Sepotong Kisah Perjuangan Bos Microsoft Indonesia Sebelum Mencapai Kejayaan

Advertisement - Scroll to Continue
Andreas Diantoro
Image dari Bercacakra.co.id

Nampaknya sudah tidak terhitung berapa banyak kisah sukses profil besar baik di Indonesia maupun luar negeri yang berhasil mencapai kesuksesannya berkat perjuangan keras dimulai dari kondisi bawah. Namun yang membuat unik, setiap kisah sukses selalu menyimpan cerita tersendiri dan juga pelajaran hidup yang bisa kita petik sebagai motivasi diri.

Dan untuk kisah inspiratif kali ini, Maxmanroe hadirkan perjalanan seorang eksekutif di bidang industri #teknologi yang kini menduduki puncak kepemimpinan perusahaan Microsoft Indonesia. Ia tak lain adalah Andreas Diantoro. Sudah menjalani karir di bidang teknologi selama belasan tahun, pengalaman dan juga kapasitas Andreas Diantoro tentunya tidak bisa diragukan lagi. Hal ini tercermin dari beragam prestasi yang telah diukir semasa ia mengabdi di sejumlah perusahaan teknologi besar.

Dan setelah tampuk kepemimpinan #Microsoft Indonesia jatuh ke tangannya, nama Andreas Diantoro nyatanya semakin bersinar dan mendapatkan apresiasi tersendiri dari pelaku industri teknologi digital dalam negeri. Berikut sedikit kisah perjuangan, Andreas Diantoro menuju tangga kesuksesannya.

Masa Kecil Andreas Diantoro

Mengenang kembali ke belakang, Andreas Diantoro dilahirkan oleh orang tua yang merupakan sepasang atlet basket, yakni Diantoro dan Juliana. Hal tersebut juga lah yang membuat pria kelahiran 12 September 1968 ini, begitu akrab dengan dunia basket sejak ia masih remaja.

Kisah awal pertemuan sang orang tua juga tidak kalah menarik. Sang ayah yang merupakan atlit basket perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta, bertemu dengan sang ibu yang mewakili kontingen Jawa Tengah dalam Pekan Olahraga Nasional beberapa puluh tahun silam. Dari pertemuan tersebut akhirnya berlanjut dan bermuara pada lahirnya Andreas kecil.

Artikel lain: Michael Dell, Penjual Koran yg Sukses Menjadi Miliader Bisnis Teknologi

Yang menarik ternyata, meski kini dikenal sebagai seorang eksekutif kelas atas di bidang industri teknologi dan informasi, Andreas Diantoro ternyata belum terlalu menyukai bahkan sama sekali tidak mempunyai mimpi untuk dapat berkarir setinggi ini di bidang teknologi.

Bukan Seorang Pecinta Teknologi Tulen

Jika banyak kisah sukses profil yang kini bergelut di bidang teknologi, dulunya juga mempunyai background kecintaan terhadap dunia teknologi yang begitu besar sejak masih berusia remaja. Namun berbeda dengan sosok Andreas Diantoro, dulu pada saat ia masih berusia belasan tahun satu-satunya hal menjadi kegemaran Andreas adalah permainan bola basket. Tidak mengejutkan memang mengingat kedua orang tuanya merupakan atlet basket bahkan hingga tingkat provinsi.

Dalam sebuah kesempatan ia bahkan sempat menyatakan, dulunya yang menjadi prioritas utama dalam hidupnya adalah basket. Ia pun juga mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang pemain basket profesional melebihi capaian yang telah diraih sang orangtua.

“Prioritas saya dulu yang pertama basket, kedua basket, lalu ketiga juga basket. Belajar itu nomor sekian,” kenangnya.

Mengubah Jalur Hidup

Namun setelah beranjak ke jenjang perguruan tinggi, hal yang mengubah hidup seorang Andreas Diantoro terjadi ketika sang orang tua menentang dirinya untuk terus menekuni basket sebagai jalan hidup. Alasan yang diberikan oleh orang tuanya pun terbilang sangat masuk akal. Mereka yang dulunya sudah pernah menjalani karir sebagai pemain basket, merasa bahwa jalur tersebut tidak bisa menjamin masa depan yang cerah utamanya untuk urusan finansial.

Dari situlah Andreas mulai sedikit membelokkan jalur hidup untuk mencari tujuan yang sesuai dengan harapan orang tua. Ia mengisahkan, dulu dirinya sering mengikuti orang tua untuk mencari barang dagangan hingga ke kota Jakarta. Dari situlah insting bisnis Andreas mulai terbangun terutama dalam memandang potensi bisnis.

Perjalanan Menuju Kesuksesan Tidak Pernah Mudah

Waktu berjalan hingga akhirnya Andreas lulus sekolah menengah atas dan meneruskan pendidikan di perguruan tinggi. Dari situ ia juga pernah mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu hingga ke luar negeri. Ketika berada di luar negeri, siapa sangka ternyata orang yang kini menduduki jabatan nomor satu di perusahaan Microsoft Indonesia ini ternyata pernah menjalankan pekerjaan yang terbilang jauh di bawah kondisinya saat ini.

Baca juga: Aaron Levie ~ Sang Founder Box, Drop Out Kuliah Hingga Sukses Menjadi Triliuner Di Usia 30 Tahun

Ketika masih berjuang di negeri orang, Andreas pernah menjadi tukang angkut sampah serta bekerja sebagai pelipat selimut di sebuah rumah sakit. Tahapan ini ia jalani dengan penuh keyakinan bahwa untuk mencapai posisi yang lebih tinggi seseorang harus melewati masa-masa yang sulit terlebih dahulu. Sikap tidak pantang menyerah dan juga mempertimbangkan segala sesuatunya dengan baik, ia akui juga tak lepas dari didikan orang tua dan hasil tempaan latihan basket yang dulunya pernah ia tekuni.

“Olahraga  penting untuk membangun karakter. Di sana ada teamwork, kita belajar untuk bekerja sama dengan teman, mempelajari sikap, dan  membangun sportivitas. Semuanya hal-hal yang penting sekali untuk  kesuksesan,” ujar Andreas.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

Leave a Comment