NILAI: Pengertian, Fungsi, Ciri, Jenis dan Proses Terbentuknya

Nilai – Dalam kompleksitas kehidupan manusia, konsep nilai telah mendapatkan perhatian yang luas dan menjadi dasar bagi banyak aspek interaksi sosial, budaya, dan ekonomi.

Nilai mewakili pandangan kolektif tentang apa yang dianggap penting, layak, atau bermakna dalam berbagai konteks. Baik dalam ranah moral, etika, maupun dalam pengambilan keputusan pribadi, nilai-nilai memainkan peran sentral dalam membimbing tindakan dan penilaian.

Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang makna nilai, bagaimana nilai-nilai terbentuk, dan dampaknya dalam membentuk perilaku individu maupun masyarakat secara lebih luas.

Pengertian Nilai Adalah

NILAI: Pengertian, Fungsi, Ciri, Jenis dan Proses Terbentuknya

Kata “nilai” berasal dari bahasa Indonesia yang memiliki akar kata dalam bahasa Melayu, yang pada gilirannya berasal dari bahasa Sanskerta “nīla” yang berarti “biru” atau “permata biru”. Dalam konteks asal kata ini, “nīla” merujuk pada batu permata berwarna biru, seperti safir. Seiring waktu, makna kata ini berkembang dan digunakan untuk menggambarkan konsep lebih abstrak yang merujuk pada pengukuran atau penilaian terhadap kepentingan, kebaikan, atau kecemerlangan suatu hal.

Dalam bahasa Indonesia, kata “nilai” digunakan untuk mencakup konsep-konsep yang berkaitan dengan penilaian, makna, dan signifikansi dari sesuatu.  Secara bahasa, pengertian kata nilai mencakup konsep abstrak yang mencerminkan pandangan atau prinsip tentang pentingnya suatu hal atau konsep dalam konteks tertentu.

Jadi pengertian nilai adalah suatu konsep umum atau gagasan yang merujuk pada hal-hal yang dianggap benar, baik, berharga, penting, indah, pantas, dan dikehendaki oleh masyarakat secara umum di dalam kehidupannya. Ada juga yang menyebutkan arti kata nilai adalah suatu bentuk penghargaan dan keadaan yang bermanfaat sebagai pedoman umum bagi manusia dalam melakukan dan menilai suatu tindakan.

Ini melibatkan penilaian atas kebaikan, kebenaran, keadilan, atau pentingnya suatu hal berdasarkan standar atau norma yang telah ditetapkan oleh individu, masyarakat, budaya, atau sistem tertentu. Nilai dapat merujuk pada berbagai hal, termasuk moral, etika, estetika, agama, sosial, ekonomi, dan lain sebagainya. Nilai-nilai ini membentuk dasar bagi perilaku, tindakan, dan keputusan manusia.

Nilai juga bisa bersifat relatif, karena apa yang dianggap berharga atau penting oleh satu kelompok masyarakat belum tentu sama dengan kelompok masyarakat yang lain.

Dari penjelasan tersebut dapat kita pahami bahwa nilai adalah sebuah keyakinan dasar dan fundamental yang memandu atau memotivasi sikap atau tindakan manusia. Nilai-nilai hidup seseorang dapat menggambarkan kualitas pribadinya yang tercermin dari perilaku, baik perilaku terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain dan lingkungannya.

Baca juga: Pengertian Motivasi, Tujuan, Jenis, & Cara Meningkatkannya

Pengertian Nilai Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa itu nilai, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:

1. Raden Mas Tumenggung Sukamto Notonagoro

Menurut Notonagoro, pengertian nilai adalah sekumpulan tindakan manusia yang tersusun secara sistematis, baik dalam bentuk material mapun non-material. Lebih lanjut Notonagoro menyebutkan bahwa nilai terdiri dari 3 nilai pokok, yaitu; nilai vital, materil, dan rohani.

2. Koentjaraningrat

Menurut Koentjaraningrat, arti nilai adalah suatu bentuk budaya yang berfungsi sebagai pedoman bagi setiap manusia di dalam masyarakat. Budaya tersebut bisa sesuatu yang dikehendaki ataupun tidak dikehendaki, tergantung sudut pandang masyarakat tersebut.

3. Robert M. Z. Lawang

Menurut Robert Lawang, pengertian nilai adalah suatu gambaran mengenai hal-hal yang diinginkan, berharga, pantas, dan juga mampu mempengaruhi perilaku setiap individu yang memiliki nilai tersebut. Dengan kata lain, nilai tersebut menjadi pedoman terhadap tata tertib kehidupan bermasyarakat.

4. Nursal Luth dan Dainel Fernandez

Menurut Nursal Luth dan Dainel Fernandez, pengertian nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan yang dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang mempunyai nilai tersebut.

Disebutkan juga bahwa nilai bukanlah tentang benar atau salah, tetapi tentang dikehendaki atau tidak, disenangi atau tidak.

5. Sidi Gazalba

Menurut Sidi Gazalba, pengertian nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, bukan fakta, bukan benda konkrit, tidak hanya tentang benar dan salah yang menuntuk pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki.

6. Hoda Lacey

Menurut Hoda Lacey (1999:23), setidaknya ada enam pengertian nilai, yaitu:

  • Sesuatu yang fundamental yang dicari orang sepanjang hidupnya.
  • Suatu kualitas atau tindakan yang berharga, kebaikan, makna atau pemenuhan karakter untuk kehidupan seseorang.
  • Suatu kualitas atau tindakan yang membentuk identitas seseorang sebagai pengevaluasian diri, penginterpretasian diri, dan pembentukan diri.
  • Suatu kriteria fundamental bagi seseorang untuk memilih sesuatu yang baik diantara berbagai kemungkinan tindakan.
  • Suatu standar yang fundamental yang dipegang oleh seseorang ketika bertingkah laku bagi dirinya dan orang lain.
  • Suatu ”objek nilai”, suatu hubungan yang tepat dengan sesuatu yang sekaligus membentuk hidup yang berharga dengan identitas kepribadian seseorang. Objek nilai mencakup karya seni, teori ilmiah, teknologi, objek yang disucikan, budaya, tradisi, lembaga, orang lain, dan alam itu sendiri.

7. Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, nilai adalah konsepsi abstrak yang ada di dalam diri manusia karena nilai dapat merupakan sesuatu yang dianggap baik dan dapat pula dianggap sesuatu yang buruk.

Nilai baik akan menjadi simbol kehidupan yang dapat mendorong integritas sosial, sebaliknya nilai yang buruk akan berdampak pada terjadinya konflik.

8. Karel J. Veeger

Menurut Karel J. Veeger, sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu di dalam pikiran orang) tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain, nilai adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral.

Fungsi Nilai Sosial Secara Umum

Fungsi Nilai Sosial
Fungsi Nilai Sosial via lemmonythings.files.wordpress.com

Nilai memiliki berbagai fungsi yang signifikan dalam kehidupan manusia dan dalam dinamika masyarakat. Berikut beberapa fungsi nilai yang penting:

1. Panduan Etika dan Moral

Nilai-nilai membantu mengarahkan perilaku manusia dengan mengidentifikasi apa yang dianggap benar dan salah, baik dan buruk. Nilai-nilai moral dan etika membentuk dasar bagi standar perilaku yang membantu masyarakat menjaga harmoni dan keadilan.

2. Pembentukan Identitas dan Kepribadian

Ini dapat berkontribusi pada pembentukan identitas dan kepribadian individu serta kelompok. Nilai-nilai yang dipegang individu membantu menggambarkan siapa mereka, apa yang mereka yakini, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.

3. Pengambilan Keputusan

Dalam kehidupan masyarakat, nilai-nilai berperan dalam pengambilan keputusan. Ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan dalam hidup, individu cenderung memilih sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini oleh mereka sebagai panduan.

4. Penentu Prioritas

Ini berlaku secara pribadi dan bermasyarakat, dimana nilai-nilai membantu menentukan prioritas dalam hidup. Individu dan masyarakat akan cenderung memberikan perhatian lebih kepada hal-hal yang dianggap memiliki nilai penting dan signifikan bagi mereka.

5. Pemertahankan Keharmonisan Sosial

Nilai-nilai sosial membantu menjaga harmoni dalam masyarakat dengan menetapkan norma-norma yang diakui secara luas. Ini membantu mencegah konflik dan meningkatkan kerjasama.

6. Pemeliharaan Tradisi dan Budaya

Disadari atau tidak, nilai-nilai membantu memelihara warisan budaya dan tradisi. Mereka menginformasikan cara masyarakat menjalankan kehidupan sehari-hari dan merayakan peristiwa-peristiwa penting.

7. Penilaian Karya Seni dan Kreativitas

Dalam seni dan estetika, nilai-nilai membantu menilai dan mengapresiasi karya seni serta kreativitas. Nilai-nilai ini membentuk standar atas keindahan dan makna.

8. Pembentukan Hukum dan Sistem Hukum

Nilai-nilai moral dan etika mempengaruhi pembentukan hukum dan sistem hukum dalam masyarakat. Hukum sering kali mencerminkan nilai-nilai yang dianggap penting oleh masyarakat.

Secara keseluruhan, nilai-nilai memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk budaya, perilaku, dan interaksi manusia dalam masyarakat. Mereka membantu membentuk kerangka kerja untuk kehidupan manusia yang lebih terarah dan berarti.

Karakteristik dan Ciri-Ciri Nilai Sosial

Nilai sosial memiliki sejumlah karakteristik dan ciri-ciri yang menggambarkan sifat dan peran mereka dalam konteks masyarakat. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari nilai sosial:

1. Abstrak dan Konseptual

Nilai sosial bersifat abstrak dan konseptual, artinya mereka tidak memiliki bentuk fisik yang nyata. Mereka mewakili prinsip-prinsip atau pandangan yang tidak selalu dapat diukur dengan cara fisik.

2. Dikonstruksi Sosial

Nilai-nilai sosial dibentuk melalui interaksi sosial dan konstruksi budaya. Mereka tidak berasal dari alam secara inheren, tetapi dipengaruhi oleh budaya, agama, sejarah, dan norma-norma sosial.

3. Relatif dan Kontekstual

Nilai-nilai sosial bersifat relatif dan kontekstual. Artinya, nilai-nilai dapat berbeda antara budaya, masyarakat, atau waktu tertentu. Apa yang dianggap penting dalam satu konteks mungkin tidak sama di tempat lain.

4. Berperan dalam Pembentukan Identitas

Nilai-nilai sosial membantu membentuk identitas individu dan kelompok. Orang sering mengidentifikasi diri mereka dengan nilai-nilai yang mereka anut, dan nilai-nilai ini menjadi bagian penting dari siapa mereka.

5. Mengarahkan Perilaku

Nilai-nilai sosial mempengaruhi perilaku manusia. Mereka memberikan panduan tentang apa yang dianggap benar dan salah, dan membimbing tindakan dan keputusan sehari-hari.

6. Berkaitan dengan Norma Sosial

Nilai-nilai sosial sering kali menjadi dasar bagi pembentukan norma-norma sosial. Mereka membantu menetapkan standar perilaku yang diharapkan oleh masyarakat.

7. Diturunkan dari Generasi ke Generasi

Nilai-nilai sosial sering diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka merupakan bagian integral dari warisan budaya dan berkontribusi pada kontinuitas budaya.

8. Penting dalam Pembentukan Kehidupan Sosial

Nilai-nilai sosial berperan penting dalam membentuk interaksi sosial, hubungan antarpersonal, serta struktur sosial dalam masyarakat.

9. Dapat Berubah seiring Waktu

Meskipun beberapa nilai mungkin stabil, nilai-nilai sosial juga dapat berubah seiring perkembangan masyarakat, perubahan budaya, dan pergeseran dalam pandangan sosial.

10. Pengaruh terhadap Keputusan Publik

Nilai-nilai sosial dapat memengaruhi kebijakan publik, hukum, dan tindakan pemerintah. Nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat dapat tercermin dalam kebijakan yang diambil oleh lembaga-lembaga pemerintah.

11. Membentuk Pandangan Hidup

Nilai-nilai sosial membentuk pandangan dan sikap hidup individu terhadap berbagai aspek dalam kehidupan, seperti agama, moralitas, politik, dan lain-lain.

12. Dapat Membentuk Ikatan Sosial

Nilai-nilai sosial dapat membantu membentuk ikatan sosial yang kuat antara individu dan komunitas. Orang dengan nilai-nilai serupa cenderung membentuk kelompok atau komunitas yang saling mendukung.

Secara keseluruhan, nilai-nilai sosial adalah unsur penting dalam membentuk budaya, masyarakat, dan interaksi sosial. Mereka mencerminkan keyakinan dan pandangan yang dipegang oleh individu dan masyarakat, serta membentuk dasar bagi perilaku dan tindakan manusia dalam berbagai konteks.

Jenis-Jenis Nilai

Jenis-Jenis Nilai
Jenis-jenis nilai via tokyo-fashion.tumblr.com

Bila ditinjau dari bentuknya, nilai dapat dibagi menjadi beberapa macam. Adapun jenis-jenis nilai adalah sebagai berikut:

1. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah pandangan yang diterima oleh masyarakat tentang apa yang dianggap penting dalam interaksi sosial. Hal ini berkaitan dengan sikap dan tindakan manusia di dalam suatu masyarakat dan berkaitan dengan sikap manusia sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya.

Contoh nilai sosial misalnya; solidaritas, toleransi, dan rasa tanggung jawab sosial, bersedekah merupakan tindakan bernilai baik, menipu merupakan tindakan bernilai buruk.

Klasifikasi Nilai Sosial

Mengacu pada ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Nilai Dominan, yaitu nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai-nilai lainnya berdasarkan banyaknya penganut nilai tersebut, lamanya suatu nilai dianut oleh anggota masyarakat, tingkat usaha anggota masyarakat dalam melakukan nilai tersebut, serta kebanggaan anggota masyarakat dalam melakukan nilai tersebut.
  2. Nilai Mendarah Daging (internalized value), yaitu nilai yang telah menjadi kebiasaan dan kepribadian seseorang sehingga orang melakukannya dalam alam bawah sadar.

2. Nilai Etika

Nilai etika melibatkan pandangan tentang perilaku yang benar atau salah, serta aturan-aturan moral yang mengarahkan tindakan manusia dalam konteks tertentu. Etika juga mencakup pandangan tentang tanggung jawab dan kewajiban.

Contoh nilai etika misalnya; menghormati hak, kehormatan, dan privasi individu serta menghindari perlakuan yang merendahkan.

3. Nilai Moral

Nilai moral atau nilai kebaikan merupakan sistem penilaian dalam diri manusia yang bersumber dari kehendak dan kemauan (etik, karsa). Antar manusia dapat berinteraksi dengan baik karena adanya moral di dalam dirinya. Ini berkaitan dengan prinsip-prinsip etika dan moralitas yang mengatur tindakan manusia.

Contoh nilai moral; seorang murid berbicara dengan gurunya dengan tutur kata yang baik dan sopan. Ini menunjukkan murid tersebut memiliki nilai moral dan etika yang tinggi.

4. Nilai Keindahan

Nilai keindahan merupakan nilai yang berasal dari unsur perasaan di dalam diri manusia, atau disebut juga dengan nilai estetika. Dalam hal ini, keindahan sifatnya universal sehingga nilai keindahan masing-masing orang akan berbeda-beda.

Contoh nilai keindahan misalnya; bagi sebagian orang seni musik merupakan sebuah bentuk keindahan. Namun, bagi sebagain orang lainnya seni rupa merupakan bentuk keindahan yang sebenarnya.

5. Nilai Agama

Ini adalah nilai yang dianggap bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa dan bersifat mutlak atau tidak dapat diganggu gugat. Nilai agama atau nilai religius merupakan tata cara manusia menjalani kehidupannya dan berhubungan dengan Tuhannya.

Contoh nilai agama; manusia beribadah sesuai dengan tata cara agama dan kepercayaan yang dianutnya. Misalnya; umat Islam sholat 5 kali dalam sehari, dan umat Kristen/ Katolik melakukan kebaktian setiap hari minggu.

6. Nilai Budaya

Nilai-nilai budaya mencerminkan norma-norma, keyakinan, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu budaya. Ini dapat mencakup aspek-aspek seperti bahasa, agama, makanan, dan ritus.

7. Nilai Ekonomi

Nilai ekonomi melibatkan pandangan tentang pentingnya aspek ekonomi dalam kehidupan manusia. Ini mencakup nilai-nilai seperti kerja keras, inovasi, efisiensi, penghematan, daya beli, dan tanggung jawab keuangan.

8. Nilai Kemanusiaan

Nilai-nilai kemanusiaan melibatkan pandangan tentang hak asasi manusia, martabat, dan perlakuan yang adil terhadap semua individu, tanpa memandang perbedaan.

Contoh nilai kemanusiaan misalnya; hak asasi manusia, keadilan, kesetaraan, toleransi, menghargai perbedaan, kepedulian sosial.

9. Nilai Pendidikan

Nilai-nilai pendidikan mencakup pandangan tentang pentingnya pendidikan dalam perkembangan individu dan masyarakat. Ini bisa termasuk nilai-nilai seperti pengetahuan, kreativitas, dan kepemimpinan.

10. Nilai Individu

Nilai-nilai individu mencerminkan prinsip-prinsip yang dipegang oleh individu, terlepas dari pengaruh eksternal. Ini bisa termasuk nilai-nilai seperti kebebasan, otonomi, dan pencapaian pribadi.

Tentu saja, ada banyak jenis nilai lainnya yang dapat bervariasi dalam berbagai konteks budaya, agama, dan sosial. Klasifikasi ini memberikan gambaran umum tentang berbagai jenis nilai yang ada.

Proses Terbentuknya Nilai

Proses Terbentuknya Nilai

Nilai-nilai sosial yang terbentuk di dalam masyarakat bersumber dari beberapa proses. Berikut ini adalah proses-proses terbentuknya nilai sosial:

1. Proses dari Tuhan

Sebagian besar manusia percaya dengan adanya Tuhan yang merupakan sumber segalanya, termasuk nilai-nilai hidup manusia. Di dalam kitab suci berbagai agama terdapat nilai yang menjadi pedoman manusia dalam berperilaku terhadap sesama dan lingkungannya.

Contoh; nilai kepatuhan, nilai kasih sayang, dan nilai hidup manusia lainnya yang dipercaya bersumber dari Tuhan.

2. Proses dari Individu

Setiap manusia memiliki sisi yang baik dan sisi yang buruk di dalam dirinya. Dan perjalanan hidup seseorang akan sangat dipengaruhi nilai-nilai yang ada di dalam dirinya.

Contoh: dalam hal bekerja, jika sisi baik seseorang lebih dominan maka kemungkinan besar orang tersebut akan sukses dalam pekerjaannya.

3. Proses dari Masyarakat

Sebagian besar masyarakat berkeyakinan bahwa nilai bersifat mutlak dan benar. Hal ini kemudian menjadi pedoman dalam berperilaku dalam kehidupan setiap individu di dalam masyarakat.

Contoh: berperilaku baik dalam masyarakat, seperti; sikap sopan dan santun kepada orang lain, menghargai pendapat orang lain, bertegur sapa, ikut bergotong-royong, dan lain sebagainya.

Baca juga: Arti Paradigma: Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh Paradigma

Mengacu pada penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kata nilai memiliki hubungan yang erat dengan sesuatu yang berharga, bermanfaat, dan mengandung kebaikan. Dengan kata lain, sesuatu hal dianggap bernilai jika memiliki manfaat, berguna, dan berharga bagi manusia.

Demikianlah penjelasan ringkas mengenai pengertian nilai, karakteristiknya, jenis-jenis nilai sosial, dan proses terbentuknya nilai sosial yang ada di masyarakat secara umum. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.