Sharon Isabella: Sudah Waktunya Wanita Unjuk Gigi di Industri Teknologi

Advertisement-Scroll to Continue
Sharon Isabella
Image dari Metrotvnews.com

Sharon Isabella – Sejak pertama kali berkembang bisa dikatakan memang industri teknologi lebih banyak ditukangi oleh laki-laki. Dengan alasan yang bersifat lebih teknis, banyak yang berfikir bahwa industri teknologi lebih “matching” dengan kaum Adam.

Namun nyatanya memasuki era modern, tidak hanya laki-laki saja yang mampu berkiprah lebih di bidang teknologi. Kini tak sedikit juga wanita yang mampu menembus dominasi pria di bidang yang satu ini. Dari beberapa nama, di Indonesia ada salah seorang wanita yang telah membuktikan bahwa industri #teknologi juga ramah bagi pekerja profesional wanita, yakni Sharon Isabella.

Sharon Isabella yang saat ini menjabat sebagai Digital Marketing Lead Microsoft Indonesia, mempunyai segudang pengalaman yang unik sekaligus inspiratif terutama bagi para kaum wanita yang ingin terjun di dunia teknologi. Mempunyai basic di bidang public relation, karir Sharon perlahan naik hingga bisa menduduki jabatan strategis di mega perusahaan Microsoft.

Selengkapnya tentang kisah dan perjuangan Sharon Isabella meniti karir, bisa rekan-rekan simak pada artikel di bawah ini.

Awal Karir Sharon Isabella

Sebelum masuk perusahaan teknologi raksasa #Microsoft, Sharon Isabella mengawali karirnya sebagai petugas humasan di salah satu perusahaan agency public relation di Jakarta. Kala itu ia lebih banyak menangani bidang khususnya industri aviasi dan lifestyle. Bekerja selama kurang lebih 5 tahun dalam bidang ini, tentunya memupuk keahlian dan juga pengalamannya yang tidak sedikit.

Dan dari situlah, pada satu waktu ia mendapatkan informasi tentang peluang kerja sebagai public relation di perusahaan Microsoft Indonesia. Tak disia-siakan, ia lantas mengambil kesempatan tersebut. Setelah menggali informasi lengkap tentang peluang kerja di perusahaan Microsoft Indonesia.

Artikel lain: Dian Siswarini : Wanita Tangguh yang Menduduki Puncak Kepemimpinan XL Axiata

Sharon mengaku sangat tertarik dengan nama besar perusahaan besutan Bill Gates tersebut. Yang membuat wanita penggemar style vintage tersebut merasa tertantang untuk bekerja di Microsoft adalah, kisah dari sang pendiri yang dinilai sangat inspiratif dalam membangun pondasi perusahaan teknologi ini.

Hingga akhirnya setelah serangkaian tes, Sharon dinyatakan lolos dan mulai bekerja sebagai staff public relation Microsoft Indonesia. Dari situlah, pengalaman kerja yang lebih besar terutama menyangkut dunia teknologi perlahan ia dapatkan.

Kendala di Awal Karir Sharon Isabella

Meskipun mempunyai kapasitas yang tinggi di bidang public relation dengan pengalaman selama beberapa tahun bekerja, tak lantas membuat karir Sharon berjalan mulus sejak awal. Ia mengaku bahwa memasuki industri teknologi ternyata menawarkan sebuah tantangan baru yang harus ia hadapi. Awalnya ia mengaku masih sedikit shock dengan budaya kerja terlebih karena minimnya pengetahuan akan teknologi yang memang harus dikuasai sebagai seorang public relation.

Namun hal tersebut tidaklah menjadi hambatan meskipun harus bekerja di lingkungan yang konon kabarnya lebih banyak dihuni oleh kaum pria. Yang membuat dirinya bersyukur adalah adanya dukungan dari pihak perusahaan serta sesama pekerja terhadap kesulitan yang dimiliki oleh Sharon. Dari situ ia berkaca bahwa kini sudah ada banyak nama wanita yang mampu menduduki posisi tinggi di perusahaan teknologi. Seperti contohnya seperti Sarah Sandberg di Facebook dan Marissa Meyer di Yahoo. Beberapa nama tersebutlah yang terus membuat api motivasi Sharon terus berkobar.

Menangani Program Pengenalan Teknologi Untuk Perempuan

Selama masa berkarir di Microsoft Indonesia, salah satu momen yang dirasa sangat berkesan adalah ketika ia menjalankan program bertajuk “Hour of Code” yang mengusung misi untuk mempermudah seseorang untuk belajar ilmu coding. Pada proyek ini salah satu yang disasar adalah para pelajar perempuan yang mempunyai ketertarikan terhadap dunia teknologi utamanya pemrograman.

Menurut Sharon, program ini layaknya sebuah gerbang yang membuka arus ketertarikan dan minat generasi muda wanita terhadap profesi yang selama ini dirasa cukup asing seperti contohnya sebagai insinyur teknik atau software programmer. Padahal Sharon sangat yakin bahwa potensi untuk berkecimpung di industri ini sangatlah besar bagi para wanita.

Baca juga: Oktariani Nurul Pratiwi ~ Hijabers Muda Dengan Bakat Mentereng Di Bidang Teknologi Aplikasi

Sudah Cinta Dengan Industri Teknologi

Dalam sebuah kesempatan, Sharon sempat ditanyakan apakah ia ingin berganti bidang industri untuk ke depannya. Dan secara tegas wanita berkulit langsat ini menyatakan sudah terlanjur mencintai bidang industri yang ia jalani saat ini. Bahkan untuk mendukung profesinya di bidang public relation, ia meneruskan pendidikan Magister of Marketing, bidang Digital Marketing Management di sebuah universitas di Jakarta.

Hal tersebut merupakan wujud keseriusan dan keinginannya untuk berkontribusi lebih maksimal dalam bidang yang iya ampu. Khusus untuk perusahaan Microsoft Indonesia, ia juga merasakan kenyamanan yang luar biasa di samping sisi besarnya prestis bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan Microsoft mempunyai budaya kerja yang dinilai sangat mendukung berkembangnya potensi para profesional wanita. Tanpa adanya perbedaan gender, kaum wanita merasa sangat dihargai dan juga mampu lebih mengeksplor kemampuan terbaik dalam dirinya.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment