Yaokikai ~ Mengutip Inspirasi Dari “Gudangnya” Para Pengusaha Bangkrut Asal Jepang

Advertisement-Scroll to Continue
pendiri Yaokikai Seiichi Noguchi
Image dari Ignition.co

Jika berbicara tentang Jepang, salah satu hal yang mungkin banyak terbayang dalam benak kita adalah bagaimana negara tersebut bisa begitu sukses dengan berbagai industri yang dijalankan. Dan jawaban yang paling mudah tentu karena sikap dan kebiasaan yang ditanamkan oleh masyarakat Jepang untuk mencapai sebuah tujuan.

Namun seperti dalam setiap bidang bisnis, tentu ada kalanya kita akan mengalami kegagalan. Demikian juga dengan para pengusaha yang ada di Jepang, tak sedikit dari mereka yang pernah mencicipi getirnya kemunduran usaha bahkan hingga kebangkrutan. Salah satunya yakni seorang pengusaha perusahaan mainan bernama Seiichi Noguchi.

Dari awalnya hidup bergelimang harta, ia pernah jatuh sampai ke satu titik terendah dalam hidupnya ketika perusahaan yang ia bangun harus gulung tikar. Namun dari kegagalannya tersebut ia justru bisa menyadari arti perjuangan yang sesungguhnya.

Dan yang lebih unik lagi, ia juga terinspirasi mendirikan sebuah asosiasi yang di klaim menjadi perkumpulan pertama di dunia yang mengakomodir para pengusaha bangkrut, bernama asosiasi Yaokikai. Dari asosiasi tersebut, kini telah banyak pengusaha gagal yang berhasil bangkit kembali membangun kehidupan yang lebih baik.

Kisah Perjuangan Hidup Seiichi Noguchi

Seperti yang disampaikan sebelumnya, Seiichi Noguchi awalnya merupakan seorang pengusaha sekaligus CEO dari sebuah perusahaan mainan sukses yang ada di Jepang. Perusahaan mainan tersebut ia bangun sejak masih berusia 25 tahun. Dari awalnya sebuah usaha skala kecil, akhirnya bisnis yang ia jalankan bisa berkembang hingga begitu besar.

Namun malang tak bisa ditolak, ketika itu di usia 48 tahun, perusahaan mainan Noguchi dinyatakan bangkrut dan harus menutupi segala usahanya. Ia dan keluarga yang awalnya tinggal di rumah mewah, akhirnya harus pindah ke sebuah apartemen kecil di pinggiran kota. Dan dari situlah kilas awal titik balik kehidupan Seiichi Noguchi bermula.

Artikel lain: Ketika Gagal dalam Bisnis, Bagaimana Bertahan & Bangkit?

Menyadari Kesalahan yang Telah Diperbuat

Salah satu hal yang paling disyukuri oleh Noguchi ketika ia jatuh bangkrut adalah ia memiliki keluarga yang luar biasa sabar dan mampu menerima kondisi dirinya pada saat itu. Sang istri rela bekerja bahkan menjadi tulang punggung keluarga pada masa awal awal kebangkrutan Noguchi. Sedangkan anak-anaknya, juga ikut bekerja paruh waktu sembari menyelesaikan pendidikan.

Inilah awal mula di mana Noguchi mulai menyadari kesalahan-kesalahan yang pernah ia perbuat semasa masih berjaya. Yang unik pada satu waktu, tanpa disadari tiba-tiba ya terfikirkan tentang 5 hal yang bisa menjadi kunci kebahagiaan bagi orang-orang yang sedang mengalami kondisi kebangkrutan. Lima nilai tersebut adalah Bangun Pagi, Tersenyum, Jujur, Berterima kasih dan Menghabiskan waktu bersama orang-orang baik.

Bahkan hingga saat ini ketika ia sudah berhasil bangkit dari keterpurukan, 5 kunci tersebut tetap ia terapkan dan berusaha ia sebarkan sebagai nilai positif untuk semua pengusaha.

Ia mengingat kembali ketika masih menjadi pimpinan perusahaan, tidak pernah terlintas di benaknya untuk berterima kasih kepada orang-orang yang bekerja bersamanya. Bahkan sebaliknya ia berfikir bahwa seharusnya orang lainlah yang berterima kasih pada dirinya. Selain itu ketika masih mempunyai banyak harta, ia justru sering menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti berjudi. Dan yang ia sadari, kegiatan tersebut dia lakukan karena lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang-orang yang “tidak baik”.

Tidak baik di sini diartikan yakni orang-orang yang tidak mampu memberikan dampak positif dalam hidup kita. Selain itu masih banyak lagi kesalahan-kesalahan di masa lalu yang akhirnya bisa menjadi cerminan bagi Noguchi untuk berubah menjadi orang yang lebih baik.

Mendirikan Asosiasi Yaokikai

Di satu waktu ia pernah membaca sebuah artikel koran yang tak disangka berhasil merubah hidupnya. Artikel tersebut membahas tentang banyaknya pengusaha di Jepang yang mengalami kebangkrutan dan dampak akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.

Komentar dari seorang psikiater mengatakan bahwa kebanyakan dari para pengusaha bangkrut tersebut memutuskan bunuh diri karena tidak ada lagi orang yang bisa diajak untuk berkomunikasi atau mencurahkan perasaan. Padahal dalam kondisi tersebut, mereka sangat perlu ditemani oleh orang-orang yang benar-benar bisa mengerti perasaan mereka. Dari situlah ia mendapatkan pencerahan untuk membangun sebuah asosiasi bernama Yaokikai.

Yaokikai pertama kali tercetus pada bulan Agustus 1978. Nama tersebut berasal dari sebuah frase bahasa Jepang “nanakarobi yaoki” yang memiliki arti “tujuh kali terjatuh dan 8 kali bangkit”.

Setelah mengumumkan pendirian asosiasi tersebut, tak disangka banyak pengusaha yang pernah atau sedang mengalami kegagalan, merasa terpanggil untuk masuk ke dalamnya. Di sana mereka saling berbagi pengalaman, sharing serta tolong menolong untuk meringankan beban satu sama lain. Dan tak jarang banyak pengusaha gagal yang akhirnya berhasil bangkit berkat jasa asosiasi Yaokikai.

Perkembangan Asosiasi Yaokikai

Tak butuh waktu lama, nama Yaokikai tersebar dengan begitu cepat ke seantero Jepang. Kalau itu media-media yang ada di negari Sakura tersebut, menyebut bahwa Yaokikai adalah asosiasi pertama di dunia yang berisi pengusaha atau CEO perusahaan yang pernah mengalami kebangkrutan.

Sejalan dengan itu, Noguchi sebagai founder Yaokikai juga semakin dikenal. Ia mulai banyak mendapat tawaran untuk kembali menjadi CEO perusahaan hingga mengelola bisnis besar.

Namun Apa yang dia lakukan? Dia justru memberikan tawaran-tawaran tersebut kepada para rekan yang ada di Yaokikai, yang sedang menghadapi kondisi yang sama dengan dirinya. Pernah suatu ketika pengalaman yang benar-benar menggedor hati Noguchi terjadi. Yakni ketika ada seorang rekan yang ia berikan tawaran pekerjaan untuk mengelola sebuah bisnis. Tanpa disangka rekannya tersebut menangis haru dan mengucapkan berjuta terima kasih atas apa yang dilakukan oleh ayah tiga orang putra tersebut.

“Saat kulihat temanku ini menangis, pertama kalinya dalam hidup aku merasa benar-benar tersentuh dari lubuk hatiku yang terdalam. Dalam 48 tahun masa hidupku, aku tidak pernah sekali pun merasa seperti itu. Momen itu mengajarkanku kalau kamu harus membuat orang lain bahagia kalau kamu memang benar-benar ingin merasakan kebahagiaan yang sejati.”

Baca juga: Cara Mengubah Kegagalan Menjadi Kesuksesan Dalam Bisnis

Saat ini di usia 85 tahun, Noguchi merasa begitu bersyukur dengan pengalaman pahit kebangkrutan yang pernah ia dapatkan dulu. Masih aktif dalam berbagai kegiatan asosiasi Yaokikai, nyatanya hidup yang Noguchi jalan saat ini merupakan hal terindah serta bagian dari jalan hidup dirinya.

Tak putus-putus ia selalu memberikan wejangan bagi para pengusaha lain, bahwa menjalankan sebuah bisnis tidak selalu berorientasi pada keuntungan. Yang lebih penting dari itu semua adalah bagaimana kita bisa memberikan manfaat untuk orang lain, dari situ kebahagiaan dunia akan mengikuti dengan sendirinya.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

3 thoughts on “Yaokikai ~ Mengutip Inspirasi Dari “Gudangnya” Para Pengusaha Bangkrut Asal Jepang”

  1. “Namun Apa yang dia lakukan? Dia justru memberikan tawuran tawuran tersebut kepada para rekan yang ada di Yaokikai, …”
    Itu bukannya “tawaran tawaran” ya? Terima kasih sudah memberikan artikel yang menginspirasi, jatuh sekali bukan berarti kegagalan dari segalanya :)

    Reply
  2. wew…..mantap nih Jepang, harusnya Indonesia ada yang sepemikiran dengan Bpk Noguchi ini…apalagi pada masa krismon 98…pasti banyak tuh…

    Reply

Leave a Comment