Pengertian Resesi: Memahami Apa Itu Resesi, Indikator, Penyebab, dan Dampaknya

Apa itu resesi (recession)? Istilah ini digunakan untuk menjelaskan keadaan ekonomi yang sedang menurun secara signifikan. Namun, sebenarnya apa arti resesi itu sendiri?

Pada artikel ini akan dibahas secara tuntas beberapa hal penting terkait dengan resesi, di antaranya:

  • Pengertian apa itu resesi.
  • Apa saja penyebab resesi ekonomi.
  • Apa saja dampak resesi ekonomi.
  • Indikator yang menunjukkan suatu keadaan resesi.

Jika ingin tahu lebih banyak tentang fenomena ekonomi ini, maka kamu wajib membaca artikelnya sampai akhir.

Arti Resesi Adalah

Secara umum, arti resesi adalah keadaan ekonomi yang mengalami kemerosotan secara signifikan di suatu negara, di mana produk domestik bruto (GDP) menurun atau pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua periode berturut-turut.

Menurut NBER (National Bureau of Economic Research), yaitu Biro Riset Ekonomi Nasional di Amerika Serikat, keadaan ekonomi suatu negara dapat dikatakan mengalami resesi jika terjadi penurunan signifikan pada kegiatan perekonomian secara serentak di berbagai sektor dan berlangsung selama beberapa bulan.

Suatu keadaan resesi dapat terlihat dalam produksi industri, lapangan pekerjaan, PDB riil, pendapatan riil, dan penjualan perdagangan grosir-eceran.

Banyak ahli ekonomi yang berpendapat bahwa resesi adalah bagian dari siklus bisnis atau irama teratur ekspansi dan kontraksi yang terjadi dalam perekonomian suatu negara.

Pada periode resesi, banyak orang akan mengalami kesulitan ekonomi, kehilangan pekerjaan, penurunan produksi, dan penurunan kinerja di berbagai sektor lainnya.

Indikator Resesi Ekonomi

Arti Resesi dan Indikatornya

Kemerosotan ekonomi yang menimbulkan resesi dapat diukur dengan beberapa indikator. Mengacu pada arti resesi, berikut ini adalah lima hal yang dapat dijadikan indikator terjadinya resesi:

1. Produksi dan Konsumsi Tidak Seimbang

Kegiatan produksi dan konsumsi sangat berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam hal ini, tingkat konsumsi harus seimbang dengan tingkat produksi.

Jika konsumsi dalam negeri tinggi namun tidak diimbangi dengan produksi yang tinggi, maka akan terjadi kelangkaan. Sebaliknya, jika produksi yang tinggi tidak diimbangi dengan konsumsi yang tinggi maka akan terjadi penumpukan stok.

Jadi, ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi di suatu negara dapat menjadi indikator pertama terjadinya resesi ekonomi di suatu negara.

2. Pertumbuhan Ekonomi Lambat atau Merosot

Kondisi perekonomian suatu negara ditentukan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut, yaitu pendapatan nasional atau Gross Domestic Product (GDP).

Suatu negara memiliki perekonomian yang baik jika tingkat pertumbuhan ekonominya naik. Namun, jika pertumbuhan ekonominya melambat atau merosot selama dua kuartal secara berturut-turut, maka ini menjadi pertanda negara tersebut mengalami resesi.

3. Tingkat Pengangguran Tinggi

Kegiatan produksi sangat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Dalam hal ini, tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi.

Namun, jika lapangan pekerjaan tidak ada, maka akan menimbulkan tingginya angka pengangguran. Angka pengangguran yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.

Kondisi ini kemudian akan menjadi penyebab terjadinya resesi di suatu negara.

4. Terjadi Inflasi atau Deflasi

Seperti kita ketahui, inflasi adalah keadaan perekonomian di suatu negara di mana terjadi kecenderungan kenaikan harga-harga barang dan jasa. Hal ini membuat daya beli masyarakat menurun.

Sebaliknya, deflasi adalah penurunan harga-harga barang dan jasa secara terus-menerus dalam periode yang relatif singkat. Penurunan harga-harga barang dan jasa ini mengakibatkan laba perusahaan akan menurun dan mempengaruhi GDP suatu negara.

Keduanya dapat menjadi indikator bahwa suatu negara sedang memasuki masa resesi.

5. Nilai Impor Lebih Besar dari Nilai Ekspor

Secara umum, setiap negara melakukan ekspor dan impor dalam kegiatan perekonomiannya. Selain untuk memenuhi permintaan dalam negeri, kegiatan ekspor dan impor juga menjadi wadah untuk bekerjasama dengan negara lain.

Tingkat ekspor dan impor sebaiknya harus seimbang karena jika nilai impor lebih tinggi daripada ekspor, maka hal ini dapat memicu terjadinya resesi karena anggaran belanja negara mengalami defisit.

Penyebab Resesi Ekonomi

Penyebab Resesi Ekonomi

Resesi dapat disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari yang dapat diprediksi hingga yang tidak dapat diprediksi. Sesuai dengan arti resesi, adapun beberapa penyebab terjadinya resesi adalah sebagai berikut:

1. Utang Terlalu Banyak

Sebenarnya utang dapat membantu mendorong pergerakan ekonomi suatu negara. Namun, jika utang terlalu banyak dan berada pada titik di mana negara sudah tidak dapat membayarnya, maka ini akan menimbulkan resesi ekonomi dan kebangkrutan.

2. Guncangan Ekonomi Global

Guncangan ekonomi global tidak dapat diprediksi, namun dapat berdampak besar pada perekonomian di dalam negeri. Salah satu contohnya adalah Pandemi virus Corona pada tahun 2020 yang menimbulkan guncangan ekonomi global secara tiba-tiba.

3. Inflasi dan Deflasi

Secara umum, inflasi atau deflasi dapat terjadi pada semua negara dan ini merupakan sesuatu yang wajar dalam perekonomian. Namun, jika terjadi inflasi atau deflasi yang berlebihan maka akan menimbulkan masalah besar dalam perekonomian suatu negara.

4. Perubahan Teknologi

Seperti kita ketahui, pengembangan Artificial Intelligence (AI) dan robot pekerja telah dapat menggantikan manusia dalam mengerjakan banyak hal. Hal ini diprediksi akan mengakibatkan hilangnya banyak lapangan pekerjaan di berbagai sektor yang berujung pada jurang resesi.

5. Gelembung Aset

Investasi yang berlebihan di pasar saham atau real estate diibaratkan seperti gelembung yang membesar. Pada satu titik gelembung itu akan meletus, akan terjadi penjualan dadakan yang dapat menghancurkan pasar dan menyebabkan resesi.

Dampak Resesi Ekonomi Secara Umum

Dampak Resesi Ekonomi

Resesi akan berdampak besar pada perekonomian suatu negara. Namun, yang paling merasakan dampak resesi tersebut tentunya adalah masyarakat umum.

Berikut ini adalah beberapa dampak resesi yang akan dirasakan oleh masyarakat:

1. Terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Dampak resesi yang paling nyata dirasakan oleh masyarakat adalah banyaknya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai sektor. Hal ini terjadi karena perlambatan ekonomi yang sedang terjadi membuat banyak perusahaan tutup atau mengurangi produksi sehingga penjualan dan income menurun.

2. Daya Beli Masyarakat Menurun

PHK yang terjadi di berbagai tempat mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Dampak resesi ini akan sangat dirasakan oleh para pelaku industri, khususnya UMKM.

3. Instrumen Investasi Terancam

Resesi juga berdampak pada instrumen investasi di mana nilai portofolio atau aset perusahaan seperti saham akan menurun. Pasalnya, pada masa resesi masyarakat akan lebih memilih menyimpan uangnya ketimbang membeli saham sehingga membuat nilai instrumen investasi menjadi anjlok.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa resesi adalah suatu periode penurunan ekonomi sementara di mana kegiatan perdagangan dan kegiatan industri berkurang, umumnya diidentifikasi oleh penurunan PDB dalam dua kuartal berturut-turut.

Resesi dapat menimbulkan efek domino yang merugikan di berbagai sektor ekonomi di suatu negara. Kondisi ini harus segera diatasi agar tidak menimbulkan terjadinya depresi ekonomi dan kebangkrutan ekonomi.

Demikianlah penjelasan ringkas apa itu resesi, mulai dari pengertiannya, penyebab, dampak, dan indiaktor resesi ekonomi yang terjadi di suatu negara. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.

Leave a Comment