advertise-scroll to continue

Tak Cukup Potensial, Ecommerce Lamido Dikabarkan Akan Segera Tutup

Ecommerce-Lamido-Dikabarkan-Akan-Segera-Tutup

Sejak beberapa tahun belakangan, tren jual beli online memang semakin meningkat. Masyarakat kini sudah lebih sadar besarnya manfaat dan kemudahan dari proses jual beli online. Selain masyarakat sebagai konsumen, pihak lain yang juga ikut diuntungkan tentunya ialah penyedia layanan jual beli online atau yang sering kita sebut layanan #ecommerce. Dimulai dari masa kejayaan TokoBagus yang berhasil menghidupkan gairah jual beli online di Indonesia, kini sudah semakin banyak ecommerce lain yang tumbuh di tanah air.

Berbekal berbagai layanan untuk mempermudah proses jual beli online, tiap perusahaan ecommerce tentunya akan saling sikut untuk menjadi layanan nomor satu. Dampaknya, persaingan antar ecommerce pun kini semakin memanas. Bagi ecommerce yang tak mampu bertahan, kemungkinan besar pasti akan gulung tikar atau rela “dikawinkan” dengan ecommerce sejenis yang lebih dominan.

Hal inilah yang kabarnya akan terjadi pada situs ecommerce berkonsep C2C, #Lamido. Dengan beberapa alasan, perusahaan pengelola Lamido berencana menutup layanan Lamido Indonesia secara permanen dalam waktu dekat.

Artikel lain: Lamido.co.id ~ Amankah Belanja Online di Situs Ini?

Perjalanan Lamido Indonesia

Belum lama ini berita yang paling menghebohkan dari dunia ecommerce yakni dileburnya Berniaga ke dalam layanan OLX Indonesia. Padahal seperti kita tahu bahwa OLX sendiri sebelumnya sudah melakukan merger dengan “Bapak”nya ecommerce di Indonesia yakni TokoBagus.com. Ini menjadi bukti nyata sedang terjadinya sentralisasi pasar ecommerce oleh pemain besar.

Dengan langkah OLX tersebut, praktis kini layanan ecommerce yang menggunakan konsep classified atau iklan baris sudah dalam gengaman OLX. Adapun ecommerce berkonsep sama masih belum bisa disandingkan dengan layanan berjaringan internasional tersebut.

Melangkah pada konsep ecommerce Marketplace C2C, Lamido menjadi salah satu pemain di kancah lokal yang terbilang cukup besar. Mulai online pada September 2013 lalu, Lamido yang masih dibawah grup #Lazada tersebut terus menunjukkan eksistensi dengan menggaet lebih banyak merchant di tahun pertama berdiri.

Fokus awal Lamido adalah menjadi platform online bagi merchant berskala kecil dan menengah di Indonesia. Dan dengan proses pendekatan serta didukung jaringan marketing yang kuat akhirnya perusahaan tersebut mampu menjaring tak kurang dari 2500 merchant dari seluruh Indonesia.

Artikel lain: TokoBagus dan Berniaga Gabung OLX, Pengguna Kecewa?

Persaingan di Ranah Marketplace C2C

Jika berbicara tentang konsep C2C atau Costumers to Costumers, di Indonesia saat ini terdapat dua nama ecommerce yang layak ditempatkan di peringkat atas yakni Tokopedia dan Lamido. Bukan tanpa alasan pemilihan tersebut, pasalnya Tokopedia sendiri merupakan marketplace yang dipandang mempunyai masa depan panjang di pasar lokal.

Hal tersebut dibuktikan dengan berhasilnya Tokopedia mendapatkan pendanaan sebesar USD 100 juta dari SoftBank Internet and Media dan Sequoia akhir tahun lalu. Dan untuk Lamido, ecommerce tersebut merupakan salah satu anak perusahaan dari jaringan bisnis online internasional, Rocket Internet. Perlu diketahui Rocket Internet merupakan perusahaan online yang membawahi banyak ecommerce besar seperti Lazada, Zalora, Lamudi dan lain lain.

Akan Segera Dinon-Aktifkan

Melihat persaingan ecommerce marketplace C2C yang cukup berat, mungkin hal tersebutlah yang menjadi salah satu alasan mengapa Rocket Internet berencana untuk menutup layanan Lamido. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman DailySocial.net, rencana itu sudah mulai terlihat dari makin lesunya operasional ecommerce Lamido Indonesia. Bahkan kabarnya saat ini staff Lamido yang berjumlah 50 orang sudah mulai dipindah operasikan ke induk layanan Lazada. Ditambah lagi, setelah ini kegiatan promosi layanan Lamido Indonesia juga akan dihentikan oleh Rocket Internet.

Selain itu pantauan Maxmanroe sendiri melihat fanspage #media sosial dari Lamido Indonesia juga sudah terlihat lesu dengan posting terakhir tertanggal 4 Maret lalu. Ketika saya mencoba menghubungi layanan support chatnya pun sudah tidak aktif, apakah hal tersebut kian memastikan bahwa layanan Lamido akan segera di tutup dalam waktu dekat?

Apapun yang akan terjadi nantinya pada layanan Lamido, yang pasti semoga tidak merugikan atau berdampak buruk pada perkembangan jual beli online di Indonesia.

M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

4 thoughts on “Tak Cukup Potensial, Ecommerce Lamido Dikabarkan Akan Segera Tutup”

  1. wah ternyata sudah tutup tah. saya cari cari link lamido.co.id di redirect ke lazada. kirain kemana. ternyata bangkrut wkwk… hehe

    bener kata atas ane, terkena sleksi alam kali hehehe… yah gitulah namanya juga bisnis :v

    Reply
  2. Saya pernah belanja di sini, tetapi sampai 5 hari barang tidak dikirim dan akhirnya saya batalkan pesanan saya dan uang dikembalikan lagi.

    Reply

Leave a Comment