Ukuran dari kesuksesan tidak bisa dilihat hanya dari berapa banyak harta yang kita miliki. Kesuksesan juga bisa dilihat dari seberapa besar manfaat yang berhasil kita ciptakan dari apa yang kita kerjakan.
Salah satunya seperti yang dilakukan seorang dokter bernama Rizali Haris Nasution. Meskipun memiliki background di bidang kesehatan, ia justru lebih banyak dikenal berkat kesuksesannya mengembangkan usaha pembiayaan bagi kaum tidak mampu di kawasan Sumatera Utara.
Yang menarik, badan usaha pembiayaan masyarakat yang kini telah menyalurkan dana mencapai ratusan juta tersebut ia mulai dari modal yang bisa dibilang sangat sedikit yakni hanya Rp60 juta.
Berawal Dari Keprihatinan
Sebagai seorang dokter tentu cukup aneh jika kemudian Rizali justru terjun ke dunia bisnis pembiayaan. Dan itu didasari karena keprihatinan dirinya terhadap kondisi masyarakat yang kurang bisa menerima promosi kesehatan utamanya di kawasan Sumatera Utara.
Kegelisahannya terhadap tak optimalnya program promosi kesehatan dan pendidikan yang ia lakoni dengan sang ayah H Haris Nasution sejak 1983, membuat alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 1979 itu mulai merambah sektor pembiayaan.
Artikel lain: 6 Pengusaha Muda Ini Buktikan Usia Bukan Penghalang Untuk Sukses
“Tahun 1998 itu kami mulai tidak sreg. Itu sebabnya saya dan teman-teman mulai melakukan kajian terhadap program yang selama ini kami laksanakan. Dan ternyata, kami menemukan faktor kemiskinan yang menyebabkan tidak peduli dengan program yang kami jalankan,” kenang Rizali.
Mendapat Inspirasi Dari Bangladesh
Setelah berpikir kembali bagaimana cara mengembangkan bisnis pembiayaan, Rizali dan teman-teman, mendapat inspirasi dari kisah seorang pengusaha asal Bangladesh. Saat ia dan rekan-rekannya mulai frustrasi, Rizali mendapatkan kesempatan untuk mengenal sistem Grameen Bank atau bank untuk rakyat miskin, yang kala itu sukses membantu banyak perempuan di Bangladesh, keluar dari jerat kemiskinan.
Dari situlah, ia bersama tim mencoba untuk mendalami konsep yang ditawarkan oleh usaha pembiayaan yang mampu memberi manfaat besar bagi masyarakat ekonomi kurang mampu.
“Kami kemudian mendapatkan kesempatan belajar dua minggu di Bangladesh tentang sistem itu. Dan begitu pulang ke Tanah Air, kami melakukan sejumlah modifikasi, agar tetap sesuai dengan basis gerakan kami yakni pendidikan dan kesehatan. Dan pada 12 Juni 1999, dengan modal Rp60 Juta, kami mulai menjalankan Program yang kami berdiri nama Pokmas-Mandiri,” kisah Pemenang Kick Andy Heroes 2015 itu.
Mendirikan Pokmas-Mandiri
Dari sini Pokmas-Mandiri sebagai badan usaha pembiayaan masyarakat miskin mulai digulirkan. Program ini secara umum pembantu pembiayaan untuk rakyat miskin mulai dari Rp500 ribu-Rp5 Juta yang bisa diperoleh secara bertahap. Sasaran dari program yang telah berbadan hukum koperasi sejak 2004 itu, adalah perempuan yang benar-benar berkeinginan untuk menyejahterakan keluarga, dan memiliki rencana usaha mikro yang realistis.
“Syarat menerima pembiayaan dari kami adalah perempuan dan harus miskin. Semakin miskin seorang perempuan, semakin layak dia menerima bantuan pembiayaan. Sehingga mereka bisa memulai usaha bermodal kecil seperti menjual mi, bakso, keripik, sayur, toko kelontong, dan usaha mikro lainnya yang bermodal kecil, tapi berputar dengan cukup cepat,” jelasnya.
Saat ditanya tentang bagaimana azas dasar dari Pokmas-Mandiri, Rizali menyatakan bahwa semuanya berdasarkan azas kejujuran. Ia percaya bahwa proses yang baik untuk membantu sesama dapat berjalan juga jika disertai dengan kejujuran antar setiap anggota.
Mengenai sistem bantuan pendanaan tersebut, setiap pengaju bisa mengumpulkan satu kelompok yang terdiri dari 4 hingga 7 orang. Anggota kumpulan saling mengenal dengan baik dan tinggal berdekatan. Beberapa kumpulan bersatu menjadi sebuah rembuk (maksimal 40 orang). Rembuk adalah pusat pertemuan mingguan (weekly meeting centre).
“Kita hanya berupaya agar mereka mendapatkan modal, memiliki perencanaan usaha, dan bisa menjalankan usahanya dengan baik sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menyejahterakan keluarga. Ya kalaupun gagal, kita tidak akan mengejar-ngejar mereka. Paling mereka tidak bisa mendapatkan bantuan lagi. Dan kalau meninggal, pinjaman yang berjalan kami hapuskan, kecuali ahli warisnya mau melanjutkan,” jelas Rizali.
Hingga saat ini, terkait dengan pencapaian Pokmas-Mandiri, setidaknya sudah ada lebih dari 40ribu wanita dari keluarga kekurangan yang tergabung dalam program tersebut. Mereka berasal dari berbagai wilayah mulai dari Deli Serdang, Asahan, Tanjung Balai, Langkat dan Binjai.