Kenali 5 Resiko ini Sebelum Merintis Bisnis Baru

Advertisement - Scroll to Continue

“Waktunya Ciptakan Pekerjaan, bukan Mencari Pekerjaan!” Kampanye bisnis tersebut mungkin semakin banyak didengungkan utamanya untuk para jiwa muda yang sedang mencari jalan karir. Pada dasarnya pemikiran tersebut sangatlah baik bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu solusi kemajuan dan kemandirian ekonomi individu maupun secara nasional.

Bagi siapa saja yang mengamini pemikiran di atas, tahap awal merintis bisnis menjadi momen aktualisasi ide untuk segera di wujudkan. Dengan semangat serta berbekal konsep matang, para pebisnis pemula terjun ke dunia bisnis sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sebagian mungkin akan berhasil namun tidak sedikit yang akan terseleksi alam bahkan harus gulung tikar sebelum bisnisnya berkembang.

Tulisan kali ini dibuat benar-benar bukan untuk melunturkan semangat berbisnis namun sebaliknya. Diharapkan akan timbul kesiapan jika kita mendalami terlebih dahulu mengenai resiko apa saja yang mungkin kita hadapi ketika awal membangun usaha. Dan semoga ulasan mengenai 5 resiko utama saat merintis bisnis baru berikut ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan sekalian.

Artikel lain: Saat Akan Memulai Bisnis, Karyawan Akan Dihadapkan Dgn Pilihan Ini

1. Resiko Keuangan

Resiko yang pertama adalah resiko keuangan. Ketika memulai usaha, tentu kita dihadapkan pada masalah keuangan terkait modal dan biaya operasional awal. Untuk memenuhi aspek tersebut sebagian pebisnis pemula ada yang menggunakan dana tabungan pribadi, pinjaman, atau mungkin mendapatkan pendanaan dari sebuah badan.

Dari manapun sumber keuangan tersebut kita harus mampu menyusun perencanaan keuangan yang matang terlebih dahulu. Di dalamnya termasuk biaya pengeluaran, pemasukan, kebutuhan tak terduga hingga resiko keuangan lain yang mungkin muncul. Tahap akhir tentu dengan melakukan kalkulasi semua item keuangan tersebut. Jika memang sudah layak, baru kita siap menjalankan bisnis tersebut.

2. Risiko Barang/ Produk

Resiko yang terkiat dengan produk umumnya berhubungan langsung dengan konsumen dan pasar. Permasalahan utama adalah apakah produk yang kita tawarkan benar-benar diperlukan konsumen, apakah produk kita nantinya dapat bersaing dengan produk sejenis dan akankah produk tersebut mempunyai peluang pasar yang luas dan dapat bertahan lama.

Semua resiko tersebut sangat mungkin muncul jika kita lalai dalam melakukan pengamatan awal terhadap produk kita. Terkait dengan pengamatan, memang membutuhkan usaha dan waktu tersendiri. Namun ini menjadi langkah yang sangat penting. Ketika kita sudah mempunyai perkiraan bahwa produk kita mempunyai daya jual dan daya saing tinggi, kita bisa memulai bisnis tersebut.

3. Resiko Pasar

Berkaitan dengan poin kedua, resiko selanjutnya yakni terkait potensi pasar dari bisnis yang akan kita masuki.  Konsumen dari setiap produk selalu unik dan mempunyai pasar-nya sendiri. Kemampuan bagaimana kita mengenali pasar spesifik tersebut akan menentukan kesuksesan bisnis di masa depan.

Cara  yang paling sederhana untuk mengatasi resiko ini tentu dengan banyak bertanya dan melihat. Bagaimana perilaku target pasar, bagaimana mereka membeli, apa yang menarik menurut mereka, dan proses eksekusi awal seperti apa yang paling tepat bagi kelompok konsumen tersebut harus diperhatikan dengan baik.

Selain itu pasar juga termasuk pesaing yang akan kita hadapi nantinya. Dalam pasar yang telah terbentuk sudah barang tentu ada pesaing yang telah memulai usaha lebih dulu, kecuali untuk bidang usaha unik yang masih sangat baru. Ada beberapa trik untuk memanfaatkan pesaing, salah satunya yakni dengan mencuri  ilmu bagaimana pesaing tersebut dapat maju dan bertahap. Selain itu yakni dengan menyediakan inovasi yang belum dimiliki oleh pesaing tersebut agar konsumen lebih tertarik.

4. Resiko Tim Bisnis

Bagi yang memulai bisnis non-individual alias membutuhkan tim, akan menghadapi resiko tambahan terkait bagaimana membentuk tim bisnis yang solid dan dapat memajukan bisnis bersama-sama. Selain kita sendiri sebagai pemilik usaha, terdapat pegawai, rekan pengelola dan pemodal bisnis (jika ada). Semua pihak tersebut tentunya membawa resikonya sendiri-sendiri.

Langkah yang paling bijak, karena memang bisnis kita masih awal dijalankan akan lebih baik membatasi pihak yang terlibat. Semakin sedikit anggota tim akan memberikan pengaturan yang lebih mudah. Selain itu komunikasi rutin juga menjadi kunci suksesnya sebuah tim bisnis.

Baca juga: Mindset Yang Harus Dimiliki oleh Seorang Entrepreneur

5. Resiko Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan atau eksekusi mungkin menjadi tahap yang paling memacu adrenalin. Resiko tidak diminati atau bahkan lebih parah menerima respon buruk dari konsumen menjadi kemunkinan yang bisa saja dihadapi. Pada tahap ini langkah yang bisa diambil adalah dengan melakukan pre-launching yang mengesankan. Perhatikan setiap detil bisnis, kemudain adakan pre-launching dengan mengundang konsumen potensial atau bisa juga dengan melakukan promosi.

Resiko selalu menjadi sisi mata uang dunia bisnis yang tidak mungkin dihindari. Namun yang harus diyakini siapa saja yang ingin merintis bisnis adalah kita bisa mengontrol resiko tersebut. Yang dibutuhkan adalah persiapan yang matang dan ketika resiko tersebut muncul kita sudah mempunyai jurus mengatasinya. Semangat berbisnis!

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment