GDI Analytics ~ Produk Baru GDILab Untuk Analisa Data Media Sosial Lebih Maksimal

Advertisement - Scroll to Continue
GDI Analytics
Image dari LinkedIn.com

Semakin berkembangnya dunia digital di Indonesia, membuat penggunaan media sosial juga berkembang begitu pesat. Data-data yang berserakan di media sosial juga tak terhitung jumlahnya, ledakan jumlah data sangat besar bahkan bisa mencapai jutaan tanpa ada yang mengolah menjadi satu. Banyak sekali data yang berceceran di media sosial tanpa bisa dimanfaatkan dengan baik bagi perusahaan.

Padahal data tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja pada sebuah perusahaan. Menyadari fakta itu, GDI Lab, sebuah perusahaan #startup Indonesia berhasil membuat terobosan dengan menciptakan aplikasi yang khusus untuk menganalisa data-data dari platform media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram yang diberi nama GDI Analytics. GDI Analytics ini diharapkan bisa menjadi sebuah solusi untuk meningkatkan performa perusahaan dari informasi yang berhasil didapatkan dari data di media sosial.

Tentang GDI Analytics

GDI Lab yang menelorkan GDI Analytics adalah sebuah startup di bidang TI yang berdiri pada Desember tahun 2013. Untuk produk barunya GDI Analytics ini, dikembangkan dari mesin analitik pintar yang bernama Genesis Technology atau kepanjangan dari Generate Analysis. GDI Analytics dikatakan bisa membantu penggunanya untuk menganalisa data dari beberapa platform media sosial populer di Indonesia. Tiga media sosial yang bisa dianalisa dari produk ini adalah Facebook, Twitter dan Instagram. Dipilihnya ketiga media sosial tersebut karena data dari ketiganya dianggap memiliki potensi yang tinggi untuk diolah menjadi digital market insight.

Dari penggunaan GDI Analytics ini, user dimungkinkan bisa memperoleh banyak data tentang apa yang sedang ramai dibicarakan publik mengenai suatu produk atau brand. Selain itu juga bisa mengukur performa buzzer, siapa saja yang turut mempromosikan sebuah kampanye dan juga sekaligus bisa mengetahui lokasinya.

Artikel lain: Apa Itu Twitter Buzzer ~ Peluang Penghasilan Aktivis Media Sosial

Di samping itu, juga bisa mengukur seberapa populer sebuah kampanye marketing yang sudah dijalankan. Untuk bisa menggunakan layanan itu, GDI Lab mematok harga yang terbilang terjangkau untuk konsumen. Pengguna hanya dikenakan biaya sebesar Rp500 ribu tiap bulannya. Namun jika pelanggan menginginkan layanan yang lebih detail, seperti penggunaan layanan sampai pada presentasi report kepada pelanggan, maka biaya yang dikenakan tentu lebih tinggi.

GDI Analytics Akan Menambah Media Sosial Untuk Dianalisa

Keberadaan GDI Analytics ini memang ditujukan untuk membantu perusahaan terutama #UKM untuk memaksimalkan potensi yang ada pada diri mereka sendiri. Karena dari data yang diolah bisa didapatkan obrolan yang sedang ramai dibicarakan baik tentang kebijakan, kuliner atau info lainnya.

“Berkat data yang kita olah, kita bisa tahu bahwa pedagang kaki lima itu biasanya ngobrolin tentang kebijakan, makanan favorit, dan segala macam. Informasi ini berharga untuk riset pasar,” jelas Jefri Dinomo, Co-founder dan VP Product Development GDI Analytics saat melaunching GDI Analytics di Jakarta, pada Jumat kemarin.

Untuk menyajikan beragam data dari media sosial dalam bentuk Software as a Service (SaaS) bisa diakses melalui browser. Namun untuk pengumpulan data, mereka tentu tidak bisa serta merta atau bebas tanpa izin. Seperti halnya pada media sosial Twitter, mereka (Twitter) bersedia memberikan datanya, GDI Lab langsung bekerjasama dengan Twitter sehingga bisa menggunakan Software Development Kit (SDK) dari Twitter.

Lewat SDK, Twitter menyediakan beragam informasi yang bersifat umum seperti jenis kelamin, umur, lokasi, jumlah post, retweet, percakapan antar pengguna, dan lainnya. Meski Twitter bersedia memberikan datanya namun mereka tetap menjunjung tinggi privasi penggunanya.

Baca juga: Mengenal 3 Perkembangan Teknologi Sosial Media

“Semua bisa dianalisis, tapi tidak semua data kita buka. Twitter akan terus menjaga privasi penggunanya. Tidak mungkin orang mau dibuka semua datanya,” kata Roy Simangunsong, Country Head Twitter Indonesia.

Ke depan, GDI Analytics akan mengembangkan cakupan media sosial yang bisa dianalisa. Jika saat ini hanya pada tiga media sosial besar seperti Facebook, Twitter dan Instagram, untuk selanjutnya GDI Analytics akan bisa mengolah data dari media sosial lainnya seperti #Youtube dan Pinterest. Untuk menunjang kinerjanya dan meningkatkan performa startup yang didirikan oleh Billy Boen, Yopie Suryadi, Jefri Dinomo dan Masas Dani ini menjalin kerja sama dengan perusahaan dari Thailand yang juga bergerak pada bidang data analitik, Digital Associates.

Advertisement
Tasbihul Mamnun

Tasbihul Mamnun adalah content writer di Maxmanroe.com. Aktif di dunia pendidikan dan hobi mengeksplorasi informasi di internet, terutama yang berhubungan dengan digital media.

Leave a Comment