Sempat Di Ujung Tanduk, Inilah Langkah Besar Perusahaan Lego Mengubah Nasibnya

Advertisement-Scroll to Continue
perusahaan Lego
Image dari Nccomicon.com

Lego merupakan salah satu brand mainan yang paling populer di dunia. Sebagai salah satu perintis mainan berbasis blok susun, yang membuat Lego semakin mendunia adalah adanya loyalitas para pecinta Lego yang selalu mengikuti dan mendukung secara langsung perkembangan Lego.

Seperti diketahui bahwa beberapa waktu yang lalu perusahaan mainan ini baru saja menelurkan sebuah karya film yang berjudul The Lego Movie. Mengangkat konsep petualangan dunia fantasi yang tersusun dari miliaran Lego, film ini bisa di bilang telah meraih kesuksesan besar di awal peluncurannya. Bagaimana tidak dalam satu minggu pertama saja keuntungan yang didapatkan dari The Lego Movie sudah mencapai $69 juta dollar. Angka tersebut bahkan menempatkan film The Lego Movie pada jajaran atas debutan film paling sukses di dunia.

Namun tidak banyak yang tahu bahwa kesuksesan tersebut pernah diuji kondisi yang sangat berat. Tepatnya pada tahun 2004, perusahaan Lego dinyatakan dalam kondisi sekarat.

Bermula Dari Kesalahan Keputusan

Menilik jauh ke belakang perusahaan Lego telah berdiri selama beberapa puluh tahun. Sejak pertama kali beroperasi, produk mainan blok susun Lego sudah ramai penggemar. Dimulai dari perusahaan yang berada di Denmark, popularitas Lego perlahan menyebar hingga mencapai ke seluruh dunia.

Namun siapa sangka pada era tahun 2000-an, sebuah keputusan yang tidak tepat akhirnya membawa perusahaan ke bibir jurang kehancuran. Kalau itu pihak eksekutif memandang bahwa perlu adanya pembaharuan dari sisi produksi dan juga kreativitas.

Oleh karena itu perusahaan memutuskan untuk mengambil tenaga desainer dari beberapa lulusan terbaik universitas yang ada di Eropa. Langkah tersebut diharapkan bisa memberikan angin segar berupa konsep dan model Lego yang lebih modern dan inovatif. Tidak hanya itu, pihak perusahaan juga memutuskan untuk memberhentikan para perancang veteran, yang telah bekerja di perusahaan Lego selama kurun waktu 20 tahun terakhir.

Dari sinilah masalah mulai timbul, para petinggi perusahaan melakukan kesalahan karena tidak mempertimbangkan aspek sejarah serta antusiasme gambar penggemar Lego yang telah membantu perusahaan tersebut tumbuh hingga sebesar ini.

Artikel lain: 5 Pelajaran Penting Dari Raksasa Ecommerce China Alibaba

Kesalahan lainnya adalah para lulusan terbaik perancang dan desainer tersebut tidak benar-benar memahami jiwa serta ruh yang ada dalam setiap kubik balok Lego. Dan dampaknya sangat fatal, kala itu jumlah produksi permainan Lego membludak. Kebutuhan akan fasilitas gudang serta logistik tidak mampu menampung jumlah produksi yang sebesar itu. Ditambah lagi dengan minat para penggemar Lego yang justru turun paska pergantian para designer kawakan.

Berapa pihak menilai bahwa satu-satunya hal yang menyebabkan Lego berhasil bertahan di tahun-tahun kritis tersebut adalah adanya produk yang terus mendatangkan keuntungan yakni seri “Star Wars” dan “Bionicle”. Namun mengandalkan 2 anak emas tersebut tentu tidak akan cukup untuk membendung keruntuhan perusahaan.

Langkah Perusahaan Lego Membangun Kembali Bisnisnya

Pada tahun 2004, Lego menunjuk seorang eksekutif baru sebagai CEO yakni Vig Knudstrop. Langkah besar pun langsung ditunjukkan oleh Vig, dengan merekontruksi proses produksi beberapa jenis Lego yakni micro-motor dan optic fiber Kits yang dinilai kurang menghasilkan.

Kemudian langkah besar yang menjadi rahasia kebangkitan Lego dicanangkan oleh Vig dengan mengalih tugaskan proyek pembuatan konsep serta kreativitas produk Lego kepada para penggemar setia. Hingga lahirlah istilah yang dinamakan Adult fans of LEGO atau AFoL. Secara sederhana AFoL merupakan kumpulan dari para penggemar Lego berusia dewasa yang telah lama mengikuti perkembangan permainan ini dan dinilai mengerti benar baik sejarah maupun trend dari produk Lego.

Kemudian para AFoL direkrut untuk bersama-sama mengembangkan produk Lego. Hal ini dilakukan karena menurut Vig, selama ini perusahaan telah kehilangan identitas karena meninggalkan pihak yang benar-benar loyal dan mengerti arti dalam Lego itu sendiri.

Baca juga: 9 Pelajaran Bisnis Berharga Dari Starbucks Coffe

Dampak besar pun diraih oleh perusahaan. Keikutsertaan para AFoL justru memberikan angin segar serta peningkatan atensi penggemar yang lebih besar lagi. Hal tersebut tentu tidak mengejutkan karena sesama fans tentu tahu apa yang fans lain inginkan.

Dan kini di tahun 2015 perusahaan Lego berhasil mengatasi masa-masa sulit itu. Pelajaran yang bisa diambil adalah terkadang kita tidak bisa mengesampingkan pihak pihak atau orang yang ada dalam lingkup bisnis kita. Demikian juga begitu pentingnya loyalitas penggemar yang dapat mendorong sebuah bisnis lebih berkembang lagi.

Advertisement
M Majid

Mochamad Majid adalah content writer sekaligus editor di Maxmanroe.com. Menyukai dunia digital media dan fotografi.

1 thought on “Sempat Di Ujung Tanduk, Inilah Langkah Besar Perusahaan Lego Mengubah Nasibnya”

Leave a Comment