Manajemen Agribisnis: Pengertian, Ruang Lingkup, Fungsi, dan Aspeknya

Sebenarnya, apa pengertian manajemen agribisnis? Untuk memahami istilah ini, kita harus memahami definisi dari setiap katanya, yaitu kata “manajemen” dan “agribisnis”.

Secara sederhana kata manajemen berarti proses mengelola atau pengelolaan, sedangkan agribisnis adalah suatu bisnis berbasis usaha pertanian atau di bidang lain yang mendukungnya.

Lalu, apa yang dimaksud dengan manajemen agribisnis? Simak penjelasan selengkapnya di artikel ini.

Pengertian Manajemen Agribisnis

Pengertian manajemen agribisnis adalah suatu kegiatan di industri pertanian (agro-industri) yang menerapkan ilmu manajemen dengan memberlakukan fungsi perencanaan, penyusunan, pengarahan, dan pengendalian, serta memanfaatkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan, yaitu menghasilkan produk pertanian yang menguntungkan.

Dalam bidang bisnis, pengertian manajemen agribisnis sangat luas dan sudah dijelaskan oleh beberapa ahli.

Secara konsepsional, manajemen agribisnis adalah semua kegiatan dari pengadaan, penyaluran hingga pemasaran produk-produk pertanian serta agro-industri yang memiliki  kaitan antara satu dengan lainnya.

Manajemen dibutuhkan dalam agribisnis sebagai sarana untuk membentuk perencanaan agribisnis yang terstruktur dan terorganisasi dengan baik.

Dari definisinya tersebut, dapat dipahami bahwa perencanaan sangat vital dalam bisnis pertanian mengingat sifatnya yang penuh ketidakpastian dan rentan terhadap risiko kerugian.

Manajemen Agribisnis Menurut Para Ahli

Kata agribisnis adalah hasil adaptasi dari bahasa Inggris, yaitu Agribusiness. Agri artinya adalah pertanian, sedangkan Business artinya usaha atau kegiatan untuk mencapai keuntungan.

Beberapa ahli menjelaskan pengertian agribisnis, diantaranya adalah:

1. J. E. Austin

Menurut Austin, pengertian Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan usaha tani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan berbagai kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan kepada konsumen.

2. Wibowo

Menurut Wibowo dkk (1994), pengertian Agribisnis adalah semua kegiatan mulai dari pengadaan, pelaksanaan, penyaluran, sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agro-industri yang saling terkait satu sama lain.

Dengan kata lain, agribisnis dapat dipandang sebagai suatu sistem pertanian yang memiliki beberapa komponen sub-sistem yaitu, usaha tani yang memproduksi bahan baku, pengolahan hasil pertania, dan pemasaran hasil pertanian.

3. F. Sjarkowi dan M. Sufri

Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004), defenisi Agribisnis adalah semua usaha yang berhubungan dengan aktivitas produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri serta pengusahaan pengelolaan hasil pertanian. Dengan kata lain agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan.

4. Soekartawi

Menurut Soekartawi (1993), pengertian Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.

5. Drilon, J. D

Menurut Drilon, arti agribisnis adalah semua kegiatan yang menyangkut manufaktur dan distribusi dari sarana produksi pertanian, aktivitas yang dilakukan usaha tani, serta penyimpanan, pengolahan, dan distribusi dari produk pertanian dan produk-produk lain yang dihasilkan dari produk pertanian.

6. G.L. Cramer dan C.W. Jensen

Pengertian Agrobisnis menurut Cramer dan Jensen adalah kegiatan yang meliputi industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian dan hasil olahan produk pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-seratan kepada pengguna/ konsumen.

7. W. David Downey dan Steven P. Erickson

Agrobisnis menurut Downey dan Erickson (1987) adalah kegiatan yang berkaitan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan.

9. A. Suharjo

Pengertian Agribisnis menurut Soehardjo (1997) adalah sebuah sistem dalam agro-industri yang terdiri atas beberapa sub-sistem yang saling terkait. Sistem tersebut bisa berfungsi dengan baik bila tidak ada gangguan pada salah satu sub-sistem.

10. Hadi

Agribisnis menurut Hadi (1992) adalah suatu rangkaian kegiatan yang  terdiri dari empat subsistem yang saling mempengaruhi, yaitu penyediaan input pertanian, produksi pertanian, pengolahan hasil, dan pemasaran hasil pertanian, dimana semua kinerjanya menjadi tanggungjawab koordinator agribisnis.

Fungsi Manajemen Agribisnis

Fungsi Manajemen Agribisnis

Karakteristik Agribisnis berbeda dengan bidang bisnis lainnya, maka penerapan berbagai fungsi manajerial dalam agribisnis juga berbeda. Beberapa fungsi Agribisnis diantaranya adalah:

  • Pengadaan dan penyaluran sarana produksi.
  • Kegiatan produksi primer (budidaya).
  • Pengolahan (agro-industri).
  • Pemasaran.

Fungsi-fungsi Agribisnis tersebut disusun menjadi sebuah sistem, dimana semua fungsi tersebut kemudian menjadi beberapa sub-sistem.

Sistem Agribisnis ini hanya bisa berfungsi dengan baik bila semua sub-sistem di dalamnya dapat berjalan sesuai fungsinya. Jika terjadi gangguan pada salah satu sub-sistemnya, maka sistem tersebut akan mengalami masalah.

Ruang Lingkup Manajemen Agribisnis

Ruang Lingkup Manajemen Agribisnis

Manajemen agribisnis merupakan sebuah sistem yang utuh mulai dari sub-sistem penyediaan sarana produski dan peralatan pertanian, sub-sistem usaha tani, sub-sistem pengolahan atau agroindustri, dan sub-sistem pemasaran.

Dukungan dari sub-sistem kelembagaan sarana dan prasarana, serta sub-sistem pembinaan sangat diperlukan agar sistem Agribisnis bisa berjalan sesuai fungsinya.

Berikut ini adalah beberapa indikator keberhasilan pembangunan agribisnis:

1. Meningkatnya Kesejahteraan Petani

  • Nilai tukar petani meningkat.
  • Terjadi peningkatan dalam hal keunggulan komparatif dan kompetitif para petani.
  • Terjadi peningkata pada usaha tani dan usaha pengolahan hasil tani.
  • Meningkatnya mutu produk usaha tani dan usaha pengolahan hasil tani.
  • Nilai eksport komoditas pertanian meningkat.
  • Nilai import komoditas pertanian menurun.

2. Meningkatnya Kesempatan Kerja

  • Jumlah usaha agribisnis di pedesaan mengalami peningkatan.
  • Terjadi perkembangan pada usaha industri hulu dan industri pengolahan hasil tani.
  • Penurunan angka pengangguran di desa.

3. Meningkatnya Ketahanan Pangan

  • Ketersediaan sumber pangan meningkat.
  • Terjadi penurunan impor bahan pangan.
  • Jumlah masyarakat yang rawan pangan menurun.
  • Terjadi peningkatan diversifikasi konsumsi pangan non beras.

4. Meningkatnya Layanan Kepada Petani

  • Perkembangan teknologi agribisnis spesifik lokasi.
  • Ketersediaan layanan teknologi agribisnis.
  • Ketersediaan pusat layanan perkreditan dan sarana produksi tani.
  • Pusat pasar agribisnis mulai terbentuk di berbagai wilayah.

Baca juga: Manajemen Operasional

Aspek Penting dalam Manajemen Agribisnis

Aspek Penting dalam Manajemen Agribisnis

Terdapat beberapa aspek utama dalam menyusun manajemen agribisnis antara lain sebagai berikut:

1. Penyusunan Visi dan Misi Bisnis

Seperti yang sudah digambarkan dari pengertian manajemen agribisnis diatas, memutuskan untuk mengembangkan suatu bisnis pertanian membutuhkan perencanaan visi dan misi yang matang sebagai langkah utamanya.

Hal ini juga mencakup analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunitym Threats) terhadap usaha yang dikembangkan. Tujuannya adalah untuk menentukan kearah mana bisnis akan bergerak dan bagaimana bisnis akan dijalankan.

2. Rencana Pemasaran

Manajemen pemasaran dalam bisnis pertanian perlu disusun sebelum masuk ke rencana produksi. Tujuannya adalah untuk membuat bagan target atau sasaran dari produk yang bisnis seperti produk apa yang dihasilkan, siapa yang akan membeli, kemana akan dipasarkan dan kisaran berapa harganya.

Hal inilah yang menjadikan manajemen agribisnis sangat penting karena tanpa adanya rencana pemasaran yang baik bisa jadi produk yang dihasilkan tidak laku dipasaran.

Padahal pada industri yang menjual produk pertanian sangat rentan dengan risiko mudah layu atau sudah tak layak konsumsi.

3. Rencana Produksi

Dalam manajemen agribisnis, rencana produksi adalah penggunaan asset dan sarana perusahaan untuk menghasilkan produk.

Prinsip utama perencanaan produksi dalam agribisnis adalah market orientation yang berarti memproduksi barang atau jasa yang diperlukan pasar. Tujuannya adalah ketika barang tersebut diproduksi, maka akan laku dipasar karena adanya nilai guna.

4. Rencana Keuangan

Keuangan menjadi faktor yang paling krusial dalam bisnis. Tak bisa dipungkiri bahwa tujuan bisnis adalah untuk menghasilkan keuntungan dalam hal ini uang.

Manajemen agribisnis dibutuhkan untuk membuat perencanaan keuangan dan jika diperlukan biasanya dilakukan bersama konsultan.

5. Rencana Sumber Daya

Agribisnis adalah bisnis pertanian yang berarti membutuhkan banyak sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja untuk membantu pengelolaannya. Sehingga dengan rekruitmen yang banyak tersebut menjadi pengeluaran terbesar perusahaan.

Melalui manajamen agribisnis yang mumpuni bisa membantu menekan kebutuhan sumber daya misalnya dengan menggabungkan beberapa kegiatan dengan satu tanggung jawab.

Pentingnya Manajemen Agribisnis

Agrobisnis

Memiliki sebuah usaha di bidang pertanian, tentu membutuhkan manajemen sebagai bentuk perencanaan, pengelolaan, dan peninjauan kembali terkait bisnis yang sedang dijalankan.

Mengacu kepada definisi yang sudah dijelaskan di atas, manajemen dituangkan dalam bentuk dokumen yang memuat strategi usaha, tujuan dan tentang bagaimana suatu bisnis akan dijalankan.

Beberapa contoh penerapan manajemen pada bidang agribisnis, di antaranya:

  • Antisipasi terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.
  • Memperhatikan musim tanam agar hasil panen lebih optimal.
  • Memperhatikan karakter lahan.
  • Memperhatikan karakter alamiah suatu komoditas.

Dengan adanya manajemen agribisnis yang baik maka bisnis akan berjalan secara sistematis dan sebagai upaya untuk meningkatkan keuntungan dan meminimalisir potensi kerugian.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa manajemen agribisnis merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan agroindustri.

Itu sebabnya mengapa setiap usaha pertanian atau peternakan sangat membutuhkan adanya manajemen yang baik agar dapat berjalan ke arah yang tepat dan menghasilkan keuntungan.

Lima aspek utama dalam manajemen agribisnis yang disebutkan di atas bisa menjadi landasan untuk menyusun dokumen manajemen yang terstruktur untuk tujuan perencanaan yang baik.

Demikianlah penjelasan ringkas mengenai manajemen agribisnis, mulai dari pengertiannya, fungsi, ruang lingkup, dan beberapa contoh penerapannya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.