Pengertian imitasi sering kali dikaitkan dengan barang tiruan. Seperti perhiasan imitasi, logam mulia imitasi, dan masih banyak lagi. Memang, hal tersebut tidak salah. Sebab arti dari istilah imitasi sendiri adalah tiruan. Namun tahukah Anda bahwa istilah tersebut bisa dilihat dari sisi sosial?
Interaksi sosial yang terjadi merupakan salah satu pendorong terjadinya perilaku imitasi. Sehingga dapat dinyatakan bahwa perilaku ini tidak terjadi pada satu pihak saja. Melainkan ada si peniru dan pihak yang ditiru. Lalu apa yang dimaksud imitasi dari sisi sosiologi? Agar lebih jelas memahami pengertian imitasi dan ruang lingkupnya, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Imitasi Adalah
Apa yang dimaksud dengan imitasi (imitation)? Secara umum, pengertian imitasi adalah suatu tindakan atau proses sosial dimana seseorang meniru orang lain, baik itu penampilan fisik, sikap, tingkah laku, gaya hidup, dan hal-hal lain yang dimiliki orang lain tersebut.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian imitasi adalah tiruan; meniru. Lalu pengertian lainnya menyebutkan bahwa imitasi dari sisi sosiologi adalah sebuah proses pengenalan dan penafsiran lingkungan oleh seseorang berdasarkan tindakan atau aksi dari orang lain yang melibatkan panca indera untuk menerima dan mengolah semua itu.
Mulai dari penyerapan informasi ketika seseorang melihat atau mengamati orang lain, hingga menirukan hal tersebut dengan gerakan motorik. Maka dari itu, proses imitasi bukanlah proses yang mudah. Meskipun hanya meniru, orang tersebut memerlukan kemampuan kognisi dan juga konsentrasi yang tinggi.
Pendapat lain mengatakan pengertian imitasi adalah perilaku lanjut di mana seorang individu mengamati dan mereplikasi perilaku orang lain. Imitasi merupakan bentuk pembelajaran sosial yang mengarah pada pengembangan tradisi dan budaya sehingga terjadi transfer informasi dalam bentuk perilaku, sikap, kebiasaan, dan lain-lain, tanpa harus melalui pewarisan genetik.
Pengertian imitasi memiliki makna yang sangat luas tergantung dari mana istilah tersebut digunakan. Pada prakteknya, istilah imitasi digunakan di dunia psikologi, neurologi, kognitif, antropologi, ekonomi, studi hewan, hingga Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) sekali pun membutuhkan proses imitasi.
Baca juga: Pengertian Adaptasi: Arti, Tujuan, Jenis, dan Contoh Adaptasi
Tahapan dalam Proses Imitasi
Seperti yang disebutkan di penjelasan pengertian imitasi di atas, imitasi merupakan sebuah proses peniruan. Akan tetapi proses tersebut tidak bisa terjadi begitu saja. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui seseorang sebelum akhirnya hal tersebut bisa dianggap meniru atau imitasi dari orang lain.
Adapun tahapan dalam proses imitasi adalah sebagai berikut:
Proses Atensi
Tahapan pertama dalam proses imitasi adalah atensi. Dimana sebelum melakukan tindakan imitasi secara menyeluruh, seseorang harus memiliki dorongan untuk memperhatikan apa yang akan ditiru. Biasanya hal ini mengacu pada orang lain seperti tokoh idola atau tokoh terkenal lainnya. Pada tahapan ini, individu sudah bisa melakukan tindakan atau perilaku yang sama dari apa yang ingin ditirunya.
Proses atensi ini dilakukan dengan pengamatan, baik secara langsung maupun tidak. Pastinya, individu diharapkan bisa mengamati subjek atau objek yang akan ditiru dengan seksama, akurat, dan beberapa aspek penting terkait lainnya. Hal ini merupakan kunci utama dari tahapan dalam proses imitasi.
Proses Retensi
Selanjutnya setelah melakukan pengamatan, tahapan dalam proses imitasi kedua adalah retensi. Disini individu sudah memiliki ingatan terkait subjek atau objek yang akan ditiru. Namun hanya pada informasi yang menarik dan penting saja. Selebihnya tidak dimasukan ke dalam memori penyimpanan.
