Dari Atas Kursi Rodanya, Inilah Rahasia Ketangguhan CEO GE Indonesia Handry Satriago

Advertisement-Scroll to Continue
Handry Satriago
Image dari WordPress.com

Handry Satriago – Sebagai seorang CEO perusahaan besar GE (General Electric), tentu Handry Satriago tersebut sudah bisa dibilang sangat sukses. Bagaimana tidak, perusahaan yang telah mendunia dan tertua ini telah mencapai kapasitasnya sebagai sebuah bisnis yang besar dan mumpuni. Jadi orang-orang yang berada di sana apalagi sekelas CEO mereka sudah sepantasnya dan selayaknya dinyatakan sebagai orang sukses.

Namun tahukah Anda siapa sosok Handry Satriago sebenarnya? Tahukah Anda bahwa pria kelahiran Pekanbaru, Riau, 13 Juni 1969 ini adalah seorang penderita kanker? Lalu bagaimana Handry ini bisa kemudian sukses mencapai puncak pimpinan GE Indonesia? Berikut ulasannya.

Kisah Keterpukuran Handry Satriago karena Kanker

Sebelum mencapai sukses seperti sekarang ini, Handry memang pernah menjalani hidup yang terpuruk akibat kanker yang dideritanya. Akibat kanker yang ia deritanya saat duduk di bangku sekolah membuat Handry harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengalami kesusahan untuk menggerakkan kakinya. Dalam upaya melawan kanker, Handry telah melakukan berbagai macam upaya seperti usaha di bidang medis.

Semua upaya ini dilakukan agar dirinya bisa kembali pulih dan bergerak bebas seperti biasa. Namun apalah daya dari semua yang telah diupayakannya, tak satu pun yang membuahkan hasil.

Artikel lain: Ibnu Riyanto ~ Si Anak Bengal Yang Kini Menjadi CEO Trusmi Group

Handry Satriago Merasa Masa Depannya ‘Dirampok’

Sebuah momen dalam hidup Handry kemudian membuat masa depannya dirampok. Ketika itu Handry diminta ibunya menjadi imam dalam shalat berjamaah. Meski merasa ragu karena kondisi kakinya yang sudah tak dapat berdiri secara stabil, namun akhirnya Handry pun mau menjadi imam setelah ibunya meyakinkannya.

Dan akhirnya kejadian yang tidak diinginkan terjadi juga. Pada saat rukuk pertama dilakukan, Handry kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh ke lantai. Ketika itulah Handry merasa sangat terpuruk dan merasa masa depannya telah dirampok.

Karena sebagian besar hal yang biasa dilakukan Handry adalah kegiatan outdoor maka ketika peristiwa itu terjadi Handry juga merasa seakan kehilangan arah. Dengan kaki yang tak lagi bisa digerakkan, Handry remaja sangat merasa marah atas keadaan tersebut. Dampaknya dari kejadian itu Hendry tak mau bersekolah selama berminggu-minggu. Ia kemudian hanya mengunci diri di dalam kamar yang gelap sehari-harinya.

Titik Balik Hidup Handry Satriago

Sebuah titik balik akhirnya mengampiri Handry disaat ia mengurung diri dikamar selama berminggu-minggu. Saat itu ayahnya datang dipagi hari dengan mendobrak pintu kamar Handry. Ayah Handry kemudian masuk ke dalam kamar dan membuka jendela yang tertutup serta menyalakan lampu.

Setelah membuka jendela dan menyalakan lampu Ayah Handry kemudian memijat kaki Handry sambil memberikan satu pesan kepada Handry. Pesan inilah yang akhirnya menjadikan Handry mengembalikan kepercayaan dirinya untuk mengalahkan segala ketakutan dan kecemasannya.

Saat itu, Ayah Handry memberikan kepada handry bahwa hidup merupakan sebuah pilihan. Semua orang akan memiliki dua pilihan dan itu juga yang harus dipilih oleh Handry. Pilihan pertama adalah tetap terpuruk dan tidak melakukan apa-apa. Saat ia memilih pilihan ini mereka harus menanggung risiko dan konsekuensinya. Konsekuensi dari pilihan pertama akan membuat Handry tidak akan mampu pernah beraktivitas normal dan maju serta hanya akan berakhir hanya menyalahkan keadaan.

Pilihan kedua sendiri dari ayah Handry adalah bangkit untuk maju meski itu sulit. Pada saat itu ayah Handry menyatakan bahwa hidup seperti mendorong mobil, meski sulit karena jalanan yang licin, namun dengan tetap berjuang untuk bergerak maju, kita akan membuat takdir untuk berkata lain. Dari pesan ayahnya itu Handry langsung meminta ibunya memanggilkan taksi untuk mengantarnya ke sekolah.

Baca juga: 5 Keuntungan Saat Merintis Usaha Sendiri Menurut Founder dan CEO BukaLapak

Handry Satriago Berpegang Pada Satu Prinsip

Setelah kejadian itu Handry pun terus bersemangat menjalankan hidupnya hingga akhirnya sukses menjadi CEO GE Indonesia pertama yang berasal dari Indonesia. Di balik kesuksesannya ini Handry lantas membagikan resep suksesnya yaitu berpegang pada satu prinsip ketahanannya pada daya mentalnya.

Baginya saat itu, bangun tidur saja sudah ribet, bagaimana dengan aktivitas lain seperti ke kamar mandi dan lainnya. Maka dari sini Handry pun terus ‘mendorong mobil’ itu sesulit apa pun dnegan seluruh daya tahan yang ia miliki. Dari sini akhirnya penulis buku seri best seller #Sharing dan #Sharing 2 ini pun sukses mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan membahagiakan.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment