Pengertian monolog itu memiliki kaitannya dengan pentas seni pertunjukan. Baik itu yang dilakukan di atas panggung atau di luar panggung. Namun dalam seni pentas, monolog hanya memiliki satu peran utama. Tidak didukung oleh peran lainnya atau orang lain yang berada dalam satu pertunjukan.
Hal ini berkaitan dengan pengertian monolog itu sendiri. Nah agar Anda semakin paham tentang apa yang dimaksud monolog, ciri-ciri naskah monolog, contohnya, sejarah, dan ruang lingkup lainnya, lebih baik membaca penjelasan lengkap di bawah ini.
Pengertian Monolog
Jika kita mencari di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian monolog adalah pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri; atau adegan sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang diri.
Penjelasan tersebut didukung dengan asal usul dari pengertian monolog yang ternyata berasal dari bahasa Latin. Terbentuk atas dua suku kata “mono” dan “legein” yang memiliki arti berbeda. Kata “mono” memiliki arti “satu”, lalu “legein” dengan arti berbicara.
Apabila ditarik sebuah kesimpulan, pengertian monolog adalah satu orang yang berbicara. Seperti yang disebutkan di atas, istilah “monolog” sering kali digunakan untuk menggambarkan situasi pentas seni pertunjukan atau teater. Sehingga jika dikaitkan, monolog merupakan seni peran yang dilakukan oleh satu orang pemain.
Kendati demikian, melakukan monolog tidak semudah yang dibayangkan. Sebab sesuai dengan penjelasan dari pengertian monolog, seseorang harus berkomunikasi atau berbicara sendiri di atas atau luar panggung. Dimana seseorang itu harus bisa menunjukkan sebuah kisah yang dapat dengan mudah dimengerti oleh orang-orang yang menontonnya.
Umumnya dalam seni peran, pertunjukan monolog itu digunakan untuk memberikan pesan melalui gerakan dan ucapan dari si pelaku peran. Monolog berfungsi sebagai penegasan keinginan atau harapan tokoh terhadap sesuatu hal. Bisa dalam bentuk emosional, penyesalan, atau berandai-andai.
Monolog juga merupakan bagian ilmu terapan yang mempelajari tentang seni peran. Untuk melakukan adegan monolog, dibutuhkan seseorang yang punya kemampuan dialog bisu. Seni peran ini mulai dikenal sekitar tahun 1960 an, dimana kala itu TV belu memakai pengisian suara tapi berupa monolog.
Baca juga: Pengertian Cerpen: Struktur, Ciri-Ciri, dan Unsur-Unsur Cerpen
Pengertian Monolog Menurut Para Ahli
Agar Anda semakin memahami pengertian monolog, berikut ada beberapa pendapat para ahli dalam memberikan penjelasan. Yaitu:
Suroso
Menurut Suroso, pengertian monolog adalah bicara seorang diri, bercerita seorang diri, tentang sebuah kejadian atau situasi yang dialami oleh suatu tokoh.
Kabisch
Selanjutnya ada Kabisch yang berpendapat bahwa pengertian monolog adalah sebuah percakapan yang dilakukan dengan diri sendiri. Penggambaran situasi yang dilakukan bukanlah sekedar sebagai pengamat saja, tetapi juga membantu menegaskan komentar. Sementara itu, untuk jenis monolog konflik harus ada satu keputusan yang diambil sebagai puncak dalam alur cerita.
Marquab
Berbeda dengan dua orang sebelumnya, Marquab menyebutkan jika pengertian monolog itu seperti memiliki sebuah hubungan dengan drama. Dimana monolog merupakan wujud dari komunikasi yang dilakukan dalam drama. Jika tidak bisa komunikatif, maka tidak ada pesan emosional yang dapat disampaikan dan dimengerti oleh penontonnya.
William Shakespeare
Penulis terkenal dari cerita Romeo and Juliet, Shakespeare, menjelaskan pengertian monolog sebagai sebuah aktor yang menyatakan pikiran dan perasaan yang dirasakannya tanpa adanya bantuan dari aktor lain.
Nano Riantiarno
Lalu ada Nano Riantiarno yang merupakan seorang seniman teater. Beliau mengartikan monolog sebagai sebuah monodrama yang diambil dari kisah Yunani Klasik. Kemudian dikemabangkan oleh panyair, penulis, atau pengarang kisah menjadi sebuah bentuk drama yang berkembang sesuai dengan berjalannya waktu.
Alterman
Pendapat ahli lain, Alterman, melihat pengertian monolog sebagai sebuah percakapan panjang atau monodrama yang dilakukan oleh satu orang.
Abdullah
Terakhir ada pendapat dari Abdullah yang menggambarkan pengertian monolog sebagai ungkapan isi hati yang dilakukan dalam sebuah drama atau pentas seni.
Mengenal Sejarah Monolog
Perlu diingat kembali bahwa pengertian monolog merupakan bagian dari terapan ilmu seni peran. Dimana sebelum ada televisi yang canggih seperti saat ini, pentas monolog lah yang menjadi penghibur para orang-orang. Pertama kali muncul pada masa Yunani Kuno, lalu mulai dikenal banyak orang pada tahun 1960.
Sebelum ditayangkan di televisi yang masih berwarna hitam putih, monolog merupakan bentuk latihan yang harus dilakukan oleh para pelaku peran untuk bisa membawa satu dialog panjang dalam satu naskah. Dari sinilah diperkirakan awal mula munculnya naskah monolog.
Pada tahun 1914, monolog mengalami perkembangannya dengan pesat. Adalah Charlie Chaplin yang memiliki peranan penting dalam hal ini. Ia mulai melakukan gerakan pantomime dalam setiap film yang ia tulis sendiri naskahnya. Dulu, film-film tersebut dikenal sebagai silent film karena tidak memiliki suara saat ditayangkan.
Sebab memang pada masa itu, teknik pengisian suara atau dubbing belum ditemukan. Jadi semua televisi yang ada hanya menayangkan dalam bentuk video atau gambar saja, tanpa ada suara sedikit pun. Selanjutnya monolog terus mengalami perkembangan hingga saat ini menjadi salah satu bagian dari seni peran dan teater.
Bahkan di era yang serba canggih dengan teknologi ini, pengertian monolog mengalami perkembangan. Apabila dulu dikenal sebagai bagian dari seni peran dan teater, kini monolog bisa dilakukan dalam banyak hal. Misalnya seperti pidato, stand up comedy, dan berbagai pentas seni yang dimana pemerannya hanya terdiri dari satu orang saja.
Ciri-ciri Monolog
Tidak semua seni peran dan teater itu bisa dikatakan sebagai pentas drama monolog. Ada beberapa ciri-ciri yang bisa menyebutkan bahwa pentas drama itu adalah monolog. Seperti:
- Terdiri dari satu orang pemain tanpa bantuan dari pemain lainnya
- Umumnya, dialog monolog itu dari sebuah naskah yang berisikan pendapat seseorang atau naskah yang dibuat secara sengaja, atau dialog dadakan yang tidak direncanakan
- Penyampaian pesannya menggunakan narasi deskriptif yang sudah memiliki satu tema tertentu dan dibantu dengan alat pendukung lainnya
- Bentuk penyampaian pesannya dilakukan secara sistematis, teratur, dan konsisten sehingga bisa dihubungkan menjadi sebuah pesan yang mudah dimengerti oleh penonton
- Merupakan bagian dari seni peran dan teater
- Ada interaksi yang terjadi antara si pelaku peran dan juga penonton untuk membuat kesan dialog tersebut hidup
- Drama monolog bisa digunakan dalam dialog bisu atau pantomime dimana komunikasi disampaikan melalui gerakan tubuh
Jenis-jenis Monolog
Dikarenakan pengertian monolog itu bagian dari seni peran dan teater, maka ada beberapa jenis monolog yang umumnya dilakukan oleh para pemain peran. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Monolog Realitas
Jenis monolog realitas ini bisa disajikan dalam berbagai bentuk. Sebut saja seperti foto, teks, video, dan cerita. Inti dari monolog ini adalah menceritakan pengalaman atau kejadian yang pernah dialami oleh seseorang. Biasanya, pemain peran tidak tampil di hadapan penonton. Tugasnya hanyalah sebagai narator untuk menceritakan kisah yang ditampilkan dengan alat pendukung.
Monolog Topical
Kedua, ada jenis monolog topical yang isinya berkisah tentang kegiatan sehari-hari. Menariknya, pelaku peran tidak hanya menceritakan apa yang dialami saja, tetapi juga menceritakan tentang apa yang diamatinya. Biasanya, monolog topical ini diceritakan dengan tema komedi.
Monolog Naratif Biografis
Pada monolog naratif biografis, seorang pemain peran atau narator diminta untuk menggambarkan peristiwa atau kejadian yang pernah dialaminya pada masa lalu. Fokus utama di sini adalah kisah dari pelaku tersebut. Dengan kata lain, tidak boleh ada peran atau karakter lain yang menonjol di ceritanya, alias hanya mengisahkan dirinya sendiri.
Monolog Karakter Biografis
Hal yang membedakan dari jenis monolog naratif biografis adalah narator bisa dan diperbolehkan untuk menceritakan tokoh lain. Pada prakteknya, monolog karakter biografis bisa dimainkan oleh 10 pemain peran dengan karakter tokoh yang berbeda-beda. Sebab fokus utamanya adalah dialog yang digunakan, bukan kisah dibaliknya.
Monolog Karakter Fiksi
Berbeda dari jenis monolog lainnya, monolog karakter fiksi memperbolehkan si narator untuk bercerita secara bebas dari imajinasinya. Sehingga bisa menceritakan lebih dari satu karakter dengan ekspresi yang berbeda-beda. Umumnya, imajinasi yang digunakan adalah beberapa kejadian yang terjadi selama hidupnya atau dari hal-hal yang lebih luas lagi.
Monolog Storytelling
Seperti dengan namanya, jenis monolog storytelling menggunakan cerita naratif. Dimana narator sebagai orang yang bercerita akan mengikuti perubahan setiap ekspresi yang dilakukan oleh pemain peran. Nantinya, narator juga harus menyesuaikan dan diharapkan bisa meniru karakter dari tokoh yang dikisahkan.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa nama pemain peran pentas monolog yang sudah terkenal. Sebut saja seperti Butet Kertaredjasa, Bing Slamet, dan Putu Wijaya. Dimana ketiga tokoh tersebut berhasil merebut hati penonton dalam kepintarannya bermain monolog. Bagaimana dengan Anda? Siapa pemain peran monolog favorit Anda?
Contoh Teks Monolog Singkat
Monolog seringkali digunakan dalam seni teater. Mengacu pada pengertian monolog di atas, seni peran ini selalu memakai naskah tulisan sehingga setiap kali ada drama monolog, umumnya ada juga teks monolog dalam naskah drama tersebut.
1. Contoh Teks Monolog dalam Naskah Drama
Berikut ini adalah salah satu contoh teks monolog singkat dalam naskah drama:
Aku Cinta Demokrasi
Aku sangat mencintai demokrasi. Tapi Aku tidak bisa berbuat banyak karena Aku hanya wong cilik. Aku tak punya tampang seperti pejuang, apalagi pahlawan gagah berani yang bisa memperjuangkan demokrasi.
Kisah ku tidak akan pernah dimuat di koran, wajah ku pun tak banyak dikenal orang. Perjuangan ku selama ini hanya sebatas RT 01 di mana aku tinggal.
Demokrasi yang aku rasakan di tempat kecil ini begitu indah. Semua warga memaknai dan mengamalkan demokrasi tanpa ada paksaan dari manapun.
Ketika ada oknum yang anti demokrasi di wilayah kecil nan indah ini, dengan gejolak semangat perdamaian para warga akan meminta aku untuk menyelesaikannya. Ya, mereka menghormati aku sebagai pimpinan hasil demokrasi mereka.
Jika aku mampu, aku dapat mengerahkan mereka bila ada yang mengusik demokrasi. Tapi toh buat apa? Di sini, demokrasi sudah berjalan begitu indah. Semua membela demokrasi dengan kompak dan dengan kesadaran sendiri.
Seandainya, semua wilayah di negeri tercinta ini menerapkan demokrasi seperti di tempat tinggal ku. Oh, sungguh indahnya hidup di Indonesia.
2. Contoh Teks Monolog Sedih
Berikut ini adalah salah satu contoh teks monolog sedih:
Ibuku Tersayang
Rasa ini selalu sama untukmu Ibu, semua cinta serta ketulusan. Hal-hal yang tidak akan pernah tampak sederhana bagiku, tetapi engkau tulus dan menganggap bahwa semua sesederhana yang kau lihat.
Senja merona yang berada di ujung barat selalu menjadi milik kita, untuk bisa menggenapkan waktu menuju malam penuh harmoni. Bukankah begitu bu? Seperti itulah kau untuk ku, kau senja yang hanya untuk ku.
Yang selalu menjadi kebahagiaanku. Fajar yang ada di ujung timur juga selalu jadi milik kita kan Ibu? Untuk menerbitkan sinar setelah gelapnya malam yang diselimuti kabut kedamaian.
Selalu itu yang engkau katakan padaku, bahwa selalu ada harapan untuk semua aspek dalam kehidupan ini. Engkaulah yang menerbitkan sinar saat dunia ku gelap.
Fajar itu selalu memberikan kehangatan, seperti hangatnya secangkir kopi di pagi hari, kau ingat kan itu bu? Kita selalu menikmati kebersamaan dengan tawa, menyeruput kopi itu sampai tetes terakhir. Mengapa demikian Ibu?
Mengapa semua itu terasa indah saat bersamamu? Kau tahu Ibu, bahwa aku lebih suka duduk di sampingmu dan menceritakan semua hak tentang apapun itu. Bagiku, hal ini lebih menenangkan daripada aku mendengarkan alunan musik instrument favorit ku.
Sudah ku duga dari dulu, bahwa engkau bukan wanita biasa. Lihatlah aku sekarang bu, aku yang setiap harinya selalu bersama mu, sampai detik pun masih mengagumimu. Berapa kata yang hendak kugunakan untuk mengungkapkan semua rasa kagumku terhadap mu? Seribu? Satu juta? Itu semua tidak akan pernah cukup.
Ibu, anakmu ini ingin sekali menjadi yang terbaik di hidupmu. Ingin sekali menjadi yang engkau banggakan. Ibu, anakmu ini ingin sekali ada disamping mu untuk selamanya.
I Love Ibu.
3. Contoh Teks Monolog Anekdot
Ini Salah Siapa?
Pagi-pagi buta sebelum matahari terbit, aku sudah sampai di sekolah. Namun sesampainya di depan kelas, ternyata gembok masih mengunci pintu kelas yang tertup rapat. Akhirnya aku duduk di gazebo yang berada di depan kelas.
Aku melihat ke sekeliling ku, ternyata juga sama. Ada banyak murid yang datang pagi-pagi untuk belajar dan harus terlebih dahulu seperti anjing penjaga di depan kelas. Yah begitulah, banyak dari mereka yang sekedar duduk-duduk sambil melamun.
Dalam hati takut kelas masih dikunci, tapi jadinya malah datang terlambat. Eh, sudah diperkirakan kalau belum bel tapi tetap saja harus di berhentikan petugas penjaga gerbang dan disuruh belok kanan. Ya Allah, kalau terjadi seperti ini jadinya salah siapa?
Jadinya, setiap pagi harus kerja bakti untuk mencuci mukenah, shalat dhuha, dan juga mengaji. Tujuannya agar yang telat dibukakan mata hatinya.
Dan esoknya, aku datang pagi-pagi sambil tersenyum dengan membawa detergent di tanganku. Tujuannya, untuk jaga-jaga kalau ada siswa yang telat jadi nggak perlu susah-susah untuk cari detergent. Akhir-akhir ini aku sering berangkat pagi supaya detergent yang kubawa bermanfaat untuk orang lain.
Baca juga: Pengertian Diksi: Fungsi, Tujuan, Jenis, dan Contoh Diksi
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian monolog, sejarah, ciri-cirinya, jenis, dan beberapa contoh monolog yang perlu Anda ketahui. Meskipun dilakukan seorang diri, monolog tidak mudah untuk dilakukan. Hal ini karena pelaku peran harus memiliki stamina dan penjiwaan yang kuat. Umumnya, pentas drama monolog itu bisa memakan waktu satu hingga dua jam lamanya. Semoga bermanfaat!