Majas Metafora: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Gaya Bahasanya

Majas Metafora

Orang sering menggunakan majas metafora dalam berbagai bentuk komunikasi, seperti pidato, puisi, prosa, musik, dan sebagainya. Metafora adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan atau perumpamaan untuk mengungkapkan suatu gagasan atau konsep dengan cara yang lebih kuat dan menggugah imajinasi.

Contoh penggunaan metafora yang umum adalah “dia adalah bintang di langit” untuk menggambarkan seseorang yang sangat terkenal atau “hidup adalah seperti gulungan ombak” untuk menggambarkan perjalanan hidup yang penuh tantangan. Metafora memberikan kekuatan dan keindahan pada bahasa yang digunakan dan memungkinkan pendengar atau pembaca untuk memahami dan merasakan konsep yang diungkapkan dengan lebih mendalam.

Artikel ini akan menjelaskan secara ringkas dan jelas materi tentang majas metafora, mulai dari pengertiannya, ciri-ciri, serta contohnya.

Pengertian Majas Metafora

Apa yang dimaksud dengan majas Metafora (metaphor)? Pengertian majas Metafora adalah suatu gaya bahasa dalam karya sastra yang bermakna kiasan untuk menggambarkan suatu objek dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama dengan objek lainnya.

Pendapat lain mengatakan, pengertian majas metafora adalah suatu ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis dimana kata atau frasa yang digunakan bukanlah makna sebenarnya namun untuk menggambarkan perbandingan atau persamaan suatu objek dengan objek lainnya.

Gaya bahasa Metafora banyak dipakai dalam berbagai karya sastra dimana tujuannya untuk mengungkapkan suatu makna dengan penekanan pada kesan yang akan ditimbulkan. Selain itu, penggunaan Metafora juga ditujukan untuk mengatasi keterbatasan pilihan kata dan juga bentuk ekspresi seorang penulis.

Meskipun penggunaan metafora sangat umum, tidak semua orang menggunakan metafora dalam setiap percakapan atau tulisan mereka. Penggunaan metafora biasanya tergantung pada kebutuhan komunikasi dan gaya pribadi seseorang.

Baca juga: Macam-Macam Majas

Ciri-Ciri Majas Metafora

Gaya bahasa metafora adalah penggunaan kata atau frasa yang bukan makna sebenarnya, melainkan sebagai gambaran yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari majas metafora:

  1. Perbandingan: Metafora melibatkan perbandingan antara dua hal yang berbeda atau tidak terkait secara langsung. Ini dapat berupa perbandingan antara objek fisik, konsep abstrak, atau pengalaman. Membandingkan suatu objek atau keadaan dengan memakai perbandingkan langsung tanpa adanya kata pembanding seperti kata bagaikan, laksana, atau bak.
  2. Non-literal: Metafora menggunakan bahasa secara kiasan, bukan secara harfiah. Itu berarti kata atau frasa yang digunakan dalam metafora tidak dimaksudkan secara harfiah, tetapi untuk menciptakan gambaran mental atau membandingkan dua hal. Menggunakan kata-kata atau frasa yang memiliki makna kiasan untuk menyamakan atau membandingkan suatu objek dengan objek lainnya.
  3. Keindahan dan imajinasi: Metafora digunakan untuk menambah kekuatan dan keindahan pada bahasa. Mereka dapat menggugah imajinasi dan membantu pembaca atau pendengar untuk memvisualisasikan atau merasakan konsep yang diungkapkan.
  4. Penyederhanaan kompleksitas: Metafora sering digunakan untuk menjelaskan konsep yang kompleks atau abstrak dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Mereka dapat mengubah konsep yang abstrak menjadi sesuatu yang lebih konkret dan mudah direnungkan.
  5. Penggunaan simbolik: Metafora sering menggunakan simbol atau gambaran untuk mengungkapkan gagasan yang lebih dalam atau lebih luas. Misalnya, “hati yang hancur” dapat digunakan untuk menggambarkan rasa sakit dan kesedihan yang mendalam.
  6. Penggunaan luas: Metafora dapat ditemukan dalam berbagai jenis teks dan komunikasi, termasuk puisi, sastra, musik, pidato, dan bahkan percakapan sehari-hari. Mereka adalah bagian penting dari gaya bahasa yang efektif.
  7. Tidak menggunakan kata penghubung atau konjungsi pada kalimat-kalimatnya.

Itu adalah beberapa ciri-ciri umum dari metafora. Penting untuk dicatat bahwa majas ini dapat bervariasi dalam tingkat kekompleksannya dan cara penggunaannya tergantung pada kebutuhan komunikasi dan kreativitas individu yang menggunakannya.

Baca juga: Majas Personifikasi

Jenis-Jenis Majas Metafora

Gaya bahasa Metafora dapat dibagi menjadi dua jenis. Adapun jenis-jenis majas Metafora adalah sebagai berikut:

1. Metafora in Praesentia

Gaya bahasa Metafora in Praesentia adalah jenis majas dimana objek yang hendak dibandingkan disampaikan bersamaan dengan pembandingnya sehingga maknanya bersifat eksplisit.

