Tiktok menghapus banyak konten di aplikasinya. Ini bukan kabar yang mengejutkan karena memang banyak pengguna aplikasi berbagi video ini mengunggah konten yang tidak pantas.
Seiring dengan pertumbuhan TikTok yang kian melesat, platform ini juga mendapatkan banyak tantangan di beberapa negara. Salah satu yang paling baru adalah gugatan atas konten tak pantas yang sempat tayang di Tiktok.
Menanggapi hal ini, TikTok akhirnya merilis laporan tentang detail khusus soal sejumlah video yang dihapus oleh tim TikTok sendiri. TikTok telah melakukan hal ini selama enam bulan terakhir.
Dilansir dari Social Media Today, TikTok nampaknya sedang memperbarui sistem serta menghapus konten yang tidak “layak” sebelum dilihat oleh audiens.
Dalam laporannya, TikTok menjabarkan tantangan yang sedang mereka hadapi. Berikut adalah penjelasan TikTok mengenai dihapusnya sejumlah video dalam platform ini.
TikTok Menghapus Banyak Konten di Aplikasinya
Menurut juru bicara Tiktok, sebanyak 89.132.938 konten video secara global telah dihapus dari Tiktok di pertengahan tahun 2020 karena telah melanggar panduan komunitas dan Kebijakan Layanan.
Namun, jumlah video yang dihapus tidak sampai 1% dari total keseluruhan konten yang ada di TikTok.
Laporan ini menunjukkan bahwa Tiktok sudah melihat ada sekitar 9 miliar video yang diunggah pada periode tersebut, di mana sebagian besar kontennya sudah sejalan dengan pembaruan (kebijakan) Transparansi sebelumnya.
TikTok mengatakan kalau 92,4% dari video yang melanggar kebijakan tersebut dihapus sebelum pengguna melaporkannya, dan 83,3% dihapus sebelum ditonton oleh pengguna Tiktok.
Kedua angka ini terlihat lebih rendah dari pada respon sebelumnya, namun tetap saja sebuah usaha yang mengesankan dalam mengatasi dan menghilangkan kekhawatiran masyarakat.
Dengan jumlah 89 juta video yang dihapus, yang kedengarannya sangat besar, tapi sebenarnya ini lebih rendah dari sebelumnya.
Dalam ulasan Social Media Today, angka ini terdengar aneh yang mana justru menunjukkan kenaikan angka pengguna Tiktok.
Perlu diingat, platform ini kehilangan sekitar 200 juta pengguna dari India karena pemerintah di sana telah melarang penggunaan terhadap platform ini.
Pada pelanggaran spesifik, TikTok melaporkan bahwa kebanyakan konten yang dihapus karena alasan keamanan. Dan angka ini mencapai 36%.
Menurut kabar baru-baru ini, Tiktok juga sedang dalam investigasi oleh Komisi Eropa karena memberikan ruang bagi anak muda untuk memposting konten yang kurang pantas.
Sementara itu, Italia juga melarang penggunaan aplikasi ini, sementara. Ini termasuk di Pakistan yang juga melakukan hal sama.
Lebih lanjut pihak Tiktok mengatakan bahwa pertengahan tahun 2020 lalu, 36% konten dihapus karena melanggar kebijakan keamanan di platform mereka.
Sedangkan pada periode sebelumnya, yaitu pada awal pertengahan tahun 2020, jumlah konten yang dihapus oleh Tiktok adalah sebesar 22,3%.
Dari keseluruhan video tersebut, 97,1% video dihapus sebelum dilaporkan ke Tiktok. Dan 95,8% video dihapus setelah terposting dalam 24 jam.
Dengan berlangsungnya proses investigasi serta tindakan penegakan, sangat jelas kalau TikTok perlu melakukan aksi lebih tegas.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa 26% konten yang dihapus ini berisi hal-hal berbau dewasa yang tidak layak diunggah.
Menanggapi kekhawatiran publik, TikTok juga membagikan laporan relative removal rate untuk setiap elemen.
Hal ini menunjukkan ada tantangan cukup besar yang dihadapi TikTok dan area yang menjadi prioritas untuk mendapatkan perbaikan.
Selain itu, TikTok juga mengatakan telah menolak 3,501,477 iklan karena menyalahi aturan dan panduan platform ini.
Merujuk dari data yang dilaporkan TikTok tersebut, platform ini menunjukan usahanya dalam mendeteksi konten-konten yang kurang bermanfaat.
Dengan jumlah pengguna yang terus naik, TikTok tentu akan dihadapkan dengan tantangan yang besar.
Ada banyak sekali elemen TikTok yang perlu dikembangkan demi menghindari berbagai masalah. Jelas, setiap aplikasi memiliki tantangan sendiri, dan TikTok sedang bergerak menuju perubahan yang sesuai dengan harapan publik.
Semoga ke depannya TikTok bisa menjadi aplikasi media sosial yang lebih friendly bagi semua umur. Dengan kontennya yang berbasis video, tentunya akan jadi tantangan berat bagi TikTok untuk menyaringnya.
Baca Laporan Transparansi TikTok selengkapnya (https://www.tiktok.com/safety/resources/transparency-report-2020-2)
Di India bahkan sampai ada komunitasnya. Di taman2 kota banyak anak2 muda buat video tiktok