Yossa Setiadi: Founder Bisnis Bawang Soy, Berbekal Inovasi Hingga Sukses Rambah Pasar Luar Negeri

Advertisement-Scroll to Continue
Yossa Setiadi
Image dari Swaonline.net

Yossa Setiadi – Sukses berbisnis adalah milik siapa saja. Tidak terbatas mereka yang mempunyai pendidikan tinggi atau bermodal besar, bahkan hanya dengan tekat dan usaha keraspun kita bisa meraih kesuksesan di ranah bisnis. Bahkan tak sedikit dari nama besar di dunia perniagaan yang dulunya berawal dari posisi yang sangat kekurangan namun perlahan bisa naik hingga menemukan kesuksesan besar.

Sekali lagi hal tersebut dinyatakan oleh seorang pengusaha bernama Yossa Setiadi. Founder bisnis kuliner Bawang Soy, juga mengawali bisnis mulai dari bawah hingga bahkan kini bisnisnya telah menggurita di beberapa bidang. Yang tak kalah inspiratif adalah pengusaha muda ini mempunyai keyakinan bahwa kesuksesan yang berhasil ia capai saat ini wajib untuk disebarkan bagi calon pengusaha sukses lainnya.

Ingin tahu lebih lengkap mengenai kisah Yossa Setiadi memulai hingga sukses menjalankan bisnis multi usaha? Berikut ulasannya.

Berfikir Out of The Box ala Yossa Setiadi

Pada artikel terdahulu, kita sempat membahas tentang beberapa karakter pengusaha dalam memulai usahanya. Umumnya, mereka mempunyai karakter konvensional yang dicirikan lebih suka memilih bisns yang sudah jelas pasarnya atau sudah ada yang menjalankan. Sebagian lain, seperti yang ditunjukan oleh Yossa Setiadi adalah contoh pengusaha yang mencoba berfikir “Out of The Box” atau di luar kebiasaan yang sudah ada.

Kala itu di tahun 2006,  ia yang telah usai menuntaskan skripsi berfikir untuk memulai sebuah usaha. Tapi apa? Bidang kuliner pun dibidik. Tantangan berikutnya usaha makanan apa yang akan dijalankan, nah di sinilah yang menjadi pembeda. Jika orang umumnya akan mulai memikirkan beragam menu makanan atau minuman, tidak demikian dengan Yossa. Ia lebih berfikir, produk di bidang kuliner apa yang sangat dibutuhkan namun masih jarang ada persaingan. Tercetuslah untuk membuat produk bawah goreng.

Artikel lain: Rangga Umara, Pengusaha Kuliner Sukses Rumah Makan Lele Lela

Mengapa bawang goreng? Alasan yang pertama adalah bawang goreng banyak dibutuhkan diberbagai makanan. Bahkan untuk beberapa menu, absennya bawang goreng praktis akan mengurangi kenikmatan menu tersebut. Artinya, bawang goreng mempunyai pasar yang luas. Alasan lain yakni dari segi persaingan, bisnis tersebut cenderung lebih kecil. Terlebih jika bisa menciptakan inovasi produk bawang goreng yang lebih menarik, tentu untuk memenangkan persaingan tidak akan terlampau sulit.

Modal Awal Yossa Setiadi Membangun Usaha

Setelah yakin dengan konsep bisnisnya, pria penyuka buku motivasi dan inspirasi tersebut menggunakan dana modal sebesar Rp1,2 juta untuk membeli peralatan yakni penggorengan, mesin spinner, pemotong bawang dan peralatan lain. Jadilah ia mulai meracik produk  bawang goreng karyanya. Saat meracik bawang tersebut, nyatanya juga tak mudah. Ia harus menghabiskan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit untuk menemukan proses pembuatan yang bisa menjamin mutu dan kualitas produk bawang goreng miliknya nanti.

Di saat akhirnya bisa menemukan takaran dan cara yang dianggap pas, Yossa memulai produksi awal hanya dengan bahan bawang mentah sebanyak 1 kilogram.  Setelah jadi, produk “prototype” yang masih hanya dibalut kantong plastik tersebut mulai dijajakan di sekitar rumah. Dari pintu ke pintu, Yossa mencoba menawarkan bawang goreng racikannya, yang ia yakin mempunyai mutu bagus. Selain renyah dan gurih, produknya juga kering alias tidak berminyak.

Dari situ ternyata atensi konsumen sangat bagus. Perlahan produk bawang goreng yang dilabeli dengan brand Bawang Soy tersebut mulai dikenal bahkan hingga menjalin kerjasama dengan pihak profesional, seperti katering, supermarket bahkan hotel.

Perkembangan Bisnis Yossa Setiadi

Dari awalnya usaha yang dijalankan di dapur dan hanya mengolah 1 kilogram bahan, kini usaha Yossa telah bertransformasi menjadi bisnis besar. Tak kurang da 1,5 ton bawang merah segar ia olah tiap bulannya untuk memproduksi kurang lebih 8000 toples Bawang Soy siap edar. Masalah omzet, tiap  bulan alumnus Universitas Pelita Harapan tersebut mampu mendapatkan hingga Rp150 juta.

Selain menjalankan sistem penjualan mandiri serta membuka program reseller, kini Bawang Soy telah mempunyai jaringan bisnis di lebih dari 20 Hotel, puluhan café, bisnis catering serta rekanan maskapai penerbangan. Mengenai pasar, Bawang Soy juga tidak hanya menggarap pasar lokal namun juga hingga manca negara. Beberapa negara yang sudah “disambangi” Bawang Soy antara lain Amerika, Jepang, Arab, New Zeland serta Australia.

Baca juga: Fendra Agoprilla Putra ~ Sarjana Cerdas yang Sukses Membangun Bisnis Mie Nyonyor

Seakan tidak mau berada di zona aman, kini Yossa telah melebarkan sayap bisnis di beberapa sektor lain. Setidaknya ada 5 usaha lain yang ia kelola sendiri atau bersama partner yakni  Jahe Susu Assoy (franchise minuman susu jahe), NissaCorp (jasa media sosial marketing), KontraktorMurah (jasa konstruksi aspal serta renovasi jalan), RuangLelang.com (situs #e-commerce aneka produk) serta Club35.net (jasa marketing online dan offline).

Untuk mencapai posisi yang ia raih saat ini, jalan yang harus ditempuh Yossa tentu tidak mudah. Banyak sekali tantangan dan resiko kegagalan yang menghampiri setiap saat. Dan yang pasti, dibutuhkan  keberanian untuk secara take action dan mencoba keluar dari zona aman dirinya sendiri.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment