Lea Kusumawijaya ~ Sebarkan Motivasi Wanitapun Bisa Menjadi Pemimpin Bisnis

Advertisement - Scroll to Continue

Lea Kusumawijaya

Bagi Anda para wanita, jika saat ini ditanya mengenai apakah cita-cita atau profesi yang ingin dicapai, tentu jawabannya akan sangat beragam. Sebagian mungkin ingin menjadi pegawai, entrepreneur atau berbagai macam profesi lainnya.

Hal ini praktis sangat berbeda dengan keadaan kaum wanita beberapa masa yang lalu. Atribut sebagai wanita seakan sangat lekat dengan keterbatasan, baik keterbatasan dalam bertindak hingga berkarya. Namun masa tersebut nampaknya kini telah hilang, saat ini wanita sudah banyak yang mampu mendobrak nilai lama dan bisa berkarya sesuai dengan potensi yang sesungguhnya.

Dibalut dalam nilai emansipasi wanita, kaum hawa kini mempunyai kesempatan yang sama untuk menjalankan hal positif. Seperti juga dalam dunia bisnis, kini sudah banyak muncul eksekutif wanita yang berada di puncak kepemimpinan sebuah bisnis besar.

Artikel lain: Dian Siswarini : Wanita Tangguh yang Menduduki Puncak Kepemimpinan XL Axiata

Salah satunya yang bisa menginspirasi adalah CFO dari Standard Chartered Indonesia, Lea Kusumawijaya. Menjadi seorang CFO dari perusahaan multi nasional, tentu bukan hal ringan dan penuh tantangannya. Lalu bagaimana kisah Lea bersaing dengan para eksutif pria hingga mampu menduduki posisi startegis tersebut? Berikut ulasannya.

Awal Karir Lea Kusumawijaya

Awal karir Lea dimulai selepas ia menuntaskan pendidikan tinggi di Universitas Trisakti, Jakarta. Tak lama setelah itu, ia menapaki jejak karir pertamanya di perusahaan professional services bertaraf internasional, KPMG. Ia mulai bekerja di sana sebagai seorang konsultan pada tahun 1994.

Enam tahun berselang, tepatnya pada tahun 2000, Lea memutuskan untuk resign dan bekerja di perusahaan besar lainnya yakni PWC. Salah satu langkah besar yang ia jalani sewaktu bekerja di PWC adalah ia mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri tepatnya Universitas Birmingham, Inggris.

Berbekal pengalaman serta pendidikan tinggi yang telah ia ampu, nyatanya telah membuka jalur karir Lea pada tahap yang lebih tinggi sebagai seorang eksekutif. Karir eksekutif perdananya yakni sebagai Vice President Lippo Bank selama 2 tahun hingga akhirnya karir Lea berlabuh di perusahaan perbankan dan finansial, Standard Chartered.

Sempat Berkarir di Negeri Orang

Ketika bergabung di Standard Chartered, posisi yang ditempati Lea Kusumawijaya bisa dibilang sangat prestisius yakni sebagai CFO (Chief Financial Operations). Tidak hanya tantangan sebagai CFO, wanita berkulit langsat tersebut juga harus menghadapi tantangan lebih karena harus bekerja di negeri orang. Kala itu, pada tahun 2013 ia ditempatkan di Standard Chartered Filipina.

Dalam sebuah wawancara, Lea bercerita bahwa pada dasarnya sebagai seorang #profesional tentu harus siap dengan tantangan pekerjaan yang diberikan. Pun demikian dengan bekerja di negeri orang, Lea merasa tidak terlalu ada perbedaan yang mempersulit pekerjaannnya. Namun yang jelas tentu, faktor keluarga menjadi salah hal cukup berat karena harus berjauhan dalam tempo yang cukup lama.

Tanggung Jawab CFO di Mata Lea Kusumawijaya

Pada tahun 2014, Lea akhirnya mendapatkan pemindahan tugas dan kembali ke Indonesia. Namun ia sadar bahwa tanggung jawab menjadi CFO Standard Chartered Indonesia bukan hal yang lebih mudah.

Menurutnya tanggung jawab seorang CFO sangatlah besar karena wajib fasih baik dalam hal teknis perbankan namun juga harus mampu menangkap dinamika pasar yang selalu fluktuatif. Ditambahkan kembali, seperti diketahui saat ini perekonomian Indonesia sedang berada pada kondisi yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu, peran CFO sebuah perusahaan perbankan menjadi semakin “sibuk” dengan semua tantangan tersebut.

Baca juga: Cher Wang ~ Eksekutif Wanita China Pendiri HTC

Motivasi Bagi Wanita Indonesia

Terkait isu gender dalam  dunia bisnis, Lea Kusumawijaya meyakinkan  bahwa saat ini hal tersebut sudah tak perlu dikawatirkan. Sebagai bukti, di negara tetangga seperti Thailand dan Filipina, persentase eksekutif wanita bahkan mencapai 60 %.

Ia menegaskan  bahwa wanita mempunyai sense kepemimpinan yang tak kalah potensial dibanding kaum pria. Bahkan dengan kemampuan pendekatan personal yang lebih persuasif, bisa menjadi nilai lebih seorang pemimpin wanita. Karena dirasa lebih bisa mengayomi dengan lembut namun tetap tegas, lantas kini semakin banyak eksekutif wanita yang bermunculan.

Menjadi seorang pemimpin tentu bukan monopoli kaum adam, seorang wanita mempunyai hak dan potensi yang sama jika benar-benar ingin mencapainya. Demikian juga yang bisa kita pelajari dari seorang Lea Kusumawijaya. Be Inspired!

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment