Bambang Setiawan ~ Sarjana Teknik Sukses Kembangkan Budidaya Jangkrik

Advertisement - Scroll to Continue

Bambang Setiawan

Umumnya, bagi mahasiswa yang baru lulus dari bangku kuliah akan sibuk dengan mencari pekerjaan. Namun berbeda dengan yang lainnya, Bambang Setiawan justru mulai menekuni bisnisnya sendiri yang sudah ia rintis sejak semasa kuliah.

Sarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut memilih bisnis beternak jangkrik. Sesuatu yang mungkin masih jarang terjadi saat ini, mahasiswa lulus kuliah bukan mencari pekerjaan, namun justru mampu membuka lowongan pekerjaan bagi orang lain.

Meskipun tidak memiliki bekal keilmuan yang mumpuni pada bidang ternak jangkrik, namun Bambang Setiawan tetap memberanikan diri untuk menjalankan bisnis tersebut dengan modal tekad dan keyakinan yang kuat. Ternyata pilihan Bambang tidak salah, ia berhasil menjalankan binis jangkrik dan bahkan omzetnya mencapai ratusan juta perbulan.

Awal Merintis Bisnis Budidaya Jangkrik

Bambang Setiawan mulai fokus dalam mengelola bisnis budidaya jangkrik ini kepada tahun 2010 dengan membawa bendera usaha Trust Jaya Jangkrik yang dinaungi oleh CV Jaya Tani Cirebon Jawa Barat. Kala itu, ia baru saja lulus kuliah dari Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung (ITB). Meskipun latar #pendidikan Bambang yang teknik tidak sejalan dengan bisnis yang ia tekuni kala itu, namun hal tersebut tak lantas menyurutkan tekadnya untuk menekuni budidaya jangkrik.

Ia tetap menjalani bisnisnya dengan fokus dan serius. Menurut Bambang, sebenarnya ia sendiri sudah mulai merintis bisnis sejak di bangku kuliah, bisnis yang ia geluti saat kuliah adalah bisnis kuliner. Bambang melayani pesanan makanan dari beberpa acara kegiatan di kampus. Hal itu ia lakukan sejak masuk kuliah sampai ia berhasil lulus dan di wisuda.

Artikel lain: Udang Vannamei, Peluang Bisnis Besar Sambut MEA

Terinspirasi Dari Besarnya Kebutuhan Pasar

Dan baru setelah lulus kuliah, bukannya pergi ke kota untuk mencari pekerjaan dengan ijazah yang ia peroleh, namun Bambang justru pulang ke kampung dan mulai mengerjakan budidaya jangkrik. Ia menuturkan kenapa sampai ia terjun ke dalam bisnis budidaya jangkrik, karena kurangnya pasokan jangkrik di Cirebon.

Ia menjelaskan bahwa ia sering mendapati banyak pedagang mengeluhkan ketiadaan jangkrik di daerah Cirebon. Jangkrik sudah mengalami penurunan populasi secara signifikan di daerah Cirebon. Nah, hal inilah yang melatari tekad Bambang untuk menggeluti bisnis budidaya jangkrik, meskipun awalnya ia awam sekali terhadap bisnis ini.

Dengan bermodalkan uang 7 juta rupiah, Bambang memberanikan diri untuk lebih dalam dalam berbisnis budidaya jangkrik. Uang 7 juta tersebut digunakan untuk membeli 50 kotak jangkrik dan 2,5 kilo gram telur jangkrik sebagai bibit awal. Pada awal Bambang mengembangkan bisnis ini, banyak orang yang memandangnya sebelah mata. Nsmun ia tidak terpengaruh sedikitpun dengan tetap telaten menjalankan usahanya.

Kendala Saat Merintis Usaha

Bambang Setiawan mengaku bahwa pada tahun pertama pada perjalanan bisnis budidaya jangkrik yang ia geluti belum bisa menikmati hasil dari keuntungan penjualan jangkrik. Hal itu dikarenakan uang yang ia dapat masih harus diputar untuk kembali dijadikan agar bisnis nya bisa berkembang dan semakin besar. Sering juga ia mengalami kerugian sampai belasan juta rupiah karena banyaknya telur dan jangkrik yang mati karena singkatnya usia jangkrik yang akhirnya membuatnya tidak bisa mengirim pada konsumen.

Namun kegigihan dan konsistensi Bambang Setiawan akhirnya membawanya pada kesuksesan dalam bisnis jangkrik. Pada tahun ke dua pesanan jangkrik pada nya mulai menunjukkan peningkatan yang bagus. Pemasaran yang ia lakukan bahkan tidak hanya secara offline, namun juga secara online dengan menggunakan nama JangkrikIndonesia.com yang membuat usahanya semakin dikenal di seluruh daerah di Indonesia.

Baca juga: Menilik Peluang Emas Di Bidang Bisnis Bunga Potong

Kesuksesan Bambang Dalam Budidaya Jangkrik

Keberhasilan Bambang tersebut membuatnya diganjar banyak penghargaan dari berbagai pihak. Kini, dari usaha yang ia jalankan ini, ia berhasil mendapat omzet Rp 15 juta per hari. Pendapatan itu belum termasuk pendapatan dari penjualan telur jangkrik yang digunakan untuk pembibitan. Jika kesemuanya ditotal, Bambang mampu meraup omzet hingga Rp 500 juta per bulan. Dan yang paling membanggakan adalah, saat ini dengan usaha yang ditekuninya ia mampu menghidupi lebih dari 65 karyawan.

Dengan omzet demikian besar dari budidaya jangkrik ini, tak membuatnya kemudian menjadi puas. Ia tetap melakukan inovasi dan terbosan dengan membuat makanan olahan jangkrik, di antaranya kerupuk jangkrik dengan merek Cricket Chips yang dimulai pada awal bulan Maret kemarin.

Advertisement
Tasbihul Mamnun

Tasbihul Mamnun adalah content writer di Maxmanroe.com. Aktif di dunia pendidikan dan hobi mengeksplorasi informasi di internet, terutama yang berhubungan dengan digital media.

Leave a Comment