Dwi Soetjipto ~ Bos BUMN PT Pertamina yang Berangkat Membangun Impian dari Surat Miskin

Advertisement - Scroll to Continue
Dwi Soetjipto
Image dari Beritasatu.com

Semua orang memang berhak untuk sukses, tak peduli latar belakang dan riwayat hidupnya. Asal mereka mau bekerja keras dan giat dengan apa yang diimpikan maka kesuksesan pun akan datang pada mereka. Hal ini mungkin yang mencerminkan kehidupan dari seorang Dwi Soetjipto (Soetjipto) atau sering dipanggil pak Tjip ini.

Ya, siapa sangka orang dari keluarga tidak mampu di Surabaya ini kini telah menduduki jabatan sebagai Direktur Utama PT Pertamina menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri. Lalu bagaimana kisah Dwi Soetjipto hingga bisa mencapai kesuksesan seperti sekarang ini? Berikut ulasannya.

Menghadapi Masa Sulit

Pada masa awal kehidupannya, pria Kelahiran Surabaya, 10 November 1955 ini memang bisa dibilang sangat sulit dan memprihatikan. Bagaimana tidak, saat itu keluarganya memang bisa dibilang sangat jauh dari ekonomi yang baik. Bahkan karena keadaan ekonominya yang sulit maka setiap tahun Soetjipto selalu diharuskan untuk mengurus surat keterangan miskin agar mendapatkan keringanan biaya dan juga bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Namun dengan kegigihannya, Soetjipto selalu pantang menyerah untuk mengejar pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Maka dari itu ia selalu berjuang meski harus selalu bolak-balik untuk mengurus surat tidak mampu ketika akan melanjutkan #pendidikannya.

Artikel lain: Dahlan Iskan ~ Sosok Sederhana Pengusaha Sukses Dunia Media

Masuk Kampus Impian

Hingga SMA, Soetjipto memang terus mengandalkan surat keterangan tidak mampu untuk bisa terus sekolah. Nah selepas SMA, Soetjipto bukannya berhenti untuk melanjutkan pendidikan, tapi dengan usaha kerasnya, pria 60 tahun ini akhirnya mampu mencapai impiannya untuk kuliah di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Surabaya. Pencapaian ini tentu saja sangat mengagetkan, sebab di lingkungan rumahnya di Surabaya Utara tidak ada satu pun orang yang bisa masuk di kampus ITS tersebut.

Tapi dengan penuh keyakinan Soetjipto akhirnya bisa kuliah universitas tersebut dengan biaya dari beasiswa. Ketika kuliah, Soetjipto langsung bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Tak ayal bila kemudian Soetjipto menjadi panitia sukarela di acara kampus, hingga menjadi senat mahasiswa.

Bekerja di Industri Semen

Setelah lulus kuliah, Soetjipto bekerja di industri semen. Hingga beberapa tahun berkarir disana, ia sempat menduduki posisi direktur. Seperti tahun 2003-2005, Soetjipto menjabat Direktur PT Semen Padang, kemudian tahun 2005-2012, menjabat dirut PT Semen Gresik dan tahun 2012-2014 Soetjipto menjadi Direktur Utama PT Semen Indonesia. Karena selalu kalah dalam urusan bisnis, Industri semen dalam bentuk BUMN ini maka Soetjipto sebagai pemimpin kemudian menggabungkan dan menyinergikan semua industri semen menjadi kesatuan yang solid.

Dari sinilah kemudian muncul PT. Semen Indonesia yang membawahi beberapa industri semen nasional seperti Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa dan Thang Long Cement. Dari ide sinergi atau penyatuan beberapa industri semen inilah omset yang ada meningkat drastis dari dari Rp 500 miliar menjadi Rp 5,5 triliun hanya dalam waktu 6-8 tahun saja. Pada akhirnya dari kesuksesan Soetjipto memaksimalkan peran industri semen nasional ini maka ia dijuluki sebagai bapak pemersatu industri semen Indonesia.

Jadi Dirut Pertamina

Setelah berkarir di industri semen nasional, Soetjipto beralih ke industri yang lebih memiliki kepentingan publik yang lebih besar yaitu Pertamina. Di pertamina sendiri, pria yang meraih gelar gelar Doktor Ilmu Manajemen Kekhususan Manajemen Stratejik dari Universitas Indonesia (UI) ini  diangkat langsung menjadi direktur utama menggantikan Karen Agustiawan.

Penunjukan Soetjipto sendiri didapatkan melalui sistem meritokrasi atau pemilihan ketua berdasarkan nilai tes tertinggi di antara kandidat lain. Pada 28 November 2014 Dwi Soetjipto pun ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk memimpin PT Pertamina memberantas mafia migas.

Baca juga: Rachmat Gobel ~ Inspirasi dari Sosok Sang Pengusaha Elektronik

Aksi Dwi Soetjipto di Pertamina

Setelah terpilih sebagai Dirut Pertamina, Soetjipto melakukan beberapa terobosan seperti mengumumkan pembubaran anak perusahaan Petral (Pertamina Energy Trading), yang dianggap merugikan pada 3 Mei 2015. Selai itu Soetjipto juga mengeluarkan kebijakan meluncurkan produk Pertalite yang dimaksudkan guna menambah daya saing produk di level hilir.

Dari hal-hal yang telah dilakukan di tubuh Pertamina ini Soetjipto telah mampu mengantarkan perusahaan negara ini mendapatkan penghargaan Best Downstream Service & Solutions Company di bulan Oktober 2015. Karena kesuksesannya memimpin juga, Dwi Soetjipto oleh majalah internasional World Finance kemudian dianugerahi gelar Asia Best CEO dalam Oil and Gas Awards 2015.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment