Majas Asosiasi: Ciri-ciri, Fungsi dan Tujuan Serta Contoh Kalimat!

Advertisement-Scroll to Continue

Majas asosiasi, sebuah perangkat retorika yang kaya akan makna dan kekuatan, telah menjadi salah satu alat penting dalam bahasa dan sastra. Dengan memanfaatkan hubungan emosional dan konseptual antara kata-kata, majas ini memungkinkan penulis dan pembicara untuk menghasilkan teks yang lebih berwarna dan memukau.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi apa itu majas asosiasi secara mendalam, melihat contoh-contohnya yang menarik, dan mengungkapkan bagaimana penggunaannya dapat meningkatkan daya tarik dan efektivitas komunikasi dalam berbagai konteks. Mari kita memahami bagaimana gaya bahasa ini mampu menghidupkan makna dan pesan di dalam tulisan dan pidato.

Pengertian Majas Asosiasi

Pengertian Majas Asosias

Apa yang dimaksud dengan majas asosiasi? Secara singkat, pengertian majas asosiasi adalah suatu gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda namun secara sengaja dianggap sama atau mirip.

Pendapat lain menyebutkan, majas asosiasi adalah sebuah perangkat retorika dalam bahasa dan sastra yang digunakan untuk menciptakan hubungan atau asosiasi emosional atau konseptual antara dua atau lebih elemen dalam sebuah teks. Tujuan utama dari majas asosiasi adalah untuk membangkitkan perasaan atau gambaran yang kuat dalam pikiran pembaca atau pendengar. Hal ini dilakukan dengan mengaitkan kata-kata atau ide-ide yang biasanya tidak memiliki kaitan langsung satu sama lain, sehingga menciptakan kesan atau makna yang lebih dalam atau kompleks.

Gaya bahasa ini merupakan bagian dari majas perbandingan dimana dalam penggunaannya disertai dengan kata; seperti, bagaikan, bagai, dan laksana, untuk membandingkan suatu objek dengan objek lainnya. Jenis majas ini banyak digunakan untuk mengutarakan suatu ide atau gagasan dengan memakai perumpamaan atau peribahasa dalam membandingkan dua objek yang berbeda, sehingga penyampaiannya menjadi lebih menarik.

Penggunaan majas asosiasi dapat menghasilkan efek dramatis dalam tulisan, pidato, puisi, atau karya sastra lainnya. Ini dapat membuat teks lebih menarik, mendalam, atau menggugah emosi, karena pembaca atau pendengar dihadapkan pada koneksi yang tidak biasa atau menarik antara konsep-konsep yang berbeda.

Baca juga: Pengertian Frasa: Arti, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contoh Frasa

Contoh paling sederhana dari majas asosiasi adalah metafora, di mana kata-kata digunakan untuk menggambarkan sesuatu dengan kata-kata lain yang biasanya tidak terkait secara literal. Misalnya, “hati yang dingin seperti es” adalah sebuah metafora yang menciptakan asosiasi antara hati dan es, menggambarkan bahwa hati tersebut keras dan tidak ramah.

Ciri-Ciri Majas Asosiasi

Jenis gaya bahasa ini disebut juga dengan majas perumpamaan dimana terdapat ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan jenis majas lainnya. Adapun cir-ciri majas asosiasi adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan Bahasa Kiasan

Majas ini menggunakan suatu perumpamaan atau kiasan untuk membandingkan dua objek yang pada dasarnya berbeda. Majas asosiasi sering melibatkan penggunaan bahasa kiasan seperti metafora, simile, metonimi, sinekdoke, hiperbola, dan sebagainya. Ini berarti bahwa kata-kata atau konsep-konsep digunakan dalam cara yang tidak biasa atau tidak harfiah untuk mencapai efek retorika.

2. Menggunakan Perbandingan atau Analogi

Majas asosiasi seringkali melibatkan perbandingan atau analogi antara dua konsep atau objek yang berbeda. Hal ini memungkinkan pembaca atau pendengar untuk melihat atau memahami sesuatu dengan sudut pandang baru. Gaya bahasa asosiasi menggunakan beberapa kata untuk membandingkan objek, yaitu; bak, bagaikan, bagai, seperti, dan laksana.

3. Memiliki Efek Retorika

Salah satu tujuan utama majas asosiasi adalah mencapai efek retorika. Majas ini dapat digunakan untuk membuat teks lebih memikat, mendalam, menggugah emosi, atau meyakinkan. Majas ini memiliki kesamaan dengan majas simile, namun gaya bahasa ini menjelaskan objek secara implisit.

4. Subyektivitas

Penafsiran gaya bahasa ini dapat bersifat subyektif, artinya pembaca atau pendengar dapat merasakan asosiasi tersebut dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam penggunaan majas asosiasi. Penafsiran makna kata pada gaya bahasa ini dapat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya.

5. Menggugah Emosi dan Imajinasi

Majas asosiasi dapat memicu emosi atau perasaan tertentu dalam pembaca atau pendengar. Hal ini terjadi karena koneksi emosional yang dibangun melalui penggunaan kata-kata atau ide-ide yang saling terkait. Ini juga dapat membuat teks lebih menarik dan menggugah imajinasi.

Fungsi dan Tujuan Majas Asosiasi

Tujuan utama dari gaya bahasa ini adalah untuk menyampaikan suatu ide dan gagasan kepada orang lain melalui perumpamaan, sehingga orang yang membaca atau mendengarnya menjadi terkesan.

Majas asosiasi memiliki beberapa fungsi dan tujuan penting dalam bahasa dan sastra, yaitu:

1. Menggugah Emosi

Salah satu tujuan utama majas asosiasi adalah untuk menggugah emosi pada pembaca atau pendengar. Dengan menciptakan hubungan emosional antara kata-kata atau ide-ide, majas ini dapat mempengaruhi perasaan dan reaksi emosional audiens.

2. Menggugah Imajinasi

Majas ini dapat menggugah imajinasi pembaca atau pendengar dengan menciptakan gambaran mental yang kuat. Ini membuat teks atau pidato lebih hidup dan memungkinkan audiens untuk membayangkan atau merasakan apa yang disampaikan dengan lebih baik.

3. Mengkomunikasikan Ide Lebih Efektif

Dengan menghubungkan konsep-konsep yang mungkin kompleks atau abstrak, majas asosiasi dapat membantu penulis atau pembicara dalam menyampaikan ide atau pesan dengan lebih jelas dan efektif. Ini mempermudah pemahaman audiens terhadap konten yang disampaikan.

4. Meningkatkan Daya Tarik

Penggunaan majas asosiasi sering membuat teks atau pidato lebih menarik. Ini dapat membantu dalam mempertahankan minat audiens dan membuat mereka lebih terlibat dengan materi yang disajikan.

5. Memberikan Kedalaman pada Teks

Gaya bahasa ini dapat memberikan kedalaman dan makna tambahan pada teks. Dengan menciptakan hubungan antara elemen-elemen dalam teks, ini dapat memperkaya pesan yang ingin disampaikan.

6. Membuat Bahasa Lebih Kreatif

Gaya bahasa ini mengharuskan penulis atau pembicara untuk berpikir secara kreatif dalam bahasa. Ini dapat menghasilkan bahasa yang lebih indah dan menarik.

7. Menghasilkan Efek Retorika

Majas asosiasi sering digunakan dalam retorika untuk mempengaruhi audiens. Ini dapat digunakan untuk meyakinkan, memotivasi, atau menggerakkan audiens untuk bertindak.

Dengan demikian, fungsi dan tujuan majas asosiasi sangat bervariasi, tetapi semuanya bertujuan untuk memperkaya komunikasi, membuat teks atau pidato lebih efektif, dan mempengaruhi audiens dengan cara yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.

Contoh Majas Asosiasi

Contoh Majas Asosiasi
“Wajah selebritis itu sangat mirip dengan pemeran penggantinya, bagaikan pinang dibelah dua”

Gaya bahasa ini banyak digunakan pada berbagai karya sastra, seperti; puisi, cerita pendek, novel, dan lain-lain. Selain itu, gaya bahasa ini juga cukup sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di masyarakat.

Berikut ini adalah beberapa contoh gaya bahasa yang satu ini:

1. Contoh Majas Asosiasi dalam Puisi

  • Kamu…Tak pernah aku membayangkan
    Saat melihatmu pertama kali
    Seluruh tubuhku membeku bagaikan es. Tatap matamu bagai bintang kejora
    Senyummu laksana matahari bersinar
    Wajahmu bak mawar merekahKamu, ya kamu
    Keindahanmu tak terkatakan
    Keindahanmu seperti malaikat dari langit
  • Hujan…Langit mendung laksana malam tanpa bintang
    Suara gemuruh dari langit ibarat anak yang sedang menangisTes, tes, tes
    Satu demi satu
    Air turun membasahi keringnya rumput bak padang gurunHujan, turun semakin derasnya seperti langit sedang bersedih
    Suara petir bersahutan bagaikan singa sedang mengaum
    Angin berhembus kencang ibarat angin ribut

2. Contoh Majas Asosiasi dalam Percakapan

  • Wajah selebritis itu sangat mirip dengan pemeran penggantinya, bagaikan pinang dibelah dua.
  • Coba lihat kuku kaki pria itu, sangat tebal seperti kuku kambing.
  • Bagi saya berdiam diri di rumah itu bagaikan berada di dalam sebuah penjara.
  • Kecantikan mu bagaikan bidadari yang turun dari langit, membuatku terpesona.
  • Setiap menjelang idul fitri lingkungan mesjid ini dipadati para pengemis, bak jamur di musim hujan.
  • Clara si gadis cantik itu memiliki mata yang bulat seperti bola pimpong.
  • Lidahnya tajam bagaikan pisau belati.
  • Tatapan pria itu menakutkan bagaikan tatapan harimau marah hendak menerkam.
  • Pesta itu tidak berarti tanpa kehadiran mu, seperti sayur tanpa garam.
  • Pelukan ayah sangat erat seperti hangatnya mentari di pagi hari.
  • Laksana bunga dedap, sungguh merah berbau tidak
  • Keindahan dan kenyamanan tempat ini membuat ku merasa seperti merasa di surga

3. Contoh Gaya Bahasa Asosiasi dalam Pantun

  • Makan mangga di atas batu, makan nasi di piring kaca. Perangainya keras seperti batu, percuma saja menasehatinya.
  • Senyummu seperti embun di pagi hari, Menyegarkan hati seperti embun di dedaunan.
    Cinta kita bagai sungai yang tenang mengalir. Seperti sungai, tak ada ujungnya, takkan pernah hilang.
  • Kasih sayangmu bagai lautan yang dalam. Takkan pernah kering, takkan pernah habis.
    Kau adalah matahari yang bersinar terang. Terangi seluruh hidupku dengan sinarmu.

Baca juga: Pengertian Bahasa: Sejarah, Fungsi, dan Manfaat Bahasa

Seperti dijelaskan di atas, gaya bahasa ini bertujuan untuk memperkaya komunikasi, membuat teks atau pidato lebih efektif, dan mempengaruhi audiens dengan cara yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Ketika digunakan dengan bijak, majas asosiasi dapat memperkaya teks dan meningkatkan daya tariknya bagi audiens.

Demikianlah penjelasan ringkas dan jelas mengenai apa itu majas asosiasi, apa tujuannya, bagaimana ciri-cirinya, dan beberapa contohnya. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa gaya bahasa ini dapat membuat suatu kalimat atau kata-kata menjadi lebih memiliki kesan terhadap orang yang membaca atau mendengarnya.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.

Advertisement
Asep Irwan

Asep Irwan adalah content writer di Maxmanroe.com. Memiliki minat besar di dunia kepenulisan, blogging, dan media online.

Leave a Comment