Proses Pembentukan Perilaku
Kemudian ada proses pembentukan perilaku dimana dari informasi yang sudah masuk ke dalam memori penyimpanan tadi, diubah menjadi sebuah perilaku atau tindakan nyata. Misalnya, seseorang melihat orang lain membuang sampah pada tempatnya. Hal menarik yang diamati adalah ketika sampahnya dibuang di tempat sampah. Lalu orang tersebut akan mengubah informasi tersebut menjadi sebuah tindakan, yaitu dengan membuang sampah di tempat seharusnya.
Proses Motivasi
Tahapan dalam proses imitasi terakhir adalah motivasi. Dalam tahapan ini, individu akan mencari dan mendapatkan dorongan untuk terus mempertahankan tindakannya itu dalam kegiatan sehari-hari. Mengacu pada contoh tadi, artinya seseorang harus memiliki motivasi untuk terus membuang sampah di tempatnya.
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Imitasi
Imitasi tidak terjadi begitu saja, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang meniru orang lain. Mengacu pada pengertian imitasi, adapun beberapa faktor yang mempengaruhi proses imitasi adalah sebagai berikut:
- Adanya interaksi sosial yang cukup baik di dalam masyarakat.
- Adanya sesuatu atau seseorang yang memiliki dampak atau pengaruh besar di dalam masyarakat.
- Adanya sikap terbuka, menerima, dan mengagumi di dalam diri setiap individu terhadap apa yang akan diimitasi atau ditiru.
- Adanya minat atau perhatian yang cukup besar terhadap sesuatu atau seseorang yang akan diimitasi atau ditiru.
Dampak Imitasi
Pada dasarnya proses imitasi akan menghasilkan dampak bagi individu, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan. Dampak tersebut bisa dalam hal positif, dan bisa juga dalam hal negatif, tergantung pada sesuatu atau seseorang yang diimitasi.
Adapun dampak positif dan negatif proses imitasi adalah sebagai berikut:
- Dampak Positif Imitasi; proses imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang baik sehingga tercipta kondisi masyarakat yang harmonis, selaras, stabil, dan teratur.
- Dampak Negatif Imitasi; proses imitasi dapat melemahkan atau bahkan menghilangkan daya kreasi seseorang sehingga tidak orisinil dalam berpikir, berkarya, dan berekspresi. Imitasi juga dapat membuat seseorang kurang percaya diri, inisiasi rendah, dan perasaan takut ditolak bila tidak mampu mengikuti seseorang atau sesuatu yang diimitasi.
Pengaruh positif dalam poses imitasi akan menghasilkan dampak positif. Misalnya seseorang yang meniru tokoh yangn memiliki karakter baik akan menjadi pribadi yang lebih baik.
Sedangkan pengaruh negatif pada saat proses imitasi akan menghasilkan dampak negatif. Misalnya seseorang yang memiliki kebiasaan meniru karya orang lain akan membuat daya kreasi orang tersebut semakin lemah atau hilang.
Contoh Imitasi
Apa saja contoh dari imitasi? Setelah mengetahui pengertian, faktor, dan dampak imitasi, maka kita juga mengetahui beberapa contoh imitasi. Berikut ini adalah contoh proses imitasi yang sering terjadi:
- Proses imitasi yang dilakukan manusia dimulai dari keluarga. Seorang anak umumnya akan meniru apapun yang dilakukan oleh orang tuanya, baik dalam hal cara berbicara, bersikap, emosi, dan lain-lain. Itulah mengapa ada ungkapan yang mengatakan “anak adalah cerminan dari orangtuanya”.
- Proses imitasi juga terjadi di sekolah, dimana para murid akan meniru atau mengimitasi guru yang ada di sekolahnya. Selain belajar tentang mata pelajaran, para murid juga belajar tentang perilaku gurunya dan meniru atau mencontohnya. Itulah mengapa ada ungkapan yang mengatakan “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” yang artinya murid biasanya mencontoh gurunya.
- Dalam lingkungan masyarakat, proses imitasi paling mudah terjadi di kalangan anak muda karena pada umumnya mereka masih dalam proses mencari jati diri. Misalnya; seorang anak muda yang mengidolakan seorang artis terkenal. Anak muda tersebut melakukan imitasi dengan meniru tokoh idolanya tersebut, mulai gaya rambut, gaya berpakaian, cara berbicara, dan lain-lain.
Baca juga: Arti Dedikasi: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Sikap Dedikasi
Demikianlah penjelasan ringkas mengenai pengertian imitasi, tahapan yang dilaluinya, faktor yang mempengaruhi, dampak, serta contohnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda!