Arti Hoax: Memahami Pengertian Hoax, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya

Jenis Informasi palsu
Image via pepnews.com

Penyebaran hoax (baca hoks) atau berita bohong sering kita temukan di internet, khususnya di media sosial. Tapi sebenarnya apa arti hoax itu, dan bagaimana cara kita mengetahui sebuah informasi itu benar atau palsu.

Pada artikel ini saya akan membahas secara ringkas beberapa hal yang berhubungan dengan hoax, di antaranya; penjelasan apa itu hoax, asal-usul kata hoax hingga akhirnya sering digunakan sampai sekarang, ciri-ciri hoax secara umum, jenis-jenis hoax, contoh hoax yang pernah dipercaya banyak orang, dan cara mengatasi hoax.

Simak artikel ini sampai akhir supaya kamu lebih paham apa yang dimaksud dengan hoax.

Arti Hoax

Secara bahasa, kata “hoax” adalah suatu cerita bohong, informasi palsu, yang bertujuan untuk mempermainkan, memperdaya, dan menipu orang lain. Hoax bisa digunakan untuk tujuan lelucon, tetapi hoax juga sering dipakai untuk tujuan yang serius. Misalnya dalam dunia politik, hoax digunakan untuk pencitraan atau menjatuhkan citra seseorang maupun kelompok.

Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI), arti hoax adalah berita bohong, yaitu informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya.

Jadi, arti hoax adalah suatu informasi bohong atau palsu yang direkayasa sedemikian rupa sehingga seolah-olah benar adanya dan akhirnya dipercaya oleh masyarakat umum.

Hoax berbeda dengan rumor, kesalahan observasi/ penilaian, legenda, April mob, yang biasanya disampaikan dengan itikad baik atau sebagai lelucon semata.

Hoax dapat berupa berita palsu, gambar atau video yang telah diedit atau dimanipulasi, teori konspirasi yang tidak berdasar, atau klaim palsu tentang produk atau layanan tertentu.

Tujuan utama dari penyebaran hoax adalah untuk menipu atau memanipulasi orang-orang, seringkali dengan niat jahat atau kepentingan pribadi. Hoax dapat menyebar dengan cepat melalui media sosial, pesan berantai, atau situs web yang tidak terpercaya. Beberapa alasan di balik penyebaran hoax termasuk menciptakan kepanikan, mempengaruhi pendapat publik, mempromosikan prasangka atau kebencian, atau bahkan mencuri informasi pribadi atau keuangan.

Asal-Usul Kata Hoax

Menurut Robert Nares, seorang filolog asal Inggris, yang disebutkan dalam bukunya “A Glossary: Or, Collection of Words, Phrases, Names and Allusions to Customs”, kata hoax mulai digunakan di Inggris pada abad ke-18.

Dalam buku tersebut Robert Nares menjelaskan bahwa kata hoax berasal dari kata hocus, yang mengandung arti menipu, memaksakan.

Kata hocus itu sendiri merupakan singkatan dari hocus pocus, yaitu mantra yang digunakan para penyihir yang kemudian dipakai oleh para pesulap saat memulai aksinya. Hocus Pocus diambil dari nama seorang penyihir asal Italia yang terkenal, Ochus Bochus.

Dalam hal ini pengertian hoax pada awalnya adalah membohongi orang lain untuk tujuan hiburan, bercanda, atau melucu. Artinya, orang lain tidak merasa dirugikan dan paham bahwa ia sedang dijadikan bahan lelucon.

Namun, hoax kemudian berkembang menjadi lelucon yang serius bahkan informasi palsu menjadi sesuatu yang dianggap benar oleh masyarakat awam. Hoax umumnya dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi spektakuler tetapi tidak didasarkan pada fakta, informasi tersebut hanya digunakan sebagai umpan.

Baca juga: Pengertian Fakta

Ciri-Ciri Hoax Secara Umum

Arti Hoax Adalah

Bagaimana cara kita mengetahui suatu informasi adalah benar atau palsu? Dalam banyak kasus, kita tidak bisa langsung mengetahui apakah sebuah informasi adalah benar atau hoax.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum yang dapat membantu mengidentifikasi sebuah informasi hoax:

1. Sumber yang tidak terpercaya

Hoax sering kali berasal dari sumber yang tidak dikenal atau tidak terpercaya. Jika informasi tersebut tidak berasal dari sumber yang dapat diverifikasi atau tidak dikenal, perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut sebelum mempercayai atau membagikan informasi tersebut.

