Pengertian Revaluasi: Penyebab, Dampak, dan Contoh Revaluasi

Sebenarnya apa pengertian revaluasi? Istilah ini umumnya digunakan dalam bidang ekonomi yang merujuk pada suatu tindakan meninjau ulang nilai sesuatu.

Nah, pada artikel ini Saya akan membahas beberapa hal yang berhubungan dengan revaluasi, di antaranya:

  • Penjelasan apa itu revaluasi
  • Penyebab terjadinya revaluasi
  • Pengaruh revaluasi terhadap bisnis
  • Dampak positif dan negatif revaluasi
  • Contoh revaluasi

Yuk, simak artikel ini sampai akhir agar lebih memahami apa arti istilah revaluasi.

Pengertian Revaluasi

Apa itu revaluasi? Pengertian revaluasi adalah suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan nilai mata uang dalam negeri (Rupiah) terhadap mata uang asing.

Pendapat lain mengatakan, revaluasi adalah penyesuaian ke atas nilai tukar mata uang resmi suatu negara relatif terhadap baseline yang dipilih. Baseline tersebut dapat mencakup tingkat upah, harga emas, atau mata uang asing.

Revaluasi merupakan kebalikan dari devaluasi yang merupakan penyesuaian ke bawah dari nilai tukar mata uang resmi suatu negara.

Revaluasi bisa terjadi karena adanya kebijakan pemerintah untuk memperbaiki perekonomian. Dengan kata lain, ada intervensi yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.

Secara umum mungkin dengan kebijakan revaluasi menandakan bahwa perekonomian negara semakin membaik. Namun dari sisi lain, kebijakan revaluasi bisa memberikan dampak negatif dan positif pada ekonomi masyarakat terutama pada bisnis yang menggeluti sektor ekspor-impor.

Singkatnya revaluasi dapat berdampak pada nilai tukar rupiah sehingga mempengaruhi besaran harga yang harus dibayarkan atau diterima oleh pebisnis ekspor-impor.

Artikel terkait: Pengertian Sanering

Penyebab Revaluasi

Pengertian Revaluasi

Revaluasi mata uang dapat dipicu oleh berbagai peristiwa. Beberapa penyebab terjadinya revaluasi, di antaranya: perubahan tingkat suku bunga antar berbagai negara, dan peristiwa berskala besar yang mempengaruhi perekonomian (profitabilitas dan daya saing).

Revaluasi juga dapat disebabkan karena adanya perubahan kepemimpinan suatu negara yang menimbulkan perubahan dalam stabilitas pasar tertentu.

Selain itu, pemintaan pasar yang spekulatif juga dapat mempengaruhi nilai mata uang suatu negara.

Sebagai contoh, spekulasi keluarnya Inggris dari bagian Uni Eropa pada tahun 2016 silam. Peristiwa tersebut menyebabkan terjadinya fluktuasi nilai mata uang beberapa negara, termasuk GBP, USD, dan Yuan.

Saat itu belum ada kepastian apakah Inggris benar-benar keluar atau tetap menjadi bagian dari Uni Eropa. Ketidakpastian ini menyebabkan segala tindakan dianggap bersifat spekulatif.

Pengaruh Revaluasi Terhadap Bisnis

Pengaruh Revaluasi Terhadap Bisnis

Mungkin bagi masyarakat awam perubahan nilai tukar rupiah sebesar Rp 100 tidak berarti apa-apa, dengan kata lain dampaknya tidak terlalu dirasakan.

Namun, perubahan nilai tukar rupiah walaupun hanya dengan kenaikan Rp100 saja dapat mempengaruhi total belanja negara ke luar negeri menjadi lebih hemat sekitar Rp600 milyar.

Sehingga kebijakan revaluasi umumnya dirasakan oleh para pebisnis yang bekerja pada bidang ekspor dan impor karena melibatkan nilai tukar rupiah.

Berikut beberapa studi kasus pengaruh revaluasi terhadap bisnis:

1. Kasus Impor

Jika Anda memiliki perusahaan yang membutuhkan bahan baku produksi dari luar negeri, maka Anda akan diuntungkan dengan adanya kebijakan revaluasi.

Misalnya jika biasanya Anda membeli bahan baku dengan harga $1.000 dengan nilai tukar rupiah saat itu adalah Rp 12.000, Anda perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 12 juta.

Namun jika terjadi revaluasi dan nilai tukar menguat menjadi Rp 11.000, maka uang yang Anda keluarkan untuk impor berkurang menjadi Rp 11 juta. Sehingga pada kasus importir, kebijakan revaluasi bisa dibilang menguntungkan.

2. Kasus Ekspor

Jika dampak revaluasi terhadap impor memberikan pengaruh positif, pada kasus ekspor justru dapat memberikan dampak negatif.

Ketika Anda menjual produk bisnis ke luar negeri dengan harga produk sebesar Rp 12 juta dengan nilai tukar awalnya sebesar Rp 12.000, maka Anda akan menerima uang dollar sebesar $1.000.

Namun, jika terjadi kebijakan revaluasi, uang dollar yang Anda terima pada nilai tukar Rp 11.000 akan lebih kurang dari $1000. Tentu saja ini akan merugikan perusahaan karena produk yang dijual menjadi turun harga jualnya di mata asing.

3. Kasus Saham

Jika dilihat dari pengertian revaluasi di atas, pengaruhnya tidak hanya dirasakan pada bisnis ekspor impor saja.

Kebijakan revaluasi juga mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap harga saham perusahaan. Namun pada kasus harga saham, nilai tukar rupiah tidak memberikan dampak secara langsung.

Revaluasi dapat memberikan pengaruh positif bagi para pemilik saham jika dilihat pada jangka waktu tertentu. Sehingga jika Anda ingin mengambil keputusan dalam trader, tidak bisa menggunakan informasi nilai tukar rupiah dalam satu hari saja.

Baca juga: Pengertian Deflasi

Dampak Positif dan Negatif Revaluasi

Sebenarnya, kebijakan revaluasi dibuat untuk kepentingan ekonomi negara dalam jangka panjang.

Jika nilai rupiah di Indonesia cukup stabil dalam jangka waktu yang lama, hal itu menandakan pertumbuhan ekonomi negara semakin membaik. Ditambah lagi pada neraca perdagangan bisa dikatakan surplus atau defisit juga tergantung dari nilai tukar rupiah.

Namun, di sisi lain revaluasi juga bisa memberikan dampak negatif, khususnya bagi para pebisnis. Kebijakan revaluasi akan berdampak pada daya saing dan keuntungan para pengusaha di dalam negeri yang melakukan kegiatan ekspor dan impor.

Dengan adanya revaluasi, maka hal ini akan membuat harga barang-barang lokal menjadi lebih murah di pasar internasional.

Akibatnya, para pengusaha lokal akan mendapat tekanan untuk meningkatkan produktivitas, melakukan kegiatan promosi barang lebih besar agar bisa bersaing di pasar internasional, serta menurunkan harga barang.

Baca juga: Pengertian Investasi

Contoh Revaluasi

Contoh Revaluasi

Berikut ini adalah ilustrasi contoh revaluasi dan dampaknya pada para pengusaha di dalam negeri.

Sebuah perusahaan garmen di Indonesia dengan merk Maju Sentosa merupakan pengekspor kain ke berbagai negara di Eropa.

Semua transaksi mereka menggunakan mata uang USD.

  • Pada bulan januari 2011 nilai tukar USD 1 = Rp8500.
  • Pada bulan maret 2011, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan revaluasi sehingga nilai tukar USD1 = Rp8000.

Pada bulan januari 2011, jika negara A ingin membeli produk perusahaan Maju Sentosa senilai Rp1.000.000,- maka negara A harus membayar Rp1.000.000 x (USD1/Rp8500) = USD117.647.

Namun, setelah adanya kebijakan revaluasi, maka nilai transaksi tersebut berubah menjadi Rp1.000.000 x (US$1/Rp8000) = USD125.

Dari ilustrasi tersebut kita dapat melihat bahwa barang-barang ekspor menjadi lebih mahal setelah adanya kebijakan revaluasi.

Dan sebaliknya, jika perusahaan Maju Sentosa melakukan impor produk garmen, maka nilai transaksi menjadi lebih murah setelah adanya kebijakan revaluasi.

Baca juga: Pengertian Kurs Mata Uang

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:

  1. Revaluasi adalah penyesuaian ke atas nilai tukar mata uang resmi suatu negara relatif terhadap baseline yang dipilih, seperti; tingkat upah, harga emas, atau mata uang asing.
  2. Dalam sistem nilai tukar tetap, perubahan nilai mata uang resmi suatu negara dapat diubah oleh pemerintah suatu negara, yaitu melalui bank sentral.
  3. Dalam sistem nilai tukar mengambang, revaluasi dapat terjadi karena berbagai peristiwa. Misalnya perubahan suku bunga antar negara, peristiwa berskala besar yang berdampak pada perekonomian.
  4. Kebijakan revaluasi bisa memberikan dampak positif dan juga negatif bagi bisnis

Di atas tadi adalah ulasan singkat tentang pengertian revaluasi, penyebabnya, dampak dan pengaruhnya terhadap bisnis. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama.