Mengenal Budaya Kerja yang Tepat untuk Startup, Seperti Apa itu?

Advertisement - Scroll to Continue
Image dari Gainingresults.com
Image dari Gainingresults.com

Bekerja adalah sebuah aktivitas yang menuntut banyak aksi dan reaksi di dalamnya. Interaksi yang terjadi antara karyawan dengan pemimpin dan antar karyawan selalu menjadi sesuatu yang menarik untuk dipelajari. Belum lagi karakter dan kepribadian dari seorang karyawan sendiri dalam sebuah pekerjaan, tentu akan semakin membuat perusahaan itu lebih berwarna.

Namun sebagai sebuah pemimpin perusahaan Anda harus mampu membuat suasana kerja atau budaya kerja yang positif dan menggembirakan serta menguntungkan satu dengan yang lainnya. Apalagi bagi sebuah bisnis rintisan (startup) yang notabene masih dalam tahap pengembangan. Maka Anda sebagai founder atau pendiri harus mau tak mau memang menciptakan budaya kerja yang tepat dan sesuai agar bisnis rintisan startup Anda bisa lancar dan menguntungkan bagi Anda dan seluruh karyawan Anda.

Tapi bagaimanakah cara menciptakan budaya kerja yang tepat dan untuk sebuah #startup ini? CEO Tickled Media Roshni Mahtani membagikan pengalamannya terkait budaya kerja di usaha rintisan ini. Berikut ulasannya.

1. Mendorong Terjadinya Interaksi atau Komunikasi, Baik Online Maupun Offline

Interaksi antar seluruh komponen SDM (Sumber daya Manusia) di sebuah perusahaan memang sudah selayaknya menciptakan sebuah komunikasi. Namun sayangnya hal ini tidak terjadi di seluruh perusahaan. Ada kaalanya beberapa dari komponen SDM ini malah acuh tak acuh serta ingin menangnya sendiri atau bahkan tak saling menyapa.

Tentu hal ini adalah budaya kerja yang tidak baik. Sebagai pemimpin dan founder, Anda harus berbuat dengan cepat saat Anda mendapati hal ini terjadi pada karyawan Anda. Lebih lanjut Anda harus mengusahakan sebuah budaya kerja yang menciptakan interaksi dan komunikasi baik itu secara offline maupun online.

Dengan perkembangan #teknologi dan informasi yang memungkinkan orang berkomunikasi dengan jarak jauh, tentu hal ini sangat mampu untuk Anda jadikan peluang menciptakan budaya kerja yang saling menyapa pada komunikasi online. Pada komunikasi ini Roshni mencontohkan, masing-masing departemen di perusahaan rintisan digitalnya bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi via perangkat secara lansung seperti dengan SMS atau telepon atau dengan menggunakan aplikasi seperti email, Facebook Chat, Twitter, Line, WhatsApp atau aplikasi komunikasi lainnya.

Artikel lain: 5 Tips Jitu Menjaga Kekompakan Tim dalam Sebuah Startup

Perangkat atau media ini juga bisa Anda gunakan untuk keperluan penting seperti rapat, dialog, tukar pikiran atau pemberitahuan informasi di perusahaan untuk Anda yang memiliki karyawan di luar kantor (remote). Meski media online telah mewabah dan merajalela, Anda juga tak boleh melupakan komunikasi offline dengan tatap muka secara langsung. Komunikasi offline ini penting karena hal ini yang akan paling terlihat nyata saat Anda bekerja full time di kantor.

2. Update Perkembangan atau Progress Pekerjaan

Selain komunikasi, budaya yang perlu dikembangkan oleh sebuah startup adalah budaya update pekerjaan. Apalagi Anda yang memiliki startup dengan karyawan yang banyak berada di luar kantor (remote), maka budaya ini harus benar-benar Anda kembangkan. Dengan menerapkan budaya kerja yang demikian, maka Anda akan dimudahkan untuk menyusun rencana dan agenda ke depan dengan rapi dan jelas.

3. Atmosfer Suasana Kekeluargaan

Bentuk interaksi dan komunikasi yang lancar pasti akan berdampak pada suasana yang harmonis dan nyaman. Tak jarang, dengan intensnya komunikasi akan menciptakan atmosfer atau suasana kekeluargaan yang baik. Tentu ketika hal ini terjadi Anda sebagai founder memang akan banyak diuntungkan.

Selain produktivitas karyawan yang akan meningkat karena rasa nyaman dan aman mereka dalam bekerja, dengan budaya kerja yang mengutamakan kekeluargan maka Anda pun akan lebih mudah untuk mengkoordinasikan dan mengakomodasi karyawan dalam berbagai hal.

Baca juga: Pentingnya 3 Budaya Kerja Untuk Membangun Sebuah Startup

4. Mindset yang Mengacu Pada Kemajuan

Terakhir, budaya kerja yang tepat dan sesuai serta harus diterapkan pada bisnis rintisan startup adalah terciptanya mindset yang mengacu pada kemajuan. Tanpa pemikiran yang terpatok ke usaha untuk terus maju, sebuah usaha startup sama saja dengan bohong.

Dengan mindset yang demikian, Anda juga akan kehilangan alat untuk bertahan hidup di lingkungan. Ini memang akan selalu menjadi tantangan bagi sebuah startup. Siapapun yang mampu mengangkat mindset karyawannya pada kemajuan, maka semakin besar pula kesempatan Anda untuk meraih peningkatan dan kesuksesan.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment