Setiap orang tua di dunia ini tentu selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Termasuk bagaimana menyiapkan putra putri mereka sehingga mampu menghadapi masa depan, adalah tanggung jawab yang tidak mudah untuk dilakukan.
Menyadari hal tersebut, seorang ibu yang berasal dari daratan Cina bernama Yu Youzhen memiliki kisah yang sangat inspiratif. Meskipun dirinya sudah mempunyai harta yang bisa dibilang lebih dari cukup untuk mengisi masa tua, namun ia justru memilih menjalani hari-hari dengan berprofesi sebagai seorang tukang sapu biasa.
Satu-satunya tujuan yang ingin diraih adalah mengajarkan kepada kedua putra putrinya tentang bagaimana beratnya hidup serta untuk selalu berjuang demi masa depan yang lebih baik.
Kisah Yu Youzhen yang Inspiratif
Jika kita melihat kondisinya saat ini, sangat wajar jika orang yang melihat Yu Youzhen, mengira bahwa wanita ini merupakan orang yang cukup kekurangan dan perlu mendapatkan bantuan. Sehari-hari, Yu Youzhen bekerja sebagai seorang buruh penyapu jalan raya di kawasan Distrik Chengguan, Wuchang.
Memiliki tanggung jawab membersihkan lebih dari 3 km jalan setiap hari, ibu dari dua anak ini bahkan hanya mendapatkan gaji sebesar Rp2,2 juta per bulan.
Namun setiap orang tentu akan tertipu karena pada kenyataannya Youzhen bukanlah orang yang kekurangan. Jika ditaksir, harta wanita yang satu ini sudah menyentuh angka Rp15 miliar. Lalu bagaimana ia bisa menjalani kehidupan seperti saat ini?
Artikel lain: Jack Ma ~ Sosok Bersahaja Dibalik Kesuksesan Alibaba.com
Kisahnya bermula ketika di tahun 1980, Youzhen dan juga sang suami bekerja sebagai seorang petani sayur di kawasan Huojiawa, Wuhan. Perlahan namun pasti, pasangan tersebut berhasil memiliki tabungan untuk membangun 3 bangunan yang kemudian disewakan.
Dari situ, sebenarnya apa yang sudah didapatkan Youzhen terbilang lebih dari cukup untuk kehidupan sehari-hari. Namun hal yang tidak disangka terjadi ketika tahun 2008 silam, pemerintah China menerapkan peraturan baru terkait dengan lokasi perumahan rakyat.
Dengan keluarnya kebijakan tersebut, tiga buah gedung milik Youzhen terpaksa harus digusur. Dalam proses penggusuran tersebut, Youzhen akhirnya mendapat ganti rugi yakni dalam bentuk bangunan apartemen sejumlah 21 unit. Karena ingin kembali mengembangkan modal yang dimilikinya, 21 unit apartemen tersebut dijual sebanyak 4 buah dan sisanya, 17 apartemen kembali disewakan hingga saat ini.
Inilah mengapa, jika ditaksir kembali harta yang dimiliki oleh Youzhen dapat mencapai 1,6 juta dolar atau sekitar Rp18 miliar.
Harapan Yu Youzhen Kepada Anak
Ketika sudah memiliki harta yang melimpah, tidak membuat Youzhen berpikir untuk berhenti berusaha. Memiliki dua buah hati, Youzhen ingin anaknya tersebut dapat memiliki pemikiran yang sama dengan dirinya serta kemauan untuk terus bekerja keras.
Masalah lain yang ia lihat di sekitarnya adalah, banyak dari mereka yang mendapat kompensasi serupa seperti Youzhen, justru memanfaatkan uang yang mereka dapat untuk hal yang tidak bermanfaat. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menggunakan uang tersebut untuk berjudi dan narkoba.
Tidak ingin jika anak-anaknya melakukan hal yang sama, akhirnya Youzhen memutuskan untuk memberi contoh kerja keras kepada 2 anaknya. Dari situlah, Youzhen memilih untuk bekerja menjadi petugas kebersihan jalan. Profesi yang sudah ia lakukan sejak tahun 1998 ini, bahkan membuat hidup Youzhen terkesan sangat sederhana dan jauh dari kata mewah.
Nampaknya, apa yang diusahakan oleh Youzhen mulai menghasilkan buah manis. Dari didikan akan kerja keras dan juga untuk tidak berpangku tangan, anak Youzhen juga mau melakukan berbagai pekerjaan demi masa depan yang lebih baik.
Kabarnya, sang putra sulung memilih bekerja sebagai seorang sopir di kawasan Donghu, sedangkan sang putri perempuan mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan dengan gaji Rp5 juta per bulan.
Baca juga: William Wang ~ Pengalaman Menuju Ajal yang Justru Antarkan Pada Kesuksesan Besar
Jika difikir kembali, apakah kisah serupa bisa kita temui di Indonesia? Mungkin sangat sulit bahkan hampir mustahil, namun yang pasti yang bisa kita pelajari adalah bagaimana usaha seorang ibu untuk bisa memberikan pendidikan langsung dan nyata kepada anaknya.
Pun bagi kita sebagai seorang anak, tentunya harus lebih cepat menyadari untuk tidak selalu berpangku tangan dan mengharapkan bantuan dari orang tua. Kemandirian adalah hal yang harus kita kerja secepat dan sesegera mungkin.
Kisah yang amat indporatif patutu di contoh orang tua dalam mendidik anak-anaknya.