Contoh; Widia merupakan kembang desa yang menyita banyak perhatian pria di desa Candinata.

Pada kalimat tersebut, kata ‘kembang desa’ memiliki makna bahwa Widia adalah gadis yang sangat cantik.

2. Metafora in Absentia

Gaya bahasa Metafora in Absentia adalah jenis majas yang mengungkapkan sesuatu secara implisit sehingga terkadang disalahartikan oleh pembacanya karena dapat terjadi penyimpangan makna.

Contoh; Banyak pemuda di desa Candinata yang ingin mempersunting mawar desa itu.

Pada kalimat tersebut, kata ‘mawar desa’ dapat memiliki banyak makna, misalnya; gadis, cantik, wanita yang belum menikah.

3. Metafora Konvensional

Metafora konvensional adalah jenis metafora yang sudah lazim digunakan dalam bahasa sehari-hari dan menjadi bagian dari kosakata umum.

Contohnya termasuk “mata air,” “mata uang,” atau “mata pelajaran.” Kata “mata” digunakan secara kiasan untuk menggambarkan aspek-aspek yang berbeda dari objek atau konsep yang berbeda.

4. Metafora Terbalik (Reversed Metaphor)

Metafora terbalik mengubah peran atau hubungan antara objek dalam perbandingan.

Contohnya adalah “waktu adalah uang” yang diganti menjadi “uang adalah waktu.” Ini menghasilkan pergeseran makna yang menarik dan membingungkan.

5. Metafora Hiperbola (Hyperbolic Metaphor)

Metafora hiperbola adalah metafora yang digunakan dengan tujuan memperkuat atau memperbesar perbandingan.

Misalnya, “dia adalah gunung kebaikan” atau “cinta yang meledak-ledak.”

6. Metafora Kumulatif (Cumulative Metaphor)

Metafora kumulatif menggunakan serangkaian metafora yang terkait untuk membangun gambaran yang lebih luas atau lebih kompleks.

Misalnya, “hidup adalah perjalanan, dengan puncak-puncak dan lembah-lembah, dan kita harus terus berjalan.”

7. Metafora Parsial (Partial Metaphor)

Metafora parsial adalah jenis metafora yang hanya menggunakan bagian dari perbandingan, tanpa menyebutkan objek yang sebenarnya.

Misalnya, “punggung bukit” atau “terbit mentari.”

8. Metafora Klasik

Metafora klasik merujuk pada metafora yang telah menjadi bagian dari warisan sastra atau budaya tertentu.

Contohnya adalah “sindrom Mata-Mata Trojan” untuk menggambarkan penipuan yang menggunakan kedok dan manipulasi.

9. Metafora Blending

Metafora blending menggabungkan dua atau lebih konsep atau objek yang berbeda untuk menciptakan gambaran yang baru. Ini sering digunakan dalam humor atau bahasa kreatif.

Contohnya adalah “sapi mengarungi lautan cinta.”

Itu adalah beberapa jenis metafora yang umum digunakan. Penting untuk dicatat bahwa batasan antara jenis-jenis ini bisa kabur, dan sering kali ada variasi dan kombinasi yang kompleks dalam penggunaan metafora.

Baca juga: Pengertian Abstrak

Contoh Gaya Bahasa Metafora

Agar lebih mengenal gaya bahasa Metafora, ada baiknya kita memperhatikan contoh penggunaannya dalam suatu kalimat. Adapaun beberapa contoh gaya bahasa Metafora adalah sebagai berikut:

  1. Ferguso memang seorang buaya darat yang tak tahu diri.
  2. Tidak semua kisah percintaan yang romantis bermuara pada pernikahan.
  3. Perasaan menyesal dan kesedihan yang mendalam membayangi wanita malang itu.
  4. Koruptor kelas kakap itu selalu mencari kambing hitam atas kejahatannya.
  5. Kehadiran buah hati yang begitu dinantikan semakin menambah keharmonisan keluarga Widia.
  6. Joko seorang kutu buku sejati, tak heran bila nilainya di sekolah selalu bagus.
  7. Orang kaya baru itu tebal hati dan tidak memperhatikan orang di sekitarnya.
  8. Individu yang bermulut harimau pasti dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
  9. Sejak dulu Prabowo merupakan tangan kanan di perusahaan Joko.
  10. Setelah ditelusuri, ternyata Widia masih merupakan keturunan darah biru dari keluarga ibunya.
  11. Wiranto terkesan cuci tangan terhadap masalah yang sedang terjadi di perusahaannya.
  12. Waspadalah terhadap tikus berdasi yang ada di sekitar mu.
  13. Iriana menjadi buah bibir karena perilakunya yang dianggap tidak wajar oleh teman-temannya.
  14. Setiap kali Mega pergi ke luar negeri, ia selalu membawa buah tangan untuk keluarganya.
  15. Lelaki pemabuk itu sudah dianggap sampah masyarakat oleh warga di sekitar tempat tinggalnya.

Baca juga: Pengertian Paragraf

Itulah penjelasan ringkas mengenai majas Metafora, ciri-ciri, serta beberapa contoh gaya bahasa Metafora. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.

Leave a Comment