Taksonomi Bloom (Kata Kerja Operasional): Pengertian dan Penjelasannya

Pengertian Taksonomi Bloom

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan Taksonomi Bloom? Secara singkat, Taksonomi Bloom adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi yang dibuat berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai berbagai hal yang dikelompokkan dalam sistematika.

Secara etimologis, kata “taksonomi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tassein” yang artinya mengklasifikasikan, dan “nomos” yang artinya aturan. Sehingga arti taksonomi dapat didefinisikan sebagai hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan.

Taksonomi Bloom dibuat oleh seorang psikolog bernama Benjamin Samuel Bloom pada tahun 1956 untuk tujuan pendidikan. Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu; ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor, dimana setiap ranah dibagi lagi lebih rinci menjadi beberapa bagian.

Menurut Bloom, tujuan pendidikan dapat dibagi ke dalam 3 ranah, yaitu:

  • Ranah Kognitif (Cognitive Domain), berisi berbagai perilaku yang menekankan aspek intelektual. Misalnya; pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
  • Ranah Afektif (Affective Domain), berisi berbagai perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi. Misalnya; sikap, minat, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
  • Ranah Psikomotorik (Psychomotoric Domain), berisi berbagai perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik. Misalnya; berenang, tulisan tangan, mengetik, dan mengoperasikan mesin.

Baca juga: Pengertian Kurikulum

Klasifikasi Taksonomi Bloom

Klasifikasi Taksonomi Bloom

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, taksnomi ini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut ini adalah penjelasan mengenai tiga ranah tersebut:

1. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)

Dalam hal ini, ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan dalam aspek pengetahuan dan penalaran. Pada ranah kognitif terdapat 6 tingkatan proses berpikir, yaitu:

No.KlasifikasiDeskripsiKata Kerja Operasional
1Pengetahuan (Knowledge)
Kemampuan dalam mengingat dan menjelaskan kembali mengenai istilah, fakta khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi. mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambar, mengidentifikasi, mendaftar, membilang, menunjukkan, memberi label, memasangkan, menamai, membaca, meniru, mencatat, meninjau, mempelajari, memilih, menelusuri, memberi kode, mentabulasi, menulis, dan sebagainya
2Pemahaman (Comprehension)Kemampuan dalam memahami materi atau instruksi tertentu, menginterpretasikan, dan menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri. Kemampuan-kemampuan tersebut, yaitu; translasi, interpretasi, ekstrapolasi. Contoh; merangkum materi pelajaran.menjelaskan, mengkategorikan, memperkirakan, mencirikan, merinci, mengasosiasikan, menghitung, membandingkan, mengkontraskan, mengubah, menguraikan, mendiskusikan, menggali, menerangkan, mencontohkan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, merangkum, menjabarkan, dan sebagainya
3Penerapan (Application)Kemampuan dalam menerapkan informasi, konsep, dan prinsip pada situasi nyata yang belum pernah dialami sebelumnya. Contoh; menggunakan pedoman dalam menghitung gaji karyawan.memerlukan, menyesuaikan, mengalokasikan, mengurutkan, menerapkan, menentukan, menugaskan, memperoleh, mencegah, mencanangkan, menangkap, memodifikasi, melengkapi, membangun, membiasakan, menentukan, mendemonstrasikan, menggambarkan, melatih, mengemukakan, menangani, mengadaptasi, memanipulasi, dan sebagainya
4Analisis (Analysis)Kemampuan dalam menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Contoh; analisis penyebab meningkatnya harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponen-komponennya.memeriksa, menganalisis, memecahkan, merasionalkan, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, mendokumentasikan, menjamin, menguji, mencerahkan, menjelajah, mengumpulkan, menata, mengelola, mengedit, menyimpulkan, menelaah, memerintahkan, dan sebagainya.
5Sintesis (Synthesis)Kemampuan memproduksi dan mengombinasikan berbagai elemen untuk membentuk suatu struktur yang unik. Pada jenjang ini, individu diharapkan dapat membuat hipotesis atau teori sendiri dengan memadukan berbagai ilmu pengetahuan.mendisain, mengombinasikan, mengarang, menciptakan, merevisi, merancang, merangkai, menghubungkan, merekontruksi, menyimpulkan, mengintegrasikan, mengorganisir, mengintegrasikan, menyimpulkan, dan sebagainya
6Evaluasi (Evaluation)Kemampuan dalam mengevaluasi dan menilai sesuatu berdasarkan norma, acuan atau kriteria. Contoh; membandingkan hasil ujian pelajar dengan kunci jawabannya.membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, menjustrifikasi, mempertahankan, mengkaji, mengevaluasi, membuktikan, menyesuaikan, mengkoreksi, menemukan, melengkapi, dan sebagainya.

2. Ranah Afektif (Affective Domain)

Ranah efektif mencakup berbagai hal yang berhubungan dengan emosi, seperti; emosi, motivasi, sikap, minat, dan semangat. Pada ranah afektif terdapat 5 perilaku, mulai dari yang sederhana hingga yang paling kompleks.

No.
KlasifikasiDeskripsiKata Kerja Operasional
1Penerimaan
(Receiving)
Kemampuan dalam menunjukkan atensi dan apresiasi terhadap orang lain. Contoh; mendengarkan pendapat orang lain.mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi, mengidentifikasi, memperhatikan, menjawab, dan sebagainya.
2Partisipasi
(Responding)
Kemampuan dalam berpartisipasi secara aktif dalam suatu kegiatan dan memiliki motivasi untuk mengambil tindakan atas suatu kejadi. Contoh; berpartisipasi dalam kegiatan diskusi dalam kelas.membantu, menjawab, memenuhi, mentaati, menyetujui, menyetujui, melakukan, menyajikan, memilih, mempresentasikan, menulis, melaporkan, menyelesaikan, mempraktekkan, dan sebagainya.
3Nilai yang Dianut
(Valuing)
Kemampuan dalam membedakan mana yang baik dan yang tidak baik terhadap suatu objek atau kejadian, dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku. Contoh; mengusulkan kegiatan gotong-royong untuk kebersihan lingkungan.memilih, membedakan, menunjukkan, mengikuti, mendemonstrasikan, memenuhi, menjelaskan, melaksanakan, membentuk, mengusulkan, melaporkan, membenarkan, menolak, dan sebagainya
4Organisasi
(Organization)
Kemampuan dalam membentuk suatu sistem nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai. Contoh; menyepakati dan mentaati etika profesi.merancang, mengatur, mematuhi, mentaati, mengkombinasikan, mengidentifikasi, merumuskan, menyamakan, mempertahankan, menghubungkan, mengintegrasikan, mengaitkan, menggabungkan, memperbaiki, menyesuaikan, melengkapi, membandingkan, dan sebagainya
5Karakterisasi (Characterization)Kemampuan dalam mengendalikan perilaku sesuai dengan nilai yang dianut serta memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal, dan social. Contoh; menunjukkan sikap kooperatif dalam kegiatan berkelompok.memperlihatkan, melaksakan, melakukan, membedakan, memisahkan, menunjukkan, mendengarkan, mengusulkan, merevisi, memperbaiki, membatasi, membuktikan, mempertimbangkan, mengajukan, membantu, dan sebagainya

3. Ranah Psikomotorik (Psychomotoric Domain)

Ranah psikomotorik mencakup gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik, dan kemampuan fisik yang diukur dengan kecepatan, ketepatan, jarak, dan teknik. Pada ranah psikomotorik terdapat 7 kategori, mulai dari tingkat terendah hingga yang paling rumit.

No.KlasifikasiDeskripsiKata Kerja Operasional
1Persepsi
(Perception)
Kemampuan dalam menggunakan saraf sensori dalam memperkirakan sesuatu. Contoh; menaikkan suhu AC ketika merasa kedinginan.mendeteksi, memilih, menggambarkan, menghubungkan, mengidentifikasi, mengisolasi, membedakan, menyeleksi, dan sebagainya
2Kesiapan
(Set)
Kemampuan dalam mempersiapkan diri, baik mental, fisik, dan emosi, ketika menghadapi suatu hal. Contoh; melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan urutannya.mengawali, memulai, memprakarsai, memperlihatkan, membantu, mempersiapkan, menunjukkan, mendemonstrasikan.
3Reaksi yang Diarahkan
(Guided Response)
Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan. Pada tahap mempelajari suatu keterampilan termasuk di dalamnya gerakan coba-coba atau meniru. meniru, mengikuti, mencoba, mentrasir, mengerjakan, membuat, mempraktekkan, memasang, menanggapi, memperlihatkan, dan sebagainya
4Reaksi yang Natural
(Mechanical Response)
Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan tanpa memperlihatkan contoh karena sudah cukup latihan. Contoh; mengetik dengan cepat dan tepat karena sudah terbiasa.membangun, mengoperasikan, membongkar, memasang, melaksanakan, memperbaiki, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, memperlancar, mempertajam, menangani, dan sebagainya
5Reaksi yang Kompleks
(Complex Response)
Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan yang terdiri dari berbagai tahapan dengan lancar, tepat, dan efisien. Contoh; membongkar dan memasang kembali suatu peralatan dengan tepat.memasang, mengoperasikan, membongkar, memperbaiki, mengerjakan, menggunakan, merakit, mengendalikan, mempercepat, mencampur, mempertajam, mengujur, mengorganisir, dan sebagainya
6Adaptasi
(Adjustment)
Kemampuan untuk mengembangkan keahlian, dan memodifikasi pola sesuai dengan yang dibutuhkan. Contoh; melakukan perubahan dengan cepat dan tepat pada suatu kejadian tak terduga tanpa merusak pola yang ada.merevisi, mengubah, mengadaptasikan, mengatur kembali, memodifikasi, dan sebagainya
7Kreativitas
(Creativity)
Kemampuan untuk menciptakan pola gerakan baru berdasarkan inisiatif sendiri. Contoh; menciptakan kreasi tari yang baru.merancang, membangun, menciptakan, memprakarsai, mendisain, membuat, mengkombinasikan, dan sebagainya

Baca juga: Metode Pembelajaran

Landasan Taksonomi Bloom

Taksonomi yang diciptakan oleh Benjamin Samuel Bloom dibuat berdasarkan lima prinsip dalam belajar. Adapun beberapa prinsip belajar tersebut adalah:

  1. Kematangan Jasmani dan Rohani; kematangan jasmani maksudnya adalah batasm minimal umur dan kondisi fisik siswa cukup kuat untuk melaksanakan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani maksudnya adalah kemampuan siswa secara psikologis untuk mengikuti kegiatan belajar.
  2. Kesiapan; seorang siswa harus memiliki kesiapan ketika hendak melakukan kegiatan belajar. Kesiapan ini mencakup kesiapan fisik, mental, motivasi, minat, serta perlengkapan belajar lainnya.
  3. Memahami Tujuan; setiap siswa harus memiliki pemahaman mengenai arah tujuan melakukan kegiatan belajar dan apa manfaat yang akan diperoleh. Dengan pemahaman tersebut maka siswa akan lebih siap dalam kegiatan belajar.
  4. Memiliki Kesungguhan; kegiatan belajar harus disertai dengan kesungguhan agar hasil yang diperoleh dapat memuaskan sehingga tidak membuang-buang waktu dan tenaga.
  5. Ulangan dan Latihan; dengan melakukan ulangan dan latihan maka materi yang telah dipelajari akan meresap dalam otak sehingga dimengerti sepenuhnya.

Baca juga: Psikologi Pendidikan

Demikianlanh penjelasan ringkas mengenai pengertian Taksonomi Bloom, klasifikasi dan penjelasannya, serta beberapa hal yang menjadi landasannya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.