Augmented Reality dan Virtual Reality Mengantar Kita Pada Era Baru Pemasaran

Advertisement - Scroll to Continue
Augmented Reality dan Virtual Reality
Ilustrasi via Pixabay.com

“Disadari atau tidak, perkembangan teknologi telah banyak mengubah cara pemasaran bisnis. Augmented reality dan virtual reality merupakan dua diantaranya.”

Sebuah kampanye pemasaran seharusnya melibatkan pelanggan potensial dengan cara yang lebih dinamis. Ini bisa dilakukan menggunakan hal-hal yang dapat memancing keterlibatan pelanggan, seperti video, menawarkan hadiah ketika kita beriklan di Facebook, atau menjalankan jajak pendapat (Poling) di Twitter.

Namun, ada cara lain dalam melakukan pemasaran yang ternyata cukup efektif dengan memanfaatkan teknologi terbaru. Misalnya, teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) yang dapat memberikan pengalaman unik dan ‘menggetarkan’ kepada para pelanggan.

Perlu dicatat bahwa raksasa teknologi seperti Google, Apple, dan lainnya sangat memperhatikan inovasi ini. Apple telah mendorong pengembangan AR dengan ARKit.

Google sedang merancang metode termasuk elemen non-intrusif dalam pengalaman Virtual Reality.

(Pemasaran yang intrusif tidak mengesankan pelanggan.)

Jika Anda seorang marketer, tentunya Anda ingin terlibat dalam perubahan ini lebih awal agar bisa menonjol di antara pesaing. Berikut ini adalah beberapa cara utama yang dapat dilakukan oleh para pemasar.

Peran VR dalam Pemasaran

Virtual Reality dapat membuat seseorang terbenam dalam situasi baru tanpa mengharuskan mereka meninggalkan kenyamanan di rumah mereka. Ini merupakan peluang yang uunik dan berharga bagi seorang pemasar.

Itu karena Virtual Reality memberikan peluang kepada para marketer untuk menawarkan nilai lebih kepada pelanggan. Salah satu contohnya adalah Lowe’s, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penjualan bahan bangunan dan renovasi rumah di Amerika yang merancang pengalaman Virtual Reality di mana pengguna dapat belajar cara menyelesaikan berbagai proyek DIY dalam pengaturan virtual. Ini adalah cara cerdas untuk mengamati penggunaan jenis produk yang dijual oleh Lowe’s.

Tentu saja, saat ini pemasaran dengan memanfaatkan Virtual Reality masih sangat terbatas. Artinya, sebagian besar orang yang memasuki pengalaman VR tidak bertujuan melakukan pembelian.

Sama halnya pada masa awal munculnya internet dimana belanja online bukanlah sesuatu yang umum dilakukan, namun saat ini e-commerce sudah menjadi sesuatu yang sangat umum.

Marketer perlu fokus merancang pengalaman VR yang lebih menarik bagi kebutuhan atau minat pelanggan. Contoh lain dari pemasaran Virtual Reality yang layak dipelajari adalah kampanye The North Face yang mengajak penggunanya melakukan pendakian melalui Taman Nasional Yosmite di California, Amerika Serikat.

Berikut videonya

Ketimbang mencoba menjual produk secara langsung, kampanye tersebut ternyata memberikan pengalaman unik dan menarik yang mendapat respon langsung dari pelanggan The North Face. Hal ini juga bermanfaat untuk mengingatkan pelanggan tentang merek The North Face secara keseluruhan.

Menggunakan AR untuk Meningkatkan Pemasaran

Augmented Reality (AR) adalah teknologi lain yang harus dipelajari oleh seorang marketer. Tidak seperti VR yang mengajak penggunanya ke dunia virtual sepenuhnya, AR memungkinkan pengguna memadukan elemen virtual dengan dunia nyata.

Pokemon Go! dan Snapchat adalah contoh yang populer.

Kampanye pemasaran AR juga harus bermanfaat untuk memberikan genuine value kepada pengguna. Faktanya, AR tidak perlu menyerupai kampanye pemasaran sama sekali, cukup seperti alat yang bermanfaat bagi penggunanya.

Fitur Augmented Reality Ikea adalah salah satu contoh yang baik untuk dipelajari. Ketika menjual ke konsumen online, IKEA menghadapi tantangan tersendiri, yaitu menjual barang besar (seperti furnitur) melalui internet.

Berikut videonya

Kebanyakan konsumen tidak memiliki gambaran jelas tentang produk-produk utama yang akan terlihat sesuai untuk rumah mereka hanya dengan menjelajahi gambar furnitur di situs web. Namun, dengan AR, Ikea memungkinkan penggunanya untuk menambahkan gambar virtual dari benda-benda tersebut ke lingkungan sekitar pengguna. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

AR juga dapat digunakan untuk menyoroti lokasi toko di mana sebuah merek dijual. Misalnya, pelanggan mungkin mengunduh aplikasi AR yang dapat menunjukkan tempat item merek tertentu berada di department store.

Tentu akan lebih banyak lagi kegunakan dari teknologi terbaru ini (AR dan VR) di masa mendatang karena mereka terus mengalami peningkatan. Tidak perlu menunggu perkembangan terbaru sebelum mencoba menjelajahi apa yang ditawarkan oleh kedua teknologi ini, Anda bisa mencobanya sekarang.

Baca juga: Era Marketing Baru yang Ditawarkan Virtual Reality

Setiap marketer seharusnya memastikan merek mereka menonjol di tengah keramaian dengan memanfaatkan potensi teknologi baru. Karena itu, cobalah memanfaatkan AR dan VR sekarang untuk memberikan kesan yang unik dan ‘menggetarkan’ kepada pelanggan Anda.

Advertisement
Jonathan

Jonathan adalah content writer di Maxmanroe.com. Menyukai topik media sosial dan internet, memiliki prinsip bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang belum saatnya.

Leave a Comment