~ Kisah Sukses Founder Brand Kamera Fenomenal GoPro”

  1. hebat juga nicholas ini, yang belum pernah dilakukan adalah mencari pencerahan dengan berselancar hee

    Reply

Leave a Comment