Menakjubkan! Teknologi Ini Bisa Membantu Tuna Netra Melihat Kembali

Advertisement - Scroll to Continue

kacamata tuna netra

Bagi seorang tuna netra, mendapatkan penglihatannya kembali adalah salah satu hal yang paling diinginka dalam kehidupan. Sayangnya tuna netra biasanya hanya bisa memperkaya dirinya dengan kemampuan lain di luar dari kemampuan untuk melihat.

Kalau dulu tuna netra hanya bisa mengasah kemampuan indera lainnya untuk menutupi kekurangan pada penglihatan, kini kemajuan #teknologi bisa membantu para tuna netra untuk melakukan navigasi dan kembali “melihat” indahnya meskipun dalam kapasitas yang terbatas.

Lahirnya Teknologi Kacamata Augmented Reality

Augmented reality bisa diartikan sebagai teknologi yang menggabungkan obyek maya berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi untuk kemudian diproyeksikan pada lingkungan tiga dimensi untuk menampilkan efek nyata.

Kehadiran teknologi augmented reality kemudian dimanfaatkan oleh para peneliti dari Universitas Oxford untuk membuat kacamata yang mampu menyeleksi sensor berdasarkan teknologi tersebut. Dengan klasifikasi warna yang terdiri dari warna hitam, putih dan abu-abu, kacamata augmented reality akan membantu tuna netra untuk memperoleh penglihatan yang lebih baik.

Artikel lain: YoutubeForTheBlind, Situs Video Online Untuk Tuna Netra

Tentang Ide Pembuatan Kacamata Augmented Reality

Sebagian tuna netra biasanya memang tidak memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi bentuk wajah atau obyek, tapi masih memiliki kepekaan terhadap cahaya terang dan cahaya gelap. Pada umumnya tuna netra akan jauh lebih kesulitan untuk mengidentifikasi suatu obyek pada keadaan pencahayaan yang gelap.

Oleh sebab itu, Hicks selaku tim pengembang kacamata augmented reality beranggapan bahwa teknologi kacamata untuk tuna netra tersebut mampu membantu sang tuna netra untuk mengidentifikasi obyek-obyek yang berada di sekitarnya. Sehingga kebutuhan untuk menggunakan tongkat atau meraba-raba tidak menjadi fokus utama bagi penyandang tuna netra.

Uji Coba Teknologi Bagi Penderita Tuna Netra

Pada Juni 2015 ini, pihak peneliti kacamata augmented reality mulai meminjamkan 300 prototipe kacamata  tersebut kepada para penderita gangguan penglihatan seperti glukoma, degenerasi makula serta gangguan penglihatan lainnya. Proses rekaman yang dilakukan oleh kacamata augmented reality tersebut akan merekam bagaimana penggunaan kacamata mempengaruhi orang-orang dengan gangguan penglihatan yang berbeda-beda.

Kacamata augmented reality tersebut hingga saat ini didesain dengan material plastik yang tampak shiny dan ringan. Sementara bagian layarnya menggabungkan teknologi Epson Moverio dan #gadget Asus. Bagian gagang kacamata yang tebal akan terhubung langsung dengan sejumlah tombol kendali dan komputer Android yang mengatur kamera dan pencitraan gambar yang dihasilkan.

Kacamata augmented reality juga dilengkapi dengan baterai berkapasitas cukup besar dengan daya tahan hingga 8 jam. Kapasitas prototipe ini tentu terhitung jauh lebih besar dari kapasitas kacamata pintar sebelumnya yang diperuntukkan bagi penggunaan laptop. Pihak peneliti dari Universitas Oxford berharap kacamata augmented reality bisa segera dipasarkan tahun depan dengan harga kurang dari USD 1.000. Karena harga kacamata yang lebih terjangkau akan memberikan kesempataan bagi banyak tuna netra untuk memperoleh penglihatan dan navigasinya kembali.

Baca juga: OwnFone ~ Ponsel Huruf Braille Khusus Bagi Para Penyandang Tunanetra

Tantangan Dalam Mengembangkan Produk Bagi Tuna Netra

Salah satu tantangan yang masih terus dicari jalan keluarnya adalah bagaimana menciptakan jarak pandang yang lebih jauh pada teknologi kacamata augmented reality tersebut. Karena para peneliti kacamata augmented reality menginginkan pengembangan jarak pandang minimal 15 kaki pada produk canggih tersebut. Semakin besar jarak pandang yang bisa dijangkau oleh kacamata augmented reality, maka akan semakin baik pula navigasi yang bisa dilakukan oleh tuna netra yang mengenakannya.

Di samping kendala mengenai jarak pandang, kendala lainnya juga datang dari material yang digunakan pada kacamata augmented reality. Semakin ringan dan kecil bentuk kacamata augmented reality yang digunakan, maka akan semakin nyaman pula para penggunanya. Sehingga para pengguna kacamata augmented reality bisa tampil secara normal tanpa terganggu dengan bentuk kacamata yang terlampau besar.

Kehadiran teknologi yang mampu membantu para tuna netra untuk melihat kembali tentu jadi terobosan besar bagi dunia teknologi. Semoga teknologi kacamata augmented reality bisa segera dipasarkan secara umum dengan harga yang terjangkau. Agar semua tuna netra di dunia bisa kembali merasakan indahnya melihat dunia dan melihat orang-orang yang dicintai.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment