Pada artikel sebelumnya kita sudah pernah membahas tentang Silicon Valley yang menjadi kiblat perkembangan teknologi modern. Nah, dari fakta itu pula lah tentunya sangat banyak pekerja bidang teknologi yang menggantungkan cita-citanya untuk bisa bekerja di salah satu perusahaan besar di sana.
Namun sayangnya untuk bisa menembus persaingan dunia kerja ala Silicon Valley tentu bukan hal yang mudah. Silicon Valley selama bertahun-tahun telah menjadi basis tenaga ahli dan professional dalam bisnis teknologi. Untuk masuk ke dalamnya, tentu kita juga harus mempunyai kualitas di atas rata-rata bahkan harus luar biasa.
Meski sangat sulit, namun bukan berarti tidak bisa lo ya!
Inilah yang baru saja dibuktikan oleh seorang putra bangsa bernama Tri Ahmad Irfan. Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) angkatan 2013 ini baru saja resmi terpilih menjadi peserta magang kerja di perusahaan media sosial populer, #Twitter. Bagaimana kisah Tri Ahmad hingga akhirnya bisa mendapat kesempatan kerja yang terbilang langka tersebut? berikut ulasannya.
Artikel lain: Listiarso Wastuargo ~ Berkat Talenta Luar Biasa, Ia Berhasil Berkarir Di Facebook
Mengikuti Program Online Mentorship
Menjadi mahasiswa magang asal Indoensia yang diterima di perusahaan sekelas Twitter tentunya bagaikan mimpi bagi kebanyakan orang. Dan kesempatan itulah yang kini sedang dijalani oleh Tri.
Belum lama, tepatnya pada tanggal 25/6 lalu, ia langsung bertolak ke Amerika Serikat menuju markas pusat Twitter di San Francisco. Lebih membanggakan lagi bahwa Tri merupakan satu-satunya mahasiswa Indonesia yang diterima magang kerja pada periode perekrutan kali ini.
Lalu bagaimana awal kisah Tri menembus kesempatan emas magang kerja di Twitter? Dalam sebuah wawancara, ia menyatakan bahwa memang sudah sejak lama dirinya ingin mendapatkan pengalaman kerja di salah satu perusahaan besar di negeri Paman Sam. Bukan tanpa alasan, karena menurutnya saat ini yang menjadi pusat perkembangan teknologi komputer tak lain adalah negeri adi kuasa tersebut, terutama Sillicon Valley sebagai “rahim” teknologi terkini.
Motivasi itulah yang akhirnya membawa Tri mengikuti sebuah program online mentorship bernama Indo2SV. Indo2SV sendiri merupakan program mentoring yang diprakarsai oleh para pekerja Sillicon Valley asal Indonesia. Membawa misi untuk memberi peluang para ahli #teknologi di Indonesia, program mentorship tersebut menjadi wadah rekrutment potensial bagi mereka yang ingin berkarir di kancah internasional.
Singkat kata, Tri mengikuti program mentoring yang dilakukan secara online via Skype selama tiga bulan. Dan setelah menyelesaikan program, ia mulai mendaftar ke beberapa perusahaan di Silicon Valley dengan sistem referral.
“Jadi, saya mengirimkan Curriculum Vitae (CV) saya ke pihak Twitter melalui teman saya yang bekerja di sana,” ungkapnya.
Menjalani Beberapa Sesi Wawancara
Setelah mengirimkan CV dengan rekomendasi teman yang sudah bekerja di Twiiter, akhirnya Tri mendapat kabar untuk mengikuti tahap wawancara sebagai seleksi masuk program magang kerja di Twitter.
Kembali lagi, hal tersebut bukan perkara mudah karena Tri harus menyelesaikan 6 kali sesi tanya jawab via Skype tentang beragam hal mulai dari info personal hingga yang berkaitan dengan kecakapan dalam bidang teknologi komputer. Tiap sesi yang rata-rata berdurasi 45 menit tersebut dijalani Tri dengan semaksimal mungkin. Hingga akhirnya semua tes wawancara selesai dan Tri dinyatakan lolos menjadi mahasiswa magang di Twitter untuk periode tersebut.
Tips Singkat Tembus Magang Kerja
Bagi rekan-rekan yang ingin mengikuti jejak Tri memperoleh kesempatan magang kerja di perusahaan besar di Amerika mungkin bisa mulai melakukan apa yang telah dilakukan oleh Tri. Yang pertama tentunya memperbanyak informasi dan koneksi tentang peluang bekerja. Ini bisa dilakukan dengan mendaftar program mentorship Indo2SV seperti yang diikuti oleh Tri Ahmad.
Lalu sebuah tips singkat dari Tri yakni selalu perkaya diri dengan berbagai informasi terkait perusahaan yang dituju. “Cari referensi dan informasi tentang perusahaan yang ingin dimasuki sebanyak-banyaknya. Dan yang paling penting adalah melatih kemampuan problem solving kita dalam hal pemrograman” bocornya.
Baca juga: Belajar dari Flutterscape tentang Sukses Mengelola Startup Di Negeri Orang
Dalam program magang kerja yang dimulai pada tanggal 29 Juni hingga 18 September 2015 tersebut, semua keperluan Tri termasuk akomodasi dan keperluan sehari-hari sudah ditanggung full oleh pihak Twitter. Tidak hanya itu, sebagai software engineering intern di divisi Engineering Effectiveness Twitter, ia juga akan mendapatkan gaji magang serta fasilitas lain.
Namun yang terpenting menurutnya adalah pengalaman, karena pengalaman kerja seperti yang ia jalani saat ini tentunya tidak bisa dibeli dengan uang. Get Inspired!
Wah, keren banget Tri ya. Semoga bisa memberikan tips – tipsnya agar bisa juga magang di luar negeri hehe.
Widiihhh keren banget bisa kerja di salah satu media sosial paling populer ^.^
hebat, teruskan prestasimu mas
jangan lupa pas balik bagi-bagi ilmunya
jenius nih, gua mau magang dichevron aja malah ragu ketrima atau enggak