2. Tidak ada bukti atau referensi

Hoax sering kali tidak menyertakan bukti atau referensi yang dapat diverifikasi. Mereka mungkin memberikan klaim atau pernyataan yang menarik, tetapi tidak ada sumber yang dapat dipercaya yang mendukungnya.

3. Sensasionalisme

Hoax cenderung menggunakan judul yang menarik dan konten yang sensasional untuk menarik perhatian pembaca. Mereka mungkin menggunakan kata-kata yang menghebohkan, emosional, atau menimbulkan ketakutan untuk mempengaruhi reaksi emosional pembaca.

4. Kesalahan faktual

Hoax sering kali mengandung kesalahan faktual yang jelas atau informasi yang bertentangan dengan pengetahuan yang sudah ada. Mereka mungkin menyajikan data yang tidak akurat, statistik yang salah, atau mengutip ahli yang tidak ada atau tidak terpercaya.

5. Tautan atau gambar yang diedit

Hoax sering kali menggunakan gambar, video, atau tautan yang telah diedit atau dimanipulasi. Mereka dapat mengubah konteks asli atau menggambarkan sesuatu yang tidak terjadi sebenarnya untuk mendukung klaim palsu yang mereka buat.

6. Tidak ada sumber lain yang mengkonfirmasi

Hoax sering kali sulit atau bahkan tidak mungkin dikonfirmasi oleh sumber lain yang terpercaya. Jika hanya ada satu sumber yang mengklaim sesuatu tanpa ada konfirmasi dari sumber independen, perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut.

7. Tujuan atau motif yang mencurigakan

Hoax sering kali memiliki tujuan tertentu, seperti menyebarkan propaganda, mempengaruhi pendapat publik, atau mempromosikan produk atau layanan. Jika terdapat motif yang mencurigakan di balik informasi yang diberikan, perlu berpikir kritis dan mempertanyakan niat di baliknya.

8. Pesan berantai atau penyebaran cepat

Hoax sering kali menyebar dengan cepat melalui pesan berantai atau media sosial. Jika informasi tersebut muncul dalam bentuk pesan berantai yang meminta untuk dibagikan kepada orang lain, sebaiknya diteliti dengan cermat sebelum mempercayainya atau membagikannya.

Hoax memang sangat mudah disebarkan, siapa pun bisa tertipu. Namun, mereka yang menggunakan logika tidak akan menyebarkan sebuah informasi secara membabi buta karena dapat menimbulkan kekhawatiran, kebencian, dan permusuhan.

Penting untuk selalu menjadi pribadi yang kritis dan bijaksana. Melakukan pengecekan fakta, mencari sumber yang terpercaya, dan berpikir kritis sebelum menerima dan menyebarkan informasi dapat membantu mengurangi penyebaran hoax.

Jenis-Jenis Informasi Hoax

Kita sadari atau tidak, ada banyak sekali informasi palsu yang beredar di sekitar kita. Informasi bohong atau hoax dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Misinformation

Menyampaikan informasi yang salah atau tidak akurat (misinformation) dengan sengaja, biasanya digunakan untuk tujuan membohongi dan menipu orang lain.

2. Fake News

Berita bohong (fake news) adalah berita yang berisi informasi tidak benar yang bertujuan menyudutkan pihak tertentu. Jenis hoax seperti ini biasanya dilakukan oleh situs berita yang tidak kredibel namun dijadikan rujukan oleh beberapa pihak.

3. Click Bait

Tautan jebakan (click bait) adalah tautan yang berisi informasi tidak akurat atau bisa juga sesuai fakta namun judulnya dibuat berlebihan dan provokatif untuk memancing orang membuka tautan.

4. Confirmation bias

Bias konfirmasi (confirmation bias) adalah suatu kecenderungan bagi sebagian orang dengan mencari bukti-bukti yang mendukung pendapat atau kepercayaannya serta mengabaikan bukti-bukti yang menyatakan sebaliknya.

5. Post-truth

Pasca-kebenaran (post-truth) adalah kejadian di mana emosi orang-orang lebih berpengaruh dibandingkan fakta sebenarnya untuk membentuk opini publik.

6. Satire

Satire adalah suatu tulisan yang menggunakan humor, ironi, sarkasme, atau parodi dalam mengomentari suatu peristiwa yang sedang hangat dengan cara yang dibesar-besarkan.

Contoh Hoax

Informasi hoax bisa membohongi dan menipu siapa saja, tidak memandang latar belakang seseorang. Bahkan kalangan intelektual juga dapat tertipu dan mempercayai sebuah informasi palsu.

Berikut ini adalah beberapa contoh hoax dan sempat dipercayai oleh banyak orang:

1. Ratna Sarumpaet Dianiaya

Pada Oktober 2018 lalu Ratna Sarumpaet (aktivis politik) mengaku dianiaya oleh beberapa orang di Bandung dan menunjukkan foto wajah yang lebam. Ternyata Ratna Sarumpaet baru saja melakukan prosedur operasi plastik yang menyebabkan wajahnya lebam.

Hoax yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet sempat menggegerkan Indonesia, bahkan beberapa politikus menyebarkan berita tersebut melalui stasiun televisi nasional. Setelah ditelusuri oleh pihak kepolisian, Ratna Sarumpaet akhirnya mengaku bahwa ia telah menyampaikan informasi palsu.

2. Hoax Konspirasi Imunisasi dan Vaksin

Penolakan imunisasi dan vaksin masih terjadi di Indonesia oleh kelompok tertentu. Salah satu hoax yang sempat viral yaitu vaksin menggunakan bahan yang mengandung sel-sel hewan, virus, bakteri, darah, dan nanah.

Hoax tersebut berakibat banyaknya masyarakat Indonesia yang ragu dan takut untuk memberikan imunisasi pada anak-anak mereka.

3. Hoaks Penyerangan Tokoh Agama Sebagai Tanda Kebangkitan PKI

Hoax kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan isu yang sering dihembuskan oleh kelompok-kelompok tertentu. Pada 2018 yang lalu terjadi penyerangan terhadap seorang tokoh agama.

Beberapa oknum membuat narasi bahwa kejadian tersebut merupakan tanda kebangkitan PKI. Setelah ditelusuri dan tertangkap, ternyata pelaku pemukulan tersebut adalah orang tidak waras.

4. Hoax Telur Palsu/ Plastik

Pada awal 2018 lalu, sebuah video menyebutkan bahwa telur palsu/ plastik telah beredar di pasar tradisional dan supermarket. Video tersebut sempat viral di media sosial dan meresahkan masyarakat, baik konsumen maupun produsen telur ayam.

Setelah ditelusuri oleh pihak yang berwenang, ternyata video tersebut berisi informasi palsu.

Selain yang disebutkan di atas, masih ada banyak sekali contoh hoax yang sempat beredar dan viral di media sosial.

Cara Mengatasi Hoax

Cara Mengatasi Hoax

Dalam era di mana informasi mudah diakses dan berbagi di internet, sangat penting untuk berhati-hati dan memverifikasi kebenaran suatu informasi sebelum mempercayainya atau membagikannya kepada orang lain. Memeriksa sumber, mencari informasi dari sumber yang terpercaya, dan berpikir kritis dapat membantu kita menghindari jatuh ke dalam jebakan hoax. Organisasi media, platform media sosial, dan individu juga memiliki peran penting dalam memerangi penyebaran hoax dengan menyediakan informasi yang akurat dan mempromosikan literasi media kepada masyarakat.

Menanamkan etika yang baik dalam berkomunikasi di media sosial sejak dini merupakan keharusan. Semua pihak harus mengetahui dan memahami semboyan “jempol mu, harimau mu”.

Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi hoax:

  1. Waspadalah dengan judul berita yang provokatif karena biasanyan hoax dibuat dengan judul dan kata pengantar yang provokatif.
  2. Periksa fakta mengenai sebuah informasi atau berita yang beredar di internet, dan pastikan berasal dari sumber yang kredibel.
  3. Periksa keaslian sebuah foto dengan teliti karena rekayasa foto mudah dilakukan.
  4. Perhatikan alamat website yang menyampaikan suatu informasi, pastikan membaca berita dari situs yang tercatat dan terverifikasi dalam dewan pers.
  5. Bergabunglah dengan group diskusi anti-hoax yang ada di media sosial. Biasanya semua anggota group dapat saling memberikan kontribusi dalam memeriksa sebuah berita yang beredar di media sosial.
  6. Turut serta melaporkan temuan hoax di internet dengan mengirim email ke [email protected] atau website https://www.aduankonten.id/.

Baca juga: Pengertian Media

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa hoax adalah informasi bohong atau palsu yang dapat merugikan suatu pihak. Meskipun pada awalnya “hoax” bertujuan untuk lelucon atau bercanda, namun saat ini hoax cenderung untuk hal yang serius dan berbahaya.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian hoax, asal-usul kata hoax, ciri-cirinya, jenis-jenis hoax, beberapa contoh hoax, dan cara mengatasinya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.

Leave a Comment