Ini adalah kisah Dimas Raditya pengusaha muda yang sukses berbisnis makaroni goreng. Ada momen dalam hidup dimana kita justru bisa melangkah lebih baik dan berhasil mencapai tujuan setelah melepaskan sesuatu yang berharga. Inilah yang terjadi pada seorang pria bernama Dimas Raditya, asal Wonosobo.
Bisnis makaroni goreng miliknya dimulai setelah sang pacar memutuskan hubungan mereka pada Maret 2017 lalu. Walaupun bisnis makaroni gorengnya masih terbilang muda, ternyata usahanya tersebut cukup berhasil. Setidaknya berhasil membuat Dimas melupakan kesedihan karena diputuskan pacarnya dan bisa menghasilkan uang.
Inspirasi bisnis bisa datang dari mana saja, dan mungkin kisah unik ini akan membuat Anda terinspirasi untuk segera memiliki usaha sendiri. Simak kisah Dimas Raditya berikut ini.
Bisnisnya Berawal dari Suka Makan Makaroni
Sebagian besar orang pasti beranggapan bahwa kegiatan membangun usaha makaroni goreng yang dilakukan Dimas adalah salah satu cara untuk melupakan sang mantan. Namun, sebenarnya alasan utama pria ini memulai usaha tersebut adalah berawal karena kesukaannya pada makaroni.
Selain itu, Dimas memang punya keinginan untuk memulai usaha sendiri sebelum berusia 25 tahun. Dimas sering berkreasi membuat masakan dari bahan makaroni, diantaranya sup makaroni, dan makaroni goreng.
“Basicly, saya memang suka dengan makaroni, sering juga berkreasi masak dari bahan makaroni seperti sup makaroni, nah waktu itu saya memang pingin punya usaha sendiri sebelum menginjak usia 25 tahun, saya memulainya 3 bulan sebelum saya berulang tahun, sehingga terwujud sudah impian saya,” ujar dimas, seperti yang dikutip dari situs EtalaseBisnis.com.
Menurut Dimas, makaroni adalah salah satu jenis makanan yang disukai oleh banyak orang. Rata-rata orang yang dikenalnya, baik kerabat dan keluarganya, menyukai makanan ini. Inilah yang menjadi alasan lainnya mengapa Dimas memilih untuk memulai usahanya berjualan makaroni goreng.
Artikel lain: Ali Muharam Raup Rp 40 Juta Per Hari Dari Bisnis Makaroni
Dimas Raditya Memulai Usaha Makaroni Goreng dengan Modal Kecil
Menurut Dimas Raditya, ia mengeluarkan modal awal sekitar Rp500 ribu untuk modal awal memulai usaha makaroni miliknya. Modal tersebut digunakan untuk membeli berbagai keperluan, seperti membeli makaroni mentah dan beberapa perlengkapan untuk pendukung bisnisnya, seperti minyak goreng, plastik sealer, dan lain-lain.
Di awal-awal, pemasaran yang dilakukan oleh Dimas adalah dengan menitipkan makaroni gorengnya di warung dengan sistem konsinyasi. Namun, pemasaran seperti ini ternyata tidak menghasilkan penjualan yang menjanjikan, bahkan penjualannya sangat kecil.
Terkadang makaroninya hanya terjual dua bungkus saja dalam dua minggu. Tentu saja hal ini tidak sesuai harapan karena biaya operasional yang dikeluarkan dengan pemasukan yang diterima tidak seimbang dan bisa merusak keuangannya.
Memanfaatkan Media Sosial untuk Berjualan Makaroni
Dimas tidak mau berdiam diri melihat penjualannya yang seperti berjalan di tempat. Belajar dari pengalaman orang lain, Dimas akhirnya memutuskan untuk mencoba menjual makaroni gorengnya melalui internet dengan memanfaatkan media sosial.
Adapun media sosial yang dipilihnya untuk berjualan adalah Instagram dan Facebook. Namun, sebelum memasarkan produknya di internet, Dimas terlebih dahulu mengganti kemasan produk yang dia jual. Awalnya ia menggunakan kemasan plastik polos, Dimas menggantinya dengan kemasan plastik dengan logo brand miliknya, yaitu “Mc Crowney”.
Nama “Mc Crowney” ini berasal dari lagu-lagu scottish yang sering ia dengarkan. Dimas berharap mereka yang tidak begitu fasih berbahasa Inggris akan paham bahwa brand Mc Crowney ini adalah makaroni.
“Nah akhirnya saya coba untuk berani promo di IG dan FB, saya ubah kemasan yang lebih menarik dan saya kasih brand, alhamdulillah melalui sosial media saya ketemu dengan followers yang bersedia bantu jualin, dan saat ini Mc Crowney memasarkan barang kalau ada pesanan, biasanya ada pesanan dari reseller atau pesanan dari teman adik saya yang masih SMP. Dari situlah cash flow mulai membaik dan sedikit-sedikit bisa saving in,” kata Dimas.
Makaroni Goreng Dengan Varian Unik
Awalnya makaroni goreng “Mc Crowney” yang dibuat Dimas hanya terdiri dari 4 varian rasa, yaitu original, balado, pedas, dan keju. Pada perjalanan bisnisnya, Dimas menciptakan varian rasa baru pada makaroni gorengnya, diantaranya; jagung, BBQ, dan rasa pedas dengan level toleran, kejam, sadis serta bejat.
Hargar makaroni goreng yang ditawarkan Dimas cukup murah, yaitu Rp8 ribu per 100 gram. Target market makaroni Mc Crowney adalah anak remaja hingga dewasa dengan rentang usia 14 tahun hingga 30 tahun. Sebagian besar konsumennya adalah dari teman sekolahnya dulu dan juga dari orang-orang di media sosial.
Saat ini, proses produksi, packing dan pengiriman ke reseller masih dilakukan sendiri oleh Dimas. Namun, terkadang anggota keluarganya juga ikut membantu. Statusnya yang masih seorang mahasiswa dan masih mengerjakan sendiri bisnisnya, membuat Dimas mengalami kendala dalam menjalankan usahanya.
Baca juga: Rangga Umara, Pengusaha Kuliner Sukses Rumah Makan Lele Lela
Kisah perjalanan bisnis Dimas Raditya yang inspiratif ini mengajarkan kita bahwa masalah dalam hidup bukanlah alasan untuk menunda memulai usaha sendiri. Jika Anda ingin mencoba makaroni goreng buatan Dimas, Anda bisa memesannya via Instagram @dhimasduarduar.
wah murah banget 8 ribu
sangat menginspirasi…
saya jadi ingin berjualan makaroni goreng juga
contoh anak muda yang kreatif