Kok Bisa? ~ Channel YouTube dengan Konten Video Animasi Edukatif nan Menarik

Advertisement - Scroll to Continue
channel Youtube Kog Bisa?
Image dari Liputan6.com

Saat nilai tukar mata uang rupiah mengalami pelemahan atas mata uang dolar beberapa pekan lalu sebagian besar dari kita banyak yang masih belum mengerti penyebabnya. Namun saat ada sebuah link di beranda media sosial kita yang mengarah pada channel #YouTube “Kok Bisa?” kita jadi termudahkan memahami penyebab menurunnya nilai tukar rupiah tersebut.

Link dari channel YouTube Kok Bisa? ini saat itu memang sangat viral dan banyak menjadi pembahasan. Tak ayal bila kemudian video yang menjelaskan penyebab menurunnya nilai tukar Rupiah ini menjadi trending topic atau populer di pencarian YouTube Indonesia.

Tayangan dari channel Kok Bisa? ini memang sangat menghibur. Pasalnya pejelasan yang diberikan ditampilkan begitu simpel dengan kemasan animasi serta narasi yang begitu lucu dan interaktif. Dan ternyata video peyebab melemahnya nilai tukar Rupiah ini bukanlah satu-satunya #video di channel YouTube Kok Bisa? Mereka ternyata memiliki beberapa video lain yang juga sangat edukatif dan menarik untuk ditonton. Lalu seperti apakah channel YouTube “Kok Bisa?” ini sebenarnya? Berikut ulasannya.

Rintisan Channel Kok Bisa?

Channel YouTube Kok Bisa? memang terkategori baru dalam dunia jejaring sosial video tersebut. Channel Kok Bisa? ini sendiri dirintis dan dibentuk oleh tiga mahasiswa semester akhir Univeritas Indonesia jurusan komunikasi yaitu Gerald Sebastian, Ketut Yoga Yudistira dan Alvin Dwisaputra. Tujuan dari didirikannya channel ini adalah memberikan sajian edukatif kepada masyarakat, terutama kaum muda atau para remaja di YouTube.

Salah satu co-founder Kok Bisa? Gerald Sebastian, mengatakan bahwa konsep video yang diusung Kok Bisa? ini berupa motion grafis, di mana tampilannya adalah berupa deretan animasi menarik sehingga tidak membuat bosan penontonnya.

Artikel lain: 5 Channel YouTube Terpopuler Untuk Inspirasi Kuliner Indonesia

Visi Channel Kok Bisa?

Dalam menjalankan tujuannya untuk menarik penonton, tim ‘Kok Bisa?’ mempunyai dua kunci yaitu curiosity (rasa pensaran) dan simplicity (kesedehanaan). Dijelaskan Gerald, cara ‘menjawab’ rasa penasaran audiens pun harus sederhana. Kalau ada yang pertanyaan yang sulit, jangan dijawab sulit juga, namun harus dijawab dengan sesederhana mungkin. Oleh karena itu, video-video edukatif dari ‘Kok Bisa?’ ini memang benar-benar dikemas sangat ringan, meskipun konten pembahasannya ada yang berat.

Proses Pembuatan Konten Kok Bisa?

Dalam kesempatan diskusi pada acara Pop Talk di Conclave, Jakarta, Sabtu (19/9/2015) ini Gerald pun menjelaskan proses pembuatan konten video hingga kini channel Kok Bisa? mampu menggandeng puluhan ribu subscribers. Pertama adalah mereka bertiga akan menampung deretan pertanyaan yang hendak mereka jawab di video Kok Bisa?.

Setelah semua pertanyaan ditampung maka dilakukan penyortiran atau pengeliminasian pertanyaan berdasarkan isu atau tema apa yang pas untuk dibahas. Penentuan tema ini sendiri dilakukan bersama-sama tim dengan berdiskusi untuk kemudian dituangkan ke naskah.

Setelah proses penentuan tema itu, naskah hasil diskusi akan memasuki proses riset atau penelitian. Jadi pembuatan konten video dari Kok Bisa? ini memang tidak dilakukan secara sembarangan karena mereka harus menitikberatkan pada konsep edukasi yang berkualitas. Untuk proses riset ini sendiri, Alvin mendapat tugas untuk melakukan riset semua isu yang dikonsepkan.

Setelah proses riset, barulah memasuki tahap produksi video. Dari situ, Gerald akan bertindak sebagai ilustrasi untuk animasi video, sedangkan Yoga kebagian menjadi narator. Setelah semua selesai, barulah video di-publish di channel YouTube Kok Bisa?.

Video dari channel Ko Bisa? ini sendiri selalu diupload dan dirilis setiap hari Rabu setiap minggunya. Hal ini dikarenakan dalam prosesi pembuatan konten tersebut, tim memang membutuhkan waktu perampungan hingga satu minggu. Sampai saat ini Kok Bisa? sendiri telah memiliki 18 video.

Titik Balik dan Harapan ke Depan

Pada awal berdirinya channel Kok Bisa? ini mereka hanya memiliki 15 subscribers saja. Namun, saat mereka merilis video tentang pelemahan rupiah pada 23 Agustus 2015 silam channel ini langsung meroket dengan mendapatkan 40.000 subscribers.

Menurut Gerald, pada perilisan video pelemahan rupiah itu memang menjadi turning point (titik balik) channel Kok Bisa?. Turning point ini sendiri disebabkan video penjelasan rupiah melemah tersebut menjadi viral di #media sosial dan banyak yang menonton.

Baca juga: EvanTubeHD ~  Berbekal Kreativitas Membuat Video, Anak Ini Raup 17 Miliar Per Tahun

Ketika ditanya tentang harapan kedepannya, Gerald mengatakan bahwa dirinya ingin channel Kok Bisa? ini bisa menjadi sebuah wadah yang bisa memajukan edukasi di Indonesia. Selain itu Gerald juga tak menutup kemungkinan timnya untuk berkolaborasi dengan kreator konten lain.

Ketika ditanya apakah channel ini akan berekspasi ke luar negeri, Gerald menjawab Kok Bisa? akan ekspansi ke arah sana, perlahan namun pasti. Untuk saat ini, tim Kok Bisa? memang masih memfokuskan diri ke YouTube dulu. Selain harapan –harapan di atas, tim Kok Bisa? juga bercita-cita ingin membangun sebuah studio animasi. Mereka pun ingin menjadi penyedia bagi semua yang ingin memberikan konten edukasi lewat sebuah video menarik.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment