Teliti Berinvestasi dan Berbisnis dengan Konsep Crowdfunding

Advertisement-Scroll to Continue
Image dari Dmarlett.com

Memiliki bisnis sendiri tentu menjadi impian semua orang, tak terkecuali kita. Memiliki bisnis sendiri berarti merdeka secara finansial dan mampu mengatur kinerja tim sesuai dengan pengalaman dan keinginan kita. Tentu butuh tim yang solid dan minat yang besar untuk mengelola sebuah bisnis hingga menjadi sukses. Namun selain butuh kerjasama tim dan minat yang besar, modal juga dibutuhkan lho dalam membangun suatu bisnis.

Untungnya, kendala modal di zaman modern ini dapat diatasi dengan berbagai cara tertentu. Salah satunya dengan menerapkan konsep Crowdfunding saat berbisnis.

Apa itu Crowdfunding?

Crowdfunding berasal dari kosakata bahasa Inggris, crowd yang artinya ramai dan funding yang artinya pendanaan. Secara harafiah, Crowdfunding dapat didefinisikan sebagai pendanaan bisnis yang berasal dari lebih dari 1 pihak. Atau bahasa Indonesianya lebih familiar dengan istilah “patungan”.

Dalam konsep bisnis ala Crowdfunding, ada pihak yang berperan sebagai pencetus ide (creators), sang pemodal (backers), proyek dan pledges (janji). Sistem bisnis crowdfunding dapat melatih kita yang memiliki cukup modal untuk memilah-milah bisnis mana yang memiliki prospek yang lebih menjanjikan. Dengan demikian, secara tak langsung kita akan terbiasa untuk belajar berinvestasi melalui sistem bisnis ini.

Artikel lain: Startup Sukses Dimulai dari Kerjasama 3 Pihak Utama Ini Lho

Tentang Sistem Kerja Crowdfunding?

Konsep crowdfunding mengharuskan sang creators untuk memberikan penjelasan mengenai gagasan seputar bisnis yang akan dikembangkan serta alasan mengapa bisnis tersebut memiliki prospek yang menjanjikan. Selanjutnya, creators juga perlu menyebutkan rincian dana yang dibutuhkan dan beragam poin kesepakatan yang menjadi perjanjian antara pihak creators dengan pihak backers. Pada umumnya, ada 4 jenis kesepakatan yang biasanya diterapkan dala perjanjian crowdfunding, antara lain:

  • Kepemilikan saham oleh pihak backers
  • Perjanjian bagi hasil
  • Reward (hadiah kecil berbentuk non uang)
  • Non kompensasi (pihak backers tak mengharapkan imbalan dari crowdfunding)

Oleh sebab itu, untuk menarik para investor yang bersedia menjadi backers, pihak creators harus lebih kreatif dan jujur dalam mengolah ide-ide bisnis yang bisa diwujudkan secara real.

Batas Waktu Pengumpulan Dana Dalan Crowdfunding

Biasanya kita bisa memanfaatkan situs-situs yang menyediakan jasa perantaraan Crowdfunding untuk kemudian mencari pihak backers. Misalnya, bila kita menargetkan tenggang waktu 3 bulan untuk mengumpulkan seluruh dana, maka situs tersebut akan membantu kita mengatur proses pengumpulan dana.

Jika dalam waktu 3 bulan dana yang ditargetkan belum terkumpul, maka dana yang sudah terkumpul akan dikembalikan ke rekening pihak calon backers. Sedangkan bila dana yang ditargetkan sudah mencukupi, dana tersebut akan segera dikirim ke rekening creators dengan potongan kurang lebih 5% untuk membiayai jasa situs Crowdfunding. Langkah selanjutnya, sang creators dapat mulai menjalankan bisnis dan merealisasikan janji-janji yang sudah disepakati bersama pihak backers.

Dimana Kita Bisa Menggunakan Sistem Crowdfunding?

Ada beberapa situs populer yang memfasilitasi konsep crowdfunding untuk menjembatani hubungan antara calon creators dan calon backers, misalnya situs Kickstarter.com dan Crowdcube.com. Sementara itu, di Indonesia juga sudah tersedia situs serupa yakni Bursaide.com, Wujudkan.com dan Patungan.net. Gagasan yang menarik dan invoatif tentu bisa menarik minat para calon backers secara lebih cepat. Proyek yang dapat dijalankan dengan konsep Crowdfunding sangat beragam, antara lain produk kuliner, usaha fotografi, desain, komik hingga fashion.

Risiko gagal dalam menjalankan bisnis dengan konsep Crowdfunding pasti ada. Namun kita tentu tak tahu sampai dimana intuisi dan pengetahuan bisnis kita bila kita belum pernah mencoba konsep ini sebelumnya. Jadi tak ada salahnya lho bila kita menganalisis dan mencoba untuk berinvestasi pada sektor bisnis yang tepat.

Baca juga: Tips Untuk Memajukan Startup Pada Situasi Yang Sulit

Banyak cerita sukses tentang para entrepreneur muda yang sempat terbentur dengan pendanaan untuk mengembangkan bisnis. Namun melalui sistem Crowdfunding, hal tersebut bisa diatasi. Selain dapat memperoleh pendanaan dari para backers, para entrepreneur muda tersebut juga berkesempatan untuk mengembangkan interpersonal skill dan menjalin relasi yang komunikatif dengan para calon investor